5 Negara yang Terancam Bangkrut dan Bubar karena Krisis Ekonomi

5 Negara yang Terancam Bangkrut dan Bubar karena Krisis Ekonomi

Naviri Magazine - Beberapa negara di dunia sedang mengalami masalah besar, berupa krisis ekonomi yang membelit. Sebagian negara yang mengalami krisis parah umumnya adalah negara-negara yang memiliki utang besar, dan kesulitan membayar. Sebagian lain adalah negara yang menggantungkan ekonominya pada minyak. Ketika harga minyak merosot drastis seperti sekarang, ekonomi mereka pun kolaps.

Di antara banyak negara yang saat ini sedang kalang kabut menghadapi resesi dan krisis ekonomi, berikut ini adalah lima negara yang mengalami krisis paling parah, hingga terancam bangkrut.

1. Turki

Mata uang Turki, Lira, merosot sejak 2014 lalu, sebanyak tiga kali lipat terhadap dolar AS. Hal itu dikarenakan impor yang melonjak, sementara ekspor negara tersebut menurun parah. Bahkan Erdogan, selaku Presiden Turki, menuduh Donald Trump sebagai biang keladi merosotnya mata uang Lira.

Mesorotnya mata uang Lira semakin parah, setelah Amerika Serikat menaikkan tarif impor baja dan alumunium, sebesar 20-50 persen. Alasan Trump menaikkan tarif tersebut karena mata uang Lira semakin jatuh, sehingga selisih kurs membuat produk Turki menjadi sangat mahal.

Untungnya, Turki dibantu oleh Cina, sehingga aset-aset penting Turki diakuisisi Cina secara keseluruhan, untuk menutupi defisit yang semakin membengkak.

2. Venezuela

Sejak Januari 2016 lalu, Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menetapkan negaranya dalam keadaan darurat ekonomi. Situasi Venezuela begitu kacau, dan banyak demo anti-pemerintah di mana-mana.

Dana Moneter Internasional (IMF) memprediksi nilai inflasi negara tersebut jatuh pada angka 13.000 persen di 2018. Venezuela sangat bergantung pada komoditas ekonomi minyak bumi. Sejak 2013 yang lalu, harga minyak semakin rendah, sehingga para pakar ekonomi memprediksi Venezuela akan sulit bangkit dari keterpurukan.

Utang negara berkisar 150 milliar dollar AS (setara Rp2.025 triliun). Sementara Venezuela mempuyai kas sekitar 10 milliar dollar AS (Rp146 trilliun).

3. Republik Afrika Tengah

Republik Afrika Tengah, atau bisa disebut Guinea Equatorial, ialah negara dengan perbatasan Chad, Sudan, Republik Demokratik Kongo, Republik Kongo, dan Kamerun. Negara ini bisa dibilang negara termiskin di dunia, dengan statistik sosial ekonomi yang menduduki peringkat paling bawah dalam setiap studi internasional.

Republik Afrika Tengah merupakan negara yang kaya minyak dan gas bumi. Karenanya, ekonomi mereka juga sangat bergantung pada minyak dan gas bumi. Namun, harga minyak yang sangat rendah telah mempengaruhi industri lokal, dan membuat negara tersebut terjebak dalam resesi sejak 2013.

Pada 2016, negara ini memiliki utang sekitar 3.911 juta dollar AS (Rp57 triliun), namun kini telah meningkat 488 juta dollar AS (sekitar Rp7 triliun) sejak 2015. 

Negara ini silih berganti mengalami kudeta pemerintahan. Pada Maret 2003, misalnya, suatu kudeta militer yang dipimpin Jenderal Francois Bozize telah menjatuhkan pemerintahan sipil pimpinan Presiden Ange-Felix Patasse, dan mendirikan pemerintahan peralihan di sana. Karenanya, di negara ini juga sering terjadi pertempuran antar pemerintah dengan militer.

4. Mozambik

Mozambik adalah negara dengan perbatasan Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania, Malawi, Zambia, dan Zimbabwe. Mozambik merupakan salah satu negara miskin dan tertinggal di dunia. 

Mozambik memiliki kekayaan alam yang banyak dan luas. Perekonomian negara sebagian besar bergantung pada pertanian. Seiring dengan itu, industri terutama makanan dan minuman, pabrik kimia, aluminium, dan produksi minyak bumi, semakin bertambah, begitu pun sektor pariwisata.

Sejak beberapa tahun terakhir, negara ini tenggelam oleh utang, dan beberapa kali gagal membayar. Hingga kini, pemerintah masih berjuang untuk melunasi para kreditur. 

Pada Januari 2017, Mozambik mengalami inflasi mencapai 23,67 persen, yang berfluktuasi ke 21,27 pada April 2017. Tapi lembaga pemeringkat Standard and Poor (S&P) percaya bahwa ekonomi negara ini akan tumbuh sebesar 4%, dan utang publik akan menurun dari 128,1 persen menjadi 111,7 persen dari PDB, pada tahun 2020.

5. Malaysia

Malaysia terancam bangkrut, karena utang negara mencapai 1.087 triliun ringgit (sekitar Rp3.500 triliun) pada 31 Desember 2017. Utang tersebut berasal dari pemimpin sebelumnya, yaitu mantan Perdana Menteri Najib Razak serta istrinya, dengan kasus mega korupsi yaitu 1MDB (1 Malaysia Development Berhad).

1MDB adalah semacam BUMN yang didirikan oleh mantan Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, untuk menghimpun dana pembiayaan proyek infrastruktur Malaysia. Karenanya, warga Malaysia membuat gerakan aksi melunasi utang, dengan cara iuran serta patungan.

Related

International 2222859359320685193

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item