Kisah Cinta Ken Arok, Ken Dedes, dan Misteri Keris Empu Gandring

 Kisah Cinta Ken Arok, Ken Dedes, dan Misteri Keris Empu Gandring

Naviri Magazine - Kita tahu kisah-kisah tentang keris yang memiliki tuah atau daya linuwih. Masing-masing kisah menceritakan bagaimana sebuah keris yang memiliki kekuatan supranatural mampu membantu mengubah nasib pemiliknya, yang terkadang dengan cara yang sulit di nalar manusia.

Tetapi, dari berbagai kisah keris bertuah, tidak ada yang lebih menarik dan legendaris dari kisah keris Empu Gandring milik Ken Arok dari Tumapel, yaitu masa sebelum kerajaan Singosari.

Alkisah, dalam serat Pararaton disebutkan, Ken Arok berniat membunuh Tunggul Ametung, seorang akuwu (penguasa) di Tumapel. Niat ini muncul setelah secara tak sengaja Ken Arok, yang waktu itu menjadi abdi di Tumapel, melihat betis mulus Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, ketika Ken Dedes turun dari kereta.

Bukan itu saja, "barang rahasia" milik Ken Dedes pun terlihat oleh Ken Arok. Dari "barang rahasia" sang dewi, tampak adanya sinar yang menyala. Ken Arok terkejut dan seketika tertarik menatap sang dewi. Benar-benar wanita cantik yang tiada taranya, pikir Ken Arok.

Kemudian, Ken Arok menceritakan pengalamannya tersebut kepada Dhang Hyang Lohgawe, seorang brahmana yang waskita. Menurut sang brahmana, wanita dengan tanda seperti itu disebut Nareswari. Ia adalah wanita utama, ratu dari semua wanita. Pria mana pun, jika beristri wanita semacam itu, akan bisa menjadi raja atau orang yang tinggi jabatnnya.

Mendengar penjelasan sang brahmana, Ken Arok semakin bulat tekadnya untuk dapat memperistri Ken Dedes walau apa pun risikonya, termasuk dengan cara membunuh Tunggul Ametung. Maka berangkatlah Ken Arok menuju tempat tinggal Empu Gandring, seorang empu pembuat keris yang sangat termahsyur. Dengan keris buatan Empu Gandring itulah Ken Arok bermaksud membunuh Tunggul Ametung.

"Empu, tolong buatkan sebuah keris yang ampuh,” kata Ken Arok. “Saya harap bisa selesai dalam waktu lima bulan."

Empu Gandring menjawab, "Kalau kau menghendaki yang baik, seharusnya dalam satu tahun. Kalau dalam lima bulan belum cukup."

Setelah lima bulan, Ken Arok menagih janjinya kepada Empu Gandring. Empu Gandring waktu itu sedang mengikir keris.

Ken Arok melihat kerisnya sedang dikikir (diperhalus). Keris itu pun diberikan oleh Empu Gandring, diterima oleh Ken Arok, dan diamat-amati. Serentak sadar bahwa kerisnya belum selesai, dan Ken Arok marah.

Empu Gandring ditusuknya dengan keris itu. Empu Gandring pingsan. Ken Arok telanjur menurutkan api amarah. Keris disabetkan di lumpang tempat kikiran besi.

Lumpang yang terbuat dari batu itu terbelah jadi dua. Setelah itu, keris disabetkan ke arah paron (alas untuk menempa besi). Paron pun pecah berkeping. Setelah itu terdengar suara Empu Gandring, "Ken Arok, besok kau pun akan mati oleh keris itu. Anak dan cucu-cucumu, tujuh orang raja, akan meninggal dengan senjata yang sama."

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Empu Gandring meninggal. Ken Arok sangat menyesal dengan kematian Empu Gandring. Tuah keris Empu Gandring ternyata terbukti sakti. Buktinya, keris ini berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken arok sendiri, dan keturunannya. Sehingga tepat seperti sumpah Empu Gandring bahwa kerisnya membunuh tujuh orang raja.

Kisah ini terdapat dalam Serat Pararaton, kitab sastra jawa yang diakui kesahihannya oleh para ahli sejarah.

Baca juga: Fenomena Aneh di Dunia: Misteri Waktu yang Berputar Kembali

Related

History 1686656356445263911

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item