Kisah dan Asal Usul Populernya Kuliner Ayam Goreng Kalasan

Kisah dan Asal Usul Populernya Kuliner Ayam Goreng Kalasan

Kampung Wisata Kuliner Ayam Goreng Kalasan di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, ramai dikunjungi wisatawan. 

"Hampir dapat dipastikan setiap Lebaran, Kampung Kuliner Ayam Goreng Kalasan ini banjir pesanan, baik itu untuk oleh-oleh pemudik maupun pemesanan partai besar untuk acara lebaran," kata Kepala Dukuh Bendan Sigit Haryadi.

Menurut dia, di Padukuhan Bendan terdapat 54 orang penjual ayam goreng (termasuk ayam goreng Mbok Berek, Suharti dan Ayam Goreng Candisari). "Pada hari biasa dalam sehari seorang produsen ayam goreng bisa menggoreng hingga 25 ekor ayam, namun pada saat Lebaran bisa memotong ayam lebih dari 100 ekor," kata dia.

Ia mengatakan, pada lebaran tahun lalu saja, rumah pemotongan ayam (RPA) di Bendan bisa memotong hingga 3.000 ekor ayam per hari. "RPA di Bendan ini merupakan salah satu RPA yang pernah mendapat bantuan dari pemerintah Jepang senilai Rp55 juta yang kemudian dibelikan mesin/peralatan RPA.”

Sigit mengatakan, para konsumen Ayam Goreng Kalasan ini selain dari sekitar Sleman dan Yogyakarta juga banyak dari luar kota seperti Solo, Klaten, Semarang, Magelang dan beberapa kota lainnya. 

"Pada saat lebaran banyak pemudik dari Jakarta, Bandung dan kota-kota besar di luar pulau Jawa yang banyak memesan untuk oleh-oleh," katanya.

Salah satu pengrajin ayam goreng, Tanti Aidawati, mengatakan pada lebaran rata-rata setiap hari mendapat pesanan hingga 100 ekor ayam. "Kalau hari biasa ya rata-rata 35 hingga 50 ekor ayam utuh, belum ayam goreng yang potongan untuk nasi kotak," katanya.

Hal sama dikatakan perajin lainnya Ny Endang dan Wiyono yang mengakui pemesanan Ayam Goreng Kalasan pada lebaran cukup tinggi. "Ya antara 100 hingga 200 ekor ayam dalam sehari."

Ayam Goreng Kalasan dirintis sejak 1952 dengan trademark "Ayam Goreng Mbok Berek". Merek ini belakangan sangat dikenal masyarakat. Dalam sejarahnya, presiden pertama RI, Soekarno, pernah mencicipi kelezatan ayam goreng Kalasan.

"Mbok Berek adalah nama panggilan dari Ibu Ronodikromo, seseorang yang mengenalkan ayam goreng dengan rasa khas," kata Sigit Haryadi. Menurut dia, Mbok Berek merintis usaha ini untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Ia mendirikan rumah makan kecil, di Padukuhan, Candisari, Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, tepatnya di pinggir jalan Yogyakarta-Solo.

Dari hari ke hari, Rumah Makan Mbok Berek kian ramai. Terlebih dengan kunjungan Presiden RI Pertama, Ir. Soekarno pada 1950an. "Dengan semakin banyaknya pembeli, maka Mbok Berek lalu mempekerjakan masyarakat Candisari, Bendan, untuk membantu mengolah serta menyajikan kepada konsumen," katanya.

Pada tahun 1960-an, Rumah Makan Mbok Berek mengalami kebangkrutan. Akibatnya banyak masyarakat Candisari tidak lagi bekerja di Rumah Makan Mbok Berek. "Akhirnya, masyarakat yang bekerja di Rumah Makan Mbok Berek tersebut memproduksi sendiri ayam goreng.”

Cita rasa ayam goreng mereka tidak jauh dari ayam goreng Mbok Berek. Kini ayam goreng produksi Candisari semakin dikenal luas oleh masyarakat sekitar Yogyakarta dan Jawa Tengah. “Dengan sebutan khas Ayam Goreng Kalasan," katanya.

Related

Food 1885827073187894319

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item