Imbas Corona, Pendapatan KAI Anjlok dari Rp 23 Miliar Jadi Rp 300 Juta per Hari

Imbas Corona, Pendapatan KAI Anjlok dari Rp 23 Miliar Jadi Rp 300 Juta per Hari, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Virus corona yang masuk Indonesia sejak awal Maret 2020 membuat sektor transportasi kereta api belum bisa berjalan normal, bahkan perjalanan kereta jarak jauh sempat dihentikan.

Direktur PT Kereta Api Indonesia (Persero) KAI Didiek Hartyanto menyebut, akibat pandemi COVID-19, pendapatan perusahaan berkurang dari Rp 23 miliar menjadi hanya Rp 300-400 juta per hari.

"Pendapatan di masa pandemi virus corona ini hanya menyisakan 7 persen dari angkutan penumpang. Biasanya kami berhasil mengumpulkan pendapatan hingga Rp 23 miliar per hari, kini pendapatan hanya Rp 300-400 juta," kata Didiek dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (30/6).

Keuangan perusahaan semakin terganggu karena pemerintah belum juga membayar sisa utang subsidi atau public service obligation (PSO) kereta rel listrik ke perusahaan. Jumlahnya mencapai Rp 257,87 miliar dari rentang waktu 2015, 2016, dan 2019.

Didiek merinci, utang 2015 mencapai Rp 108,27 miliar, utang 2016 sebanyak 2,22 miliar, dan utang 2019 sebesar Rp 147,38 miliar. Dia menyebut utang tersebut merupakan subsidi selisih tarif tiket pada kereta jarak jauh kelas ekonomi, kereta rel listrik (KRL), dan lainnya yang belum dilunasi pemerintah. Total utang ini sudah diaudit.

"Mengenai kekurangan pembayaran pemerintah atas PSO tahun 2015, 2016, dan 2019. Hasil PSO sebagaimana dimaksud dinyatakan pemerintah membayarkan lebih kecil. Kekurangan diusulkan dianggarkan APBN," kata Didiek.

Didiek berharap, pemerintah bisa segera membayarkan utangnya ke KAI. Sebab di tengah pandemi, keuangan perusahaan terdampak. Jika pemerintah melunasinya bisa membantu likuiditas kas perusahaan.

"Dampak pembayaran utang membantu likuiditas kereta. Kemudian memberikan keyakinan baru masyarakat dan mitra akan kepastian agar meningkatkan kepercayaan. Kami harapkan semoga apa yang kami sampaikan bisa dilaksanakan. Harapan kami apa yang dimohonkan pencairan utang pemerintah dapat direalisasikan," ucap dia.

Kata dia, KAI sudah melakukan negosiasi kepada seluruh perbankan terkait utang dan bunganya sehingga mendapatkan relaksasi pembayaran utang. Cicilan utang mulai April sampai Desember 2020 mendapatkan relaksasi berupa restrukturisasi utang sampai dengan Maret 2021.

"KAI sudah melakukan negosiasi suku bunga investasi kepada semua perbankan terkait jadi alhamdulillah sudah disetujui penurunan suku bunganya," jelas dia.

Related

News 2420523744658595098

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item