Tiga Faktor yang Pengaruhi Kerusakan Paru Penyintas Covid-19


Utamanya menyerang saluran napas bawah, Covid-19 kerap mengakibatkan jaringan parut atau kerusakan pada paru. Cedera pada paru inilah yang kemudian menyebabkan penyintas Covid 19 dapat mengalami gejala atau gangguan pernapasan (pneumonia) yang menetap selama empat sampai 12 minggu setelah terinfeksi.

"Bahkan, pada beberapa pasien, dapat pula terjadi gejala post Covid-19 kronis sampai lebih dari 12 pekan," jelas dr Amira Anwar SpP.

Selain mengobati orang yang tengah terinfeksi, saat ini tenaga kesehatan juga menghadapi gejala-gejala post Covid-19 alias keluhan kesehatan pada orang yang sudah sembuh dari infeksi akut. Tak hanya pada seseorang yang sebelumnya bergejala berat saja.

"Gangguan kesehatan pada penyintas ini juga banyak dialami oleh seseorang yang tadinya hanya bergejala ringan, bahkan tanpa gejala apapun," kata dr Amira yang merupakan dokter spesialis paru dan pernapasan RS Pondok Indah – Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Gejala post Covid-19 yang dimaksud antara lain batuk berdahak atau kering, sesak napas, keterbatasan aktivitas, lekas lelah, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, perubahan rasa dan penciuman. Selain itu, terdapat perubahan mood, nyeri dada, tenggorokan sakit, serta adanya kelainan pada hasil pemeriksaan laboratorium dan radiologi.

Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah batuk serta hilangnya indra pengecap dan penciuman sekitar 32 persen. Untuk menegakkan diagnosis gejala post Covid-19 atau long covid, penyintas disarankan untuk berkonsultasi ke dokter dan melakukan beberapa pemeriksaan.

Dr Amira mengatakan, penyintas Covid-19 bisa jadi memerlukan  tes PCR ulang, pemeriksaan darah, radiologi, rekam jantung, dan pemeriksaan uji fungsi paru. Pemeriksaan ini berguna untuk membantu menegakkan diagnosis, guna menangani gejala-gejala post Covid-19 yang masih dirasakan.

Dr Amira menjelaskan, ada tiga faktor yang memengaruhi risiko kerusakan paru pada penyintas Covid-19, yakni:

Tingkat keparahan penyakit

Apakah pasien mengalami gejala ringan, sedang, atau berat ketika terinfeksi Covid 19? Pasien dengan gejala ringan cenderung lebih jarang memiliki cedera atau parut yang bertahan lama di jaringan paru.

Kondisi kesehatan

Apakah pasien memiliki penyakit komorbid, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau penyakit jantung yang dapat meningkatkan risiko penyakit bertambah parah? Orang yang berusia lanjut juga lebih rentan mengalami kasus Covid-19 yang parah.

Hal ini terkait dengan jaringan paru yang sudah mengalami penuaan (degeneratif). Alhasil, kondisinya lebih tidak fleksibel jika dibandingkan dengan jaringan paru pada seseorang yang berusia lebih muda.

Tindakan pengobatan

Pemulihan pasien dan kesehatan paru jangka panjang akan bergantung pada jenis perawatan apa yang mereka dapatkan, dan seberapa cepat pengobatan dilakukan. Pada pasien dengan gejala berat, perawatan yang tepat selama di rumah sakit dapat meminimalkan kerusakan paru-paru.

Related

Health 4285883987573788137

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item