Sumbar Ekspor Cicak Kering ke Hong Kong, Buat Apa?
https://www.naviri.org/2022/06/sumbar-ekspor-cicak-kering-ke-hong-kong.html
Komoditas cicak kering asal Sumatra Barat (Sumbar) menjadi primadona untuk diekspor ke luar negeri. Kali ini, sebanyak 670 kilogram komoditas cicak kering tersebut kembali diekspor ke Hong Kong, Rabu (15/6).
Sebelum dilakukan pengiriman ke Hong Kong, sebanyak 25 koli cicak kering tersebut diperiksa oleh Karantina Pertanian Padang melalui Wilayah Kerja Bandara Internasional Minangkabau.
Kepala Balai Karantina Pertanian Padang, Iswan Haryanto, menjelaskan, media pembawa dengan kondisi fisik baik, jumlah sesuai dengan permohonan, demikian juga dengan kemasannnya yang utuh sehingga dapat dilakukan sertifikasi dengan menerbitkan sertifikat karantina, berupa Surat Keterangan untuk Bahan Asal Hewan (KH-12).
Ia mengaku senang dan bangga dengan keuletan para pengusaha cicak kering ini.
"Akhirnya cicak kering dapat kembali diekspor ke Hong Kong. Saya cukup senang dan bangga kepada pengguna jasa, karena dapat melihat peluang untuk cicak yang bisa diekspor. Ini termasuk jarang dan unik. Selain itu, di Sumbar juga punya potensi ekspor sarang burung walet. Karena sudah banyak peminatnya," ungkap Iswan Haryanto.
Ia pun menambahkan, untuk para pengguna jasa, jika ingin mengekspor komoditas hewan maupun tumbuhan, jangan lupa untuk memenuhi syarat perkarantinaan. Untuk menjaga adanya penyakit pada media pembawa tersebut.
"Jadi, untuk kali ini, ekspor cicak kering meningkat dua kali lipat yang sebelumnya 330 Kg, sekarang mencapai 670 Kg. Cicak kering ini di Hong Kong dipercaya oleh masyarakat di sana untuk obat herbal Tiongkok yang bisa menyembuhkan penyakit," pungkasnya.