Review Buku Very Good Lives Karya J.K. Rowling Kelebihan dan Kekurangannya (Bagian 1)


Siapa yang tak kenal dengan J.K. Rowling, penulis naskah cerita Harry Potter yang legendaris? Very Good Lives adalah salah satu buku yang ditulis J. K. Rowling. Buku Very Good Lives pertama kali terbit pada tahun 2015 dalam Bahasa Inggris. Buku Very Good Lives telah diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk Bahasa Indonesia.

Buku ini diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2018, dengan judul “Very Good Lives (Hidup yang Sangat Baik)”. Buku ini memiliki 80 halaman saja, karena merupakan “rangkuman” pidato yang pernah disampaikan J.K. Rowling di Harvard University.

“Kita tak membutuhkan sihir untuk mengubah dunia, karena kita telah mempunyai segala kemampuan yang kita butuhkan.”

Pada 2008, J.K. Rowling menyampaikan pidato pada acara wisuda Universitas Harvard. Pidato itu sangat menyentuh banyak orang, hingga akhirnya diterbitkan jadi sebuah buku berjudul “Very Good Lives”. Buku ini memuat kata-kata bijak J.K. Rowling untuk siapa pun yang sedang menghadapi perubahan dalam hidup.

Bagaimana agar kita dapat menerima kegagalan? Dan bagaimana supaya kita bisa menggunakan imajinasi untuk memperbaiki diri kita dan orang lain? Dengan menggunakan contoh kisah-kisah dari masa kuliahnya, J.K. Rowling membahas sejumlah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan paling penting dalam hidup, secara tajam dan menggugah.

Very Good Lives merupakan pidato pemberdayaan yang diberikan oleh J.K. Rowling kepada wisudawan Harvard tahun 2008. Buku ini merupakan versi teks singkat dari pidato yang dia berikan. 

Isi pidato itu berkaitan dengan ide-ide kegagalan, dan bagaimana sebenarnya kegagalan merupakan hal yang sangat perlu untuk manusia, dalam proses untuk benar-benar berhasil dalam hidup. 

Kisah J. K. Rowling mungkin merupakan salah satu kisah terkenal jika membahas kehidupan penulis. Dalam pidato singkat ini, J.K. Rowling secara singkat menyampaikan rencana awal kehidupannya, kegagalannya, dan kekuatan imajinasinya untuk menyelamatkan dirinya dari segala hal lain. 

Ia berbicara terus terang tentang subjek kegagalan, meskipun banyak orang yang menganggap hal itu tabu. Terlebih lagi, dia mendorong untuk membahas tentang kegagalan, karena melalui kegagalan kita belajar tentang siapa diri kita sebenarnya.

Satu hal yang perlu diingat, kita cenderung takut gagal dalam begitu banyak hal dalam hidup, sehingga kita tidak pernah menempatkan diri di luar sana untuk mencoba. Atau kita malah menahan diri, sehingga jika gagal, rasa sakit dan hasilnya bisa ditolerir dan terasa lebih ringan. Ketakutan akan kegagalan menahan diri kita untuk melakukan sesuatu yang belum terjadi.

J.K. Rowling menyampaikan pidato ini dengan cerdik, dan menyelipkan humor di dalamnya. Ia membuka pintu hidupnya dalam pidato ini lebih lanjut, saat dia menyampaikan tentang konsep Harry Potter benar-benar muncul. Ini mungkin sudah diketahui sebagian orang, tetapi mungkin ada yang hanya mengetahui bahwa cerita di mana J.K. Rowling membuat kisah Harry Potter untuk dongeng pengantar tidur anak-anaknya.

Ia menghabiskan banyak perjalanan dengan kereta api dan berkunjung ke kedai kopi untuk menulis cerita di atas kertas, yang kemudian ditolak oleh sejumlah besar penerbit. J.K. Rowling juga pernah menemukan kegagalan dalam karya terbesarnya sepanjang sejarah itu. Namun, kegagalan tidak menghentikannya sebagai seorang penulis terbaik.

Baca lanjutannya: Review Buku Very Good Lives Karya J.K. Rowling Kelebihan dan Kekurangannya (Bagian 2)

Related

Books 1352065086061683313

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item