Upaya Pria Memutihkan Kulit, dari Wajah Sampai Organ Kelamin


Naviri Magazine - Sebagian pria tidak terlalu memperhitungkan penampilan fisiknya, namun sebagian lain sangat memperhatikan. Mereka yang sangat memperhatikan penampilan fisiknya bahkan sampai melakukan aneka upaya untuk senantiasa menjaga penampilan kulit selalu dalam kondisi prima. Karena itulah, banyak pria yang kini tampak rajin ke salon untuk melakukan perawatan.

Belakangan, upaya pria terkait hal itu juga sampai pada obsesi memutihkan atau mencerahkan kulit. Dari situ pula, muncullah aneka produk perawatan kulit—biasanya ditujukan untuk wajah—yang mampu mencerahkan kulit.  

Sebagian orang mungkin mengira tren memutihkan atau mencerahkan kulit hanya terjadi baru-baru ini. Namun, ternyata, upaya itu telah ada sejak zaman lampau, bahkan sejak zaman Dinasti Ming.

Dinasti Ming menilai ketampanan seorang pria dari kulitnya yang putih. Anggapan ini meluas dan dipraktikkan oleh sejumlah pria yang menetap di luar Cina, baik di Asia maupun Amerika sampai saat ini. 

Di Filipina, seorang pria berusia 19 tahun merawat wajah dengan berbagai produk yang mengandung unsur mencerahkan kulit, mulai dari skrub, tabir surya, sampai pelembap. 

Pada 2000, penari populer asal Jamaika, Vybz Kartel, meluncurkan produk perawatan kulit pria dengan khasiat mencerahkan. Ia salah satu pria yang punya upaya konsisten untuk mencerahkan warna kulitnya. Vbyz tetap memilih untuk berusaha di bidang produk perawatan wajah meski ia sempat mendekam di penjara. Setelah menuntaskan masa penahanan, November 2016, ia meluncurkan produk terbaru, Skin Whitening Lotion. 

Laporan dari Global Industry Analysts mengungkap bahwa industri pencerahan kulit akan sampai di angka $23 juta pada 2020. Salah satu negara di Asia yang banyak menggunakan produk pencerah ialah India. Sejak tahun 2009, penjualan produk pencerah kulit sampai di angka $432 juta setiap tahunnya. Enam puluh satu persen produk perawatan wajah yang dipasarkan di India punya efek mencerahkan kulit. 

Di Thailand, 69,5 persen pria yang berstatus mahasiswa menggunakan produk perawatan pencerah kulit. Tak hanya mahasiswa, belakangan ini ratusan pria berusia 22-55 tahun yang tinggal di negara tersebut juga melakukan perawatan untuk memutihkan kulit. Bukan hanya tubuh dan wajah, tetapi juga alat kelamin. 

Beberapa bulan lalu, Lelux Hospital menerima permintaan dari kliennya tentang layanan pemutihan penis. Adanya permintaan itu membuat tim dokter membuka layanan perawatan pemutihan penis. 

Dalam kurun waktu empat bulan, Lelux Hospital rata-rata menerima sekitar 100 klien setiap bulan. Per hari, mereka melayani tiga sampai empat klien yang datang dari sejumlah negara Myanmar, Kamboja, dan Hong Kong. 

Pemutihan penis dilakukan dengan menggunakan teknik laser dan harus dilakukan selama lima sesi perawatan. Biaya perawatan tersebut sekitar 8 juta rupiah. Popol Tansakul, Marketing Manager Lelux Hospital, dikutip Telegraph, berkata bahwa perawatan pemutihan penis dilakukan oleh orang yang sangat memperhatikan area privatnya. Salah satu pasien merasa lebih percaya diri saat menggunakan pakaian renang. 

Kepopuleran tindakan pemutihan penis membuat pemerintah Thailand mendatangi klinik Lelux untuk memeriksa kredibilitas mereka. Menurut laporan The Telegraph, Menteri kesehatan Thailand, Dr. Thongchai Keeratihuttayakorn, menganggap praktik pemutihan penis punya lebih banyak efek negatif, seperti rasa sakit, infeksi atau luka, dan pengaruh terhadap sistem reproduksi. 

Layanan pemutihan kulit jadi layanan favorit di Lelux. Lebih dari 50 persen pasien datang ke klinik tersebut untuk mendapat perawatan pencerahan kulit. 

Related

Male 8670499851275855349

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item