Ini Penyebab Orang Sulit Jatuh Cinta

Ini Penyebab Orang yang Sulit Jatuh Cinta

Naviri.Org - Dulu, ketika masih kecil, kita pasti sering mendengar cerita yang dituturkan oleh guru di kelas atau ayah-ibu saat kita akan tidur, mengenai kisah-kisah yang biasanya diawali dengan, “Pada zaman dahulu kala...” lalu diakhiri dengan “...dan mereka pun kemudian hidup bahagia selamanya.”

Sekarang, ketika mulai dewasa, kita pun tahu dan menyadari bahwa semua kisah yang diawali dengan dahulu kala dan diakhiri dengan bahagia selamanya adalah dongeng peri. Nah, yang menjadi masalah, saat ini masih banyak orang yang ingin menjadi pangeran atau putri dalam dongeng-dongeng peri itu.

Mereka masih ingin dan berharap dapat menemukan “cinta yang sempurna” atau “sosok yang hanya dapat dilihat dalam mimpi” untuk memulai menjalin cinta dan hubungan dengan seseorang. Akibatnya, mereka pun kemudian menjadi sulit untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan seseorang.

Jadi, mengapa ada orang-orang yang sepertinya sangat sulit untuk dapat jatuh cinta?

Salah satu jawabannya adalah—secara tanpa sadar—setiap kali orang-orang ini membicarakan cinta, mereka mengaitkannya dengan sejumlah konsep idealisme yang begitu kompleks bahkan rumit. Ada cukup banyak orang yang memiliki kriteria “idealis” untuk cinta yang ingin mereka terima atau mereka temui, dan akibatnya mereka pun tidak menyadari bahwa cinta dan jatuh cinta sesungguhnya tak lebih dari sekadar interaksi sosial belaka.

Sebagaimana interaksi sosial sehari-hari lainnya, cinta membutuhkan dinamika tertentu yang perlu dijalani seseorang untuk kemudian dapat sukses dalam percintaannya. Sebagaimana menjalankan perdagangan, belajar, berolahraga, ataupun aktivitas lainnya, orang tak dapat menguasainya tanpa pernah mau menyentuhnya terlebih dulu.

Kenyataan semacam ini biasanya sulit dipahami atau setidaknya sulit diterima oleh orang-orang yang sulit jatuh cinta. Mungkin karena mereka berpikir bahwa menyamakan perasaan cinta dengan proses interaksi sosial yang “remeh” lainnya akan dianggap sebagai bentuk yang merendahkan esensi dan konsep cinta.

Padahal, sesungguhnya, cinta adalah sama dengan perasaan-perasaan lain yang biasa dirasakan oleh manusia secara manusiawi. Tetapi mengapa cinta kemudian menjadi seperti berbeda?

Jawabannya karena cinta inilah yang seringkali menjadi tema dari berbagai film, novel, drama, bahkan sampai komik, dan penggambaran cinta yang menggunakan media-media itu kemudian menjadikan cinta sebagai sesuatu yang jauh untuk direngkuh. Tentu saja media-media—baik film, novel atau lainnya—yang menggambarkan kisah-kisah cinta itu tidak akan menggambarkan cinta dalam wujudnya yang biasa. Di sana ada dramatisasi, unsur yang dilebih-lebihkan dan melankolik yang dimelankolisasi.

Yang menjadi masalah, ada orang-orang tertentu yang merasa bahwa semua kisah cinta yang ada di media-media itu sebagai gambaran yang riil, atau setidaknya sebagai pelajaran yang patut ditiru dalam urusan jatuh cinta dan bagaimana ia akan melangsungkan suatu hubungan. Ketika orang sampai pada pemikiran semacam itu, maka cinta baginya akan menjadi semacam mitos. Dia akan merasa begitu kenal dengan apa yang disebut cinta, tetapi akan kesulitan untuk dapat menemukannya.

Jadi, cinta sesungguhnya sesuatu yang biasa—perasaan yang biasa dirasakan oleh manusia—dan bukan benda mistis atau perasaan supranatural yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki kemampuan metafisika. Semakin keliru seseorang dalam mengartikan makna cinta, semakin sulit pula ia untuk dapat jatuh cinta.

Cinta yang kita lihat di film-film atau yang kita baca di novel-novel adalah cinta yang telah dibumbui, didramatisasi atau bahkan dilebih-lebihkan. Tentu saja kita tetap perlu membaca novel-novel cinta yang bagus, sama perlunya bagi kita untuk tetap menonton film-film roman yang menawan.

Tetapi, meskipun begitu, kita toh harus tetap memiliki wawasan, pengalaman sekaligus pemahaman untuk dapat membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi, mana yang realita dan mana yang ilusi, mana yang kenyataan dan mana yang imajinasi. Dengan begitu, kita akan tetap dapat membayangkan keindahan cinta dan segala romantikanya tanpa harus meninggalkan pijakan kaki kita di alam tempat kita hidup di dalamnya.

Karenanya, kalau hari ini kau merasa (masih) sulit untuk dapat jatuh cinta atau kesulitan untuk menjalin dan melangsungkan suatu hubungan karena adanya standar-standar tertentu sebagaimana yang kaubayangkan dengan mengacu pada film-film atau legenda-legenda cinta dalam novel, selalu ingatlah bahwa semua yang kita baca dan kita saksikan menyangkut kisah-kisah cinta itu hanyalah replika dari buih-buih mimpi tentang apa yang seharusnya terjadi atau apa yang kita harapkan terjadi—dan bukan tentang apa yang sesungguhnya terjadi.

Baca juga: Mengapa Cinta Sejati Sulit Dicari

Related

Relationship 4535652487354321933

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item