Mengapa Nilai Tukar Rubel Justru Menguat di Tengah Sanksi Ekonomi Negara Barat?

Mengapa Nilai Tukar Rubel Justru Menguat di Tengah Sanksi Ekonomi Negara Barat?

Sanksi ekonomi adalah keputusan politik, artinya diputuskan oleh para politisi yang pada umumnya tidak paham bagaimana ekonomi bekerja. Ekonomi bekerja dengan hukumnya sendiri, dan pasti tidak akan bekerja hanya atas dasar kepentingan politik belaka.

Para pelaku ekonomi biasanya hanya fokus pada bisnis, dan pada umumnya tidak peduli politik. Bagi seorang pebisnis yang kompeten pasti akan mengabaikan sanksi tersebut. Mengapa?

Karena setiap pebisnis paham bahwa dia tidak boleh sedetik pun mengabaikan pasar yang telah berada di tangannya. Karena begitu dia mengabaikan pasar, kompetitor akan segera merebutnya. Ada ribuan pebisnis AS dan Eropa yang berada di Rusia dan mereka tidak meninggalkan Rusia. Karena, begitu mereka pergi akan kehilangan pasar Rusia.

Setiap bisnis selalu dibangun susah payah bertahun-tahun. Bahkan bisa mencapai puluhan tahun. Setiap segmen pasar didapatkan dengan susah payah dan dengan pengorbanan yang besar. Itu sebabnya setiap pelaku bisnis selalu keberatan mendukung sanksi politik.

Selain itu, Rusia memiliki Elvira Nabiullina, Chief of Russian Central Bank. Dialah yang dengan brilian mementahkan segenap sanksi ekonomi Barat melalui berbagai kebijakan yang diambilnya. Dialah yang menyelamatkan ekonomi dan keuangan Rusia dari tekanan sanksi Barat.

Dialah yang paling bertanggung jawab atas stabilnya ekonomi dan keuangan Rusia saat ini. Tanpa Elvira, Rusia pasti sudah babak belur dihajar sanksi ekonomi Barat.

Elvira bukan politisi namun profesional yang cerdas. Sebagai contoh, kebijakannya soal Ruble. Tujuan utamanya adalah mengontrol capital flight dan sekaligus menstabilkan Ruble di pasar. 

Prinsipnya sederhana; jika anda membeli dari Rusia, bayarlah dengan Ruble, karena hanya menerima Ruble. Jika anda tidak mau membayar dengan Ruble, jangan membeli dari Rusia. Ini adalah prinsip bisnis yang profesional, umum dan simpel.

Namun hasilnya telak, hampir semua negara Eropa membayar Rusia dengan Ruble. Bahkan pemerintah Austria akhirnya setuju untuk membayar dengan Ruble. Hanya Polandia yang menolak, dan Rusia pun menghentikan pasokan minyak dan gas ke Polandia.

Ruble pun kembali menguat, dan capital flight tidak terjadi di tengah krisis, ekonomi dan keuangan Rusia pun tetap stabil.

Related

International 3951025849305066958

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item