Ustadz Fahmi Salim Menjawab Ceramah Buya Syakur (Bagian 1)
https://www.naviri.org/2023/07/ustadz-fahmi-salim-menjawab-ceramah.html

Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Ustadz Fahmi Salim, menjawab dengan mengupas tuntas 8 (delapan) syubhat ala Buya Syakur Yasin yang ia sampaikan melalui Youtube UFS Official Channel.
Lebih dulu, terdapat beberapa penggalan video di medsos yang viral lantaran pernyataan kontroversi yang diutarakan Buya Syakur. Hal itu kemudian mengundang berbagai respons dari para ulama.
Ust Fahmi Salim, founder Fahmu Institue, kemudian meluruskan berbagai penyimpangan dalam video tersebut. Video yang disiarkan akun channel Youtube KH Buya Syakur Yasin MA diberi judul ‘Moderasi Beragama Merajut Nasionalisme & Toleransi Beragama, Mabes Polri Jakarta’.
Pertama, ust Fahmi Salim menyampaikan hal yang kontroversial diutarakan Buya Syakur di menit ke-2, yakni Nabi Muhammad tidak pernah merasa paling benar. Menurutnya, untaian ini merupakan makna dari kebenaran relativisme. Sebagaimana diketahui, dalam hukum relativisme tidak ada kebenaran yang mutlak.
“Pemahaman ini sangat berbahaya, kalau ditarik ke dalam masalah yang sudah menjadi aksioma dalam Islam. Tentang hakikat rukum iman, hakikat rukun Islam, hakikat ikhsan, nilai-nilai universal, bidang syariat yang sifatnya qat’i (pasti), yang tidak ada ijtihad di dalamnya,” ungkap ust Fahmi Salim.
Ust Fahmi Salim mengatakan, Allah memberi petunjuk bagaimana kita meraih kebenaran, ada panduannya, jelas dirinci dalam Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad. Ia mencontohkan, bagaimana operasional shalat, haji, zakat. Operasional akhlak karimah, nilai keadilan, kesetaraan, dan lainnya, semua berasal dari pemahaman prinsip yang tidak bisa diganggu gugat.
“Jadi kebenaran itu ada yang mutlak. Dan kebenaran itu bisa kita raih. Misal dengan penjelasan ayat Allah dalam Al-Qur’an, atau dalam penjelasan Nabi Muhammad melalui hadistnya,” jelasnya.
Kedua, hal kontroversi lainnya, ada di menit ke-7. Yakni, kalimat laa ilaaha illallaah itu bukan ekslusif Islam, tapi kalimat pemersatu umat manusia. Di sini Ust Fahmi Salim menjelaskan bahwa kalimat tauhid itu syarat orang untuk selamat di dunia dan akhirat. “Jadi kunci masuk surga itu, kalimat laa ilaaha illallaah,” ujarnya.
Meskipun begitu, ia tak menampik kalimat tauhid mengandung makna mempersatukan. Tapi mempersatukan apa? Mempersatukan kesaksian terhadap keesaan Allah.
Diterangkan ust Fahmi Salim, “Mungkin dugaan saya yang dimaksud di sini sama Pak Syakur yakni mempersatukan semua agama. Ujungnya ingin mengatakan semua agama itu benar. Di sini dia mendorong umat Islam ini untuk apa? Untuk mengakui dan membenarkan paham pluralisme agama, seraya mengartikan hadist Nabi, ‘siapa yang mendukung persatuan agama-agama maka dia akan masuk surga’. Ini kejahatan akidah, penyimpangan makna.
“Jadi jangan kita menyihir umat Islam ini dengan kata-kata retorika yang kosong. Ini sudah menyimpangkan. Meletakkan makna jauh dari tempatnya yang asli.”
Selanjutnya, ketiga, di menit ke-14. Buya Syakur mengatakan Islam belum sempurna dan tidak pernah sempurna. Ust Fahmi Salim menjelaskan ayat 3 dalam surat Al-Maidah itu jelas maknanya, seluruh ahli tafsir dari Nabi, para sahabat, tabi’in sampai ulama kontemporer. “Bahwasanya yang sempurna di situ, yang disempurnakan oleh Allah itu adalah agama Islam. Islam ini adalah agama yang sempurna,” tegasnya.
Ust Fahmi Salim juga menjelaskan ketika Allah mengkhitab Rasulullah Muhammad, dikatakan bahwa Nabi telah menunaikan amanah dengan sempurna, telah menyampaikan risalah Islam dengan paripurna.
Kemudian, keempat, di menit ke-16 dikatakan bahwa setelah Nabi Muhammad wafat, ada konflik berdarah, berebut kekuasaan antara Abu Bakar RA dan Ali RA hingga terjadi sampai saat ini. Antara Syiah dan Ahlus sunnah.
Ust Fahmi Salim mengatakan, tidak benar adanya konflik itu. Sebab di zaman Rasulullah, zaman khulafaur rasyidin tidak ada, tidak muncul sekte Syiah. Apalagi Syiah Rafidhah, Syiah Imamiyah.
“Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling keras menantang ide dari Abdullah bin Saba, nah ini provokator. Ini adalah seorang propagandis. Mantan pendeta Yahudi ini ingin menghancurkan Islam dari dalam, dengan mengadu domba.” ujarnya.
Baca lanjutannya: Ustadz Fahmi Salim Menjawab Ceramah Buya Syakur (Bagian 2)