Sejarah dan Asal Usul Celana Jins Levi's yang Populer di Dunia


Sebelum 1934, mayoritas perempuan di Amerika hanya punya dua pilihan untuk bawahan, yakni rok dan gaun tradisional. Kehadiran seri Lady Levi keluaran Levi's®, kala itu populer juga dengan sebutan Lot 701, mengubah lanskap fesyen kaum hawa—bahkan hingga saat ini.

“Nenek suamiku, sekarang berusia 101 tahun, menggambarkan bagaimana wanita barat yang berpikiran terbuka memeluk celana jins Lady Levi sebebas seperti kemajuan lainnya,” tulis Tracey Panek, sejarawan, tentang jins pertama yang dikeluarkan Levi's® untuk perempuan.

Levi's®, kita tahu, lebih dari sekadar sejarah. Merek yang dipatenkan Levi Strauss dan Jacob Davis pada Mei 1873 ini telah menjelma menjadi produk sekaligus simbol budaya masyarakat di belahan bumi mana pun, terutama di Barat. Pada 1960, misal, saat Generasi Bunga sedang mekar-mekarnya, celana jins bootcut dan “celana lonceng” adalah bagian dari gerakan kontra-budaya di Amerika.

“Itu adalah era yang menantang status quo melalui segala cara, termasuk mode. Maka lahirlah denim yang dipersonalisasi, dirayakan karena kelimannya yang belum selesai, tambal sulam, dan sulamannya berwarna cerah,” demikian bunyi keterangan artikel berjudul Levi’s® History: The It-Jeans Of The 1960s.

Sebelum namanya melambung, Levi Strauss, menurut Doris Simonis dalam Inventors and Inventions (2008:1359), adalah pedagang grosir pakaian, selimut, dan sapu tangan. Situs resmi Levi's® bahkan menyebut pekerjaan itu dilakoni Levi sejak 1953 atau dua dasawarsa sebelum ia mendapatkan paten dan produknya digemari para pekerja tambang di San Francisco.

Ya, kemunculan Levi's® memang beririsan dengan kisah Demam Emas yang melanda Amerika sekira 150 tahun ke belakang. Pada Januari 1871, seorang istri pekerja tambang meminta Jacob Davis, penjahit asal Nevada, untuk membuat celana yang kuat agar tidak mudah rusak. 

Jacob pun menjahit celana tahan lama dengan kain tebal. Yang menjadikan celana bikinan Davis unik: bagian kantong itu, selain dijahit benang, juga dipasangi paku keling (rivet) sebagai penguat. Celana itu kemudian dihargai tiga dolar, dan laku keras.

Davis, yang ingin mematenkan temuannya—penggunaan rivet untuk mengikat saku pada celana kerja pria—suatu hari di tahun 1872 menulis surat kepada Levi Strauss, penyuplai kain. 

Strauss, laki-laki kelahiran Buttenheim, Bavaria (Jerman), 26 Februari 1829, setuju. Bulan Juli tahun itu juga keduanya mengajukan hak paten. US Patent & Trademark Office menyetujui hak paten mereka dengan nomor 139.121 pada 20 Mei 1873. Kelak, tanggal keramat itu kerap diperingati sebagai Levi's®501 Day.

Related

Business 155159760461755062

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item