Ayu Anjani Ungkap Kru Mabuk-mabukan Sebelum Kapal Tenggelam di Labuan Bajo

Ayu Anjani Ungkap Kru Mabuk-mabukan Sebelum Kapal Tenggelam di Labuan Bajo

Ibu dan adik Ayu Anjani tenggelam adalah peristiwa tragis yang terjadi pada Selasa, 28 Juni 2022 di perairan Pulau Kambing, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur. 

Peristiwa ibu dan adik Ayu Anjani tenggelam terjadi karena kapal wisata yang ditumpangi keluarga Ayu miring dan oleng, sehingga air laut masuk ke dalam dek dan kabin kapal. 

Ibu dan adik Ayu Anjani tenggelam, ditemukan terjebak di dalam kabin kapal dan menjadi dua korban tewas di antara 24 penumpang yang menaiki KLM Tiana Liveaboard tersebut. 

Dilansir dari YouTube Intens Investigasi, selain ibu dan adik perempuan Ayu Anjani, ada ayah, adik perempuan, dan kakak laki-lakinya yang berada di kapal tersebut. 

Sang ayah yang juga ikut berwisata dan menaiki KLM Tiana Liveaboard itu menceritakan kronologi ibu dan adik Ayu Anjani tenggelam hingga proses evakuasi para korban. 

Melihat kapal yang tidak bisa diselamatkan, Saraswanto Abduljabbar, yang merupakan ayah Ayu Anjani, meminta sekoci kepada kru kapal untuk menyelamatkan para penumpang. 

Penumpang yang berhasil naik sekoci kemudian diangkut oleh kapal lain yang mendekat ke TKP. Namun, Saraswanto menolak untuk meninggalkan lokasi karena istri dan anaknya masih terjebak di dalam kapal tenggelam. 

“Ketika saya disuruh naik, saya nolak, karena istri saya belum ketemu. Saya bilang gitu. Saya minta dari orang yang punya oksigen, ternyata kapal Andalusia ini punya kompresor,” ungkap Saraswanto. 

Ia pun menyebut salah satu kru kapal penyelamat menyelam dengan menggunakan perlengkapan seadanya untuk mencari korban yang masih terjebak di kapal. 

Kru tersebut akhirnya berhasil menemukan mayat ibu Ayu Anjani yang terjebak di salah satu kamar kabin. Tapi sayangnya, adik Ayu Anjani tidak ditemukan oleh kru kapal.

Anne April, adik Ayu Anjani yang berhasil selamat pun menyayangkan proses evakuasi adiknya yang lebih lama. Menurutnya, kru kapal Andalusia tidak mengecek satu per satu ruangan, yang ternyata adik Ayu Anjani ada di dalam toilet kapal. 

“Yang saya sayangkan itu mungkin nggak langsung ngecek ke setiap ruangan, karena yang dicurigai adik saya sudah keluar kapal terbawa arus itu nggak, ternyata adik saya di kamar mandi,” terang Anne April. 

Ibu dan adik Ayu Anjani adalah dua korban tewas dari kejadian tenggelamnya kapal wisata yang diduga terjadi karena faktor cuaca buruk. 

Anne April pun menyebutkan ibunya tidak memiliki keahlian berenang yang baik sehingga sulit untuk menyelamatkan diri, meski penumpang lain yang berada satu lantai dengannya berhasil keluar dari kapal dan selamat. 

Ibu Ayu Anjani juga diceritakan sempat minta tolong kepada wisatawan lain, dan tidak mau meninggalkan ruangan karena putrinya masih terjebak di dalam kamar mandi. 

“Ibu saya tuh nungguin adik saya masih kejebak di toilet, makanya kalau misalnya ibu saya nggak nungguin adik saya mungkin ibu saya bisa selamat, keluar bareng orang yang di sebelah kamarnya,” ungkap Ayu Anjani. 

Ibu dan adik Ayu Anjani tenggelam dan mayatnya dievakuasi pada pukul 10.15 WITA dan langsung dikirim ke Cikarang, Jawa Barat untuk segera dimakamkan. 

Kru mabuk mabukan

Duka masih dirasakan Ayu Anjani atas tenggelamnya kapal yang menewaskan ibunda dan adiknya di Labuan Bajo. Terpukul dengan kepergian orang yang disayanginya, Ayu pun mengungkapkan hal tak terduga.

Ia menyebut para kru kapal sempat mabuk-mabukan pada malam sebelum kapal tersebut tenggelam. Gegara hal itu, jam pemberangkatan kapal sempat mundur hingga beberapa jam.  

"Posisi kru kapal itu katanya adikku itu, habis mabuk-mabukan malamnya, makanya kenapa mereka yang seharusnya berangkat pada jam tiga pagi tidak bangun sampai jam setengah enam pagi," beber Ayu Anjani.

Ayu pun ingin pihak berwenang mengusut tuntas kasus ini, dan ingin ada pihak yang harus bertanggung jawab atas kejadian ini.

"Semua (mabuk). Semua dan juga guide-nya. Makanya ini kenapa saya mau usut tuntas. Semuanya saya sudah serahin ke pihak lawyer saya juga," ujarnya.

Ayu Anjani tak mengira akan kehilangan dua orang yang begitu dicintainya sekaligus. Ia mengaku tidak nafsu makan hingga mengidap sakit asam lambung.

"Pokoknya saya nggak mau dengar apa pun kalau misalnya mereka bisa tidur nyenyak. Saya nggak mau," tegasnya.

"Saya aja sampai sekarang ini nggak bisa tidur. Saya nggak bisa makan. Benar-benar saya nggak bisa makan dari kemarin-kemarin. Asam lambung saya sudah naik terus berkali-kali," tutupnya. 

Related

News 3188780888105661750

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item