Kisah Dolores O'Riordan dan Perjalanan The Cranberries Jadi Grup Musik Terkenal (Bagian 1)


Naviri Magazine - Ada banyak grup musik yang semua anggotanya pria, termasuk vokalisnya. Sebaliknya, tidak banyak grup musik beranggota pria yang vokalisnya wanita. Di antara yang tidak banyak itu, The Cranberries adalah salah satunya. Sebagai grup musik, hanya ada satu wanita di dalamnya, yaitu Dolores O’Riordan, yang menjadi vokalis.

Kenyataannya, Dolores mampu menjadikan The Cranberries sangat terkenal. Selain memiliki suara yang ciamik, Dolores juga mampu menulis lagu yang bagus, juga dapat memainkan beberapa alat musik. Perjalanan Dolores hingga bertemu dengan grup musik The Cranberries bisa dibilang karena takdir.

Dolores lahir pada 6 Desember 1971 di Ballybricken, Limerick, Irlandia. Sebelum nama Dolores menjulang, Ballybricken dikenal orang karena dua hal: kota peternakan dan tim Ballybricken/Bohermore GAA Club, tim Gaelic Athletic Association, sebuah perhimpunan yang memainkan olahraga-olahraga tradisional Irlandia. 

Dalam wawancara dengan Rolling Stone 1995 silam, Dolores meletakkan ibunya di atas langit. Sang ayah tak bisa bekerja karena cedera, dan ibunya yang membanting tulang menghidupi keluarga. Ibunya tidak membolehkan Dolores untuk mengenakan riasan wajah.

"Sekarang, ketika dikenang, hal itu berpengaruh baik untukku. Bikin aku tidak dewasa terlalu cepat," ujarnya.

Pada usia 7 tahun, keluarga Dolores sempat jadi tunawisma karena kakak perempuannya tak sengaja membakar tempat tinggal mereka. Keluarga itu tak punya rumah untuk beberapa waktu. Benar-benar masa kecil yang keras.

Sebagai anak bungsu dari tujuh bersaudara—lima lelaki dan dua perempuan—Dolores mengenang masa kecilnya sebagai, "Spartan tapi amat berbahagia." Ia dan kakak perempuannya harus berjuang untuk mendapat perhatian ayah dan ibunya yang, dalam kultur Irlandia, lebih mengutamakan anak lelaki.

"Dan aku selalu menyanyi untuk mendapatkan perhatian. Selalu."

Dari umur lima tahun, Dolores sudah pandai memukau orang dengan suaranya. "Kalau aku mulai menyanyi, orang-orang di ruangan akan berhenti bicara dan mendengarkan. Aku juga punya aksen Irish yang kuat. Orang sering bertanya kenapa aku bernyanyi dengan aksen Irish yang kuat. Saat usia lima tahun, jelas aksen Irish-ku amat kuat, jadi aku bernyanyi dengan aksen yang kuat pula," kenangnya.

Saat berusia 12 tahun, Dolores menulis lagu pertamanya, "Calling". Kisahnya tentang jatuh cinta kepada pria berusia 40 tahun. Di sekolahnya, Dolores dikenal sebagai murid yang lihai menulis lagu.

Pada 1990, band bernama buruk, The Cranberry Saw Us, kehilangan vokalis, Niall Quinn, yang mengundurkan diri. Agar tak merasa bersalah, Niall berjanji akan mencarikan vokalis pengganti. Seorang kawan Niall, Catherine Hayes, bilang adiknya punya kawan dengan suara mengagumkan. Niall kemudian mengatur agar gadis bernama Dolores itu datang ke audisi.

Yang ditunggu ternyata datang ke audisi dengan mengenakan setelan olahraga berwarna pink. Bukan impresi pertama yang mengesankan. Namun setelah Dolores menyanyikan lagu kover Sinead O'Connor, tiga personel band, Noel Hogan, Mike Hogan, dan Fergal Lawler tahu: mereka akan punya vokalis keren.

"Dolores datang dengan keyboard, rambutnya amat pendek dan tubuhnya amat kecil," kenang Noel.

Noel membekali kaset demo berisi musik instrumental pada Dolores. Seminggu kemudian, Dolores datang dengan melodi dan lirik "Linger". Para personel lainnya terkejut. Tapi, kata Noel, mereka makin bersemangat. Noel tampak menjadi partner yang bisa mengimbangi Dolores. Dalam waktu tiga minggu, sudah ada beberapa lagu yang mereka buat. 

Band yang kemudian mengganti nama jadi The Cranberries ini kemudian rutin bermain di Limerick. Berbekal enam lagu, mereka membuat demo yang kemudian disebar ke label dan stasiun radio. Para remaja yang masih berusia 19 dan 16 tahun ini jelas tak menyangka bahwa akan ada banyak Label—dengan L besar—tertarik mengontrak. 

Pada 1 Maret 1993, album perdana The Cranberries, Everybody Else Is Doing It, So Why Can't We? dirilis. Lagu "Dreams" dan "Linger" jadi andalan. Album ini mendapat respons bagus dari penggemar dan kritikus. 

Pendekatan pop Cranberries dianggap tak lazim di saat musik grunge merajai industri kala itu. Permainan gitar Noel yang mengawang, sederhana, dan tepat sasaran, dianggap sebagai ciri khas musik Cranberries. Sedangkan suara akrobatik Dolores membuat dirinya masuk sebagai calon frontwoman yang patut diperhitungkan. 

Dengan lagu-lagu yang kebanyakan berlanggam pop, rasanya aman untuk memprediksi bahwa Cranberries akan bermain di ranah itu melulu. Hingga hari itu tiba. Pada 20 Maret 1993, Irish Republican Army (IRA) meletakkan bom di tempat sampah di kota Warrington, Inggris. Bom itu meledak dan membunuh Jonathan Ball (3) dan Tim Parry (12) serta melukai belasan orang.

"Aku sedang tur di Inggris saat itu, dan pasti merasa sedih. Bom-bom itu diledakkan di sembarang tempat. Korbannya bisa siapa saja," katanya pada Team Rock.

Kisah Dolores O'Riordan dan Perjalanan The Cranberries Jadi Grup Musik Terkenal (Bagian 2)

Related

Music 946784669669900885

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item