5 Fakta di Balik Ambruknya Bitcoin pada Paruh Pertama 2022

5 Fakta di Balik Ambruknya Bitcoin pada Paruh Pertama 2022

Memasuki tahun 2022, perjalanan Bitcoin tak terlalu mulus. Bahkan kuartal kedua nilainya ambles hingga 58%. Belum lagi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang menghantam sejumlah perusahaan kripto. Lalu, apa alasan rentetan nasib buruk Bitcoin ini?

CNBC Internasional menyebut lima hal yang terjadi di industri kripto, dan berdampak pada kripto:

1. Tekanan Ekonomi Makro

Selama kuartal tersebut, Federal Reserve AS melakukan dua kenaikan suku bunga sebagai cara memerangi inflasi. Hal ini juga yang membuat khawatir adanya resesi di AS serta negara lain.

Dampaknya juga terasa pada saham, khususnya perusahaan teknologi yang menurun 22,4% pada kuartal kedua. Catatan ini menjadi yang terburuk sejak tahun 2008 lalu.

Bitcoin diketahui memiliki hubungan erat dengan indeks saham AS. Aksi jual saham membebani Bitcoin serta pasar kripto karena investor membuang aset berisiko.

2. Keruntuhan TerraUSD

Amblesnya nilai stablecoin TerraUSD dan saudaranya Luna memang menghebohkan industri beberapa waktu lalu. Stablecoin biasanya didukung oleh aset nyata seperti uang fiat atau obligasi pemerintah, sedangkan UST tidak, namun oleh algoritma dan sistem pembakaran dan pencetakan koin.

Sistem itu pada akhirnya gagal, TerraUSD kehilangan pasak dolarnya, dan membuat Luna menjadi tidak berharga sama sekali.

3. Masalah di Celcius

Pemberi pinjaman kripto, Celcius, mengumumkan menghentikan penarikan untuk pelanggan di bulan lalu. Perusahaan mengatakan 'kondisi pasar yang ekstrem' sebagai alasan kebijakan itu.

Celcius menawarkan pengguna hasil lebih dari 18% jika mereka menyetor ktipto dengan platform tersebut. Lalu meminjamkan uangnya pada pemain di pasar kripto yang bersedia membayar suku bunga tinggi untuk meminjam uang. Harga yang merosot akhirnya menguji model bisnis tersebut.

4. Likuidasi Three Allow Capital

Dana lindung nilai ini memiliki eksposur ke TerraUSD dan akhirnya beberapa posisi dilikuidasi. Ini dilakukan oleh pemberi pinjaman kripto berbasis di AS, BlockFi dan Genesis, ungkap laporan Financial Times.

Perusahaan dilaporkan meminjam dari BlockFI namun tidak bisa memenuhi margin call. Lalu 3AC gagal membayar pinjaman dari Voyager Digital senilai US$660 juta.

5. CoinFlex Hentikan Penarikan

Pertukaran kripto CoinFlex juga menghentikan penarikan pelanggan bulan lalu. Alasannya adalah 'kondisi pasar ekstrem' dan akun pelanggan yang masuk ke ekuitas negatif.

Menurut perusahaan seorang pelanggannya, Roger Ver berutang US$47 juta. Investor kripto itu memiliki julukan Bitcoin Jesus dan menyangkal soal utang kepada CoinFlex.

CoinFlex juga mengeluarkan token baru bernama Recovery Value USD atau rvUSD. Ini dilakukan untuk mengumpulkan US$47 juta, jadi bisa melanjutkan penarikan dan menawarkan tingkat bunga pada investor yang mau membeli dan menahan sebesar 20%.

Related

News 6055312071704647584

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item