Ironi Net TV di Indonesia, Ditinggalkan Justru Karena Bagus

Beberapa waktu silam, ramai pemberitaan bahwa telah terjadi PHK massal para karyawan dari stasiun TV besutan Wishnutama, yaitu NET TV, yang menyebabkan banyak orang berspekulasi bahwa NET TV sedang mengalami kebangkrutan karena kalah bersaing dengan stasiun TV lain.

Terlepas dari benar tidaknya dugaan itu, masyarakat menyayangkan jika hal ini terjadi, hingga viral tagar #SaveNetTV di Twitter.

Bagaimana tidak, NET TV sudah dianggap oleh masyarakat sebagai stasiun TV yang layak ditonton. Selain memiliki kualitas gambar yang full HD dan jauh lebih jernih dari stasiun TV lain, Net TV juga dianggap sebagai angin segar di tengah tren acara alay, penuh drama dan gimmick, sinetron cinta-cintaan, gosip unfaedah, serta tontonan-tontonan lain yang dianggap kurang mendidik.

Netizen pun banyak menyayangkan apa yang terjadi dengan NET TV hingga mencuit keluh kesahnya di Twitter.

Memang benar alasan founder sekaligus Komisaris Utama NET TV, Wishnutama, adalah menciptakan revolusi media dengan menghadirkan acara yang lebih mendidik, kekinian, dan tidak lebay, dengan mengusung tagline “televisi masa kini”.

Para karyawannya pun sebagian besar adalah mantan karyawan dari Trans Corp yang ingin bertahan dengan idealismenya, yang anti acara lebay dan drama.

Namun apa daya, idealisme hanya tinggal idealisme. Selera pasar kita ternyata masih betah dengan acara-acara alay, gosip bertopeng kontes dangdut, live streaming grebek istri selingkuh, reality show yang tidak benar-benar real, dan banyak lagi acara yang kurang berbobot.

Segmen pasar Net TV yang menyasar generasi millenial, juga ternyata masih kalah diminati. Generasi millenial juga lebih berminat kepada tontonan berbasis platform yang menyajikan konten-konten grebek rumah artis, prank jadi gembel, dll.

Bahkan Net TV adalah satu-satunya stasiun TV nasional yang bisa siaran sampai Malaysia, ini membuktikan bahwa karya terbaik anak bangsa lebih dihargai di luar negeri dibanding di negeri sendiri.