Di Venezuela, Uang Dijadikan Pembungkus Makanan Pinggir Jalan

Di Venezuela, Uang Dijadikan Pembungkus Makanan Pinggir Jalan

Naviri Magazine - Kalau kita membeli makanan di pinggir jalan, yang harganya tentu tak seberapa, makanan itu biasanya akan dibungkus kertas koran, kertas cokelat, atau tas plastik. Tapi hal semacam itu tidak terjadi di Venezuela. Kalau orang Venezuela membeli makanan di pinggir jalan, bungkus makanan bukan kertas koran atau semacamnya, tapi lembaran uang!

Masalahnya sederhana, uang di Venezuela sudah tak bernilai, atau memiliki nilai sangat rendah. Sebegitu tidak bernilai, sampai lembaran uang di sana dianggap lebih murah dibanding lembaran kertas koran.

Sebuah foto yang diposting di media sosial Reddit menjadi heboh setelah seseorang memegang empanada (makanan khas Venezuela) dengan uang 2 Bolivar Venezuela. Foto itu dikomentari hingga 1.770 netizen.

Dilansir dari CNN, nilai mata uang Bolivar Venezuela kini memang hancur setelah ambruknya perekonomian negara tersebut. Bahkan, kebutuhan dasar seperti serbet atau pembungkus makanan sulit didapat. Awal tahun ini, pegawai dari Trinidad dan Tobago diduga telah menawarkan tisu ke Venezuela yang ditukar dengan minyak.

Selain itu, kebutuhan seperti gula, susu, dan tepung, tidak mudah untuk didapat di Venezuela. Masalahnya, 70 persen dari barang konsumsi Venezuela datang dari impor, menurut laporan Brookings Institution.

Mayoritas masyarakat Venezuela menukar dolar Amerika ke Bolivar Venezuela di tempat penukaran tidak resmi. Akibatnya, nilai tukar meroket hingga 700 persen dalam 12 bulan terakhir. USD 1 setara dengan 82 Bolivar Venezuela tahun lalu. Sekarang, nilainya tukarnya terus meningkat.

Selain itu, ekonomi Venezuela juga menderita inflasi ekstrem yang dipicu oleh ketidakstabilan politik, serta penurunan harga minyak dunia. Tahun lalu, inflasi Venezuela melonjak 68 persen. Banyak ekonom memperkirakan, inflasi Venezuela bisa mencapai tiga digit tahun ini.

Jika inflasi terus naik, pemerintah dipastikan akan sulit untuk mengimpor makanan dan serbet atau pembungkus makanan.

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, hingga kini belum banyak membantu. Dia hanya melanjutkan program kesejahteraan secara besar-besaran yang pernah dijalankan Hugo Chavez.

Selama ini, Venezuela menggantungkan ekonominya dengan menjual minyak. Rendahnya harga minyak dunia memaksa Maduro mendatangi OPEC, dan meminjam uang tunai.

Selama menjabat, Maduro memang telah membuat reformasi yang disukai oleh penduduk Venezuela, yaitu membiarkan masyarakatnya membeli USD. Masyarakat bisa membeli hingga USD 300 per hari, tapi hanya USD 200 dalam bentuk tunai. Sedangkan USD 100 lainnya harus dimasukkan dalam rekening bank Venezuela.

Para ahli mengatakan, Venezuela bisa bangkrut karena negara tidak punya uang, sebagai dampak rendahnya harga minyak dunia. Ini tidak mustahil, karena warga negaranya sendiri tidak menghargai mata uang negaranya.

Related

International 2684147218524889421

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item