Mitos Tindihan atau Sleep Paralysis di Berbagai Negara

 Mitos Tindihan atau Sleep Paralysis di Berbagai Negara

Naviri.Org - Ternyata, fenomena sleep paralysis memiliki sebutan berbeda di kebudayaan banyak negara. Jika sleep paralysis di Indonesia sering disebut tindihan karena dipercaya ada mahluk halus yang menindih, kebudayaan di negara-negara lain memiliki sebutan sendiri. Berikut ini di antaranya:

Di budaya Afro-Amerika, gangguan tidur ini disebut the devil riding your back atau hantu yang sedang menaiki bahu seseorang.

Di budaya Cina, disebut gui ya shen atau gangguan hantu yang menekan tubuh seseorang.

Di budaya Meksiko, disebut se me subio el muerto dan dipercaya sebagai kejadian adanya arwah orang meninggal yang menempel pada seseorang.

Di budaya Kamboja, Laos, dan Thailand, disebut pee umm, mengacu pada kejadian ketika seseorang tidur dan bermimpi makhluk halus memegangi atau menahan tubuh orang itu untuk tinggal di alam mereka.

Di budaya Islandia, disebut mara. Mara adalah kata kuno bahasa Island, yang berarti hantu yang menduduki dada seseorang di malam hari, berusaha membuat orang itu sesak napas dan mati lemas.

Di budaya Tuki, disebut karabasan, dan dipercaya sebagai makhluk yang menyerang orang di kala tidur, menekan dada orang tersebut dan mengambil napasnya.

Di budaya Jepang, disebut kanashibari, yang secara harfiah berarti “mengikat”, sehingga diartikan seseorang diikat oleh makhluk halus.

Di budaya Vietnam, disebut ma de yang artinya dikuasai setan. Banyak penduduk Vietnam percaya gangguan ini terjadi karena makhluk halus merasuki tubuh seseorang.

Di budaya Hungaria, disebut lidercnyomas dan dikaitkan dengan kata supranatural boszorkany (penyihir). Kata boszorkany memiliki arti “menekan” sehingga kejadian ini diterjemahkan sebagai tekanan yang dilakukan makhluk halus pada seseorang di saat tidur.

Di budaya Malta, gangguan tidur sleep paralysis dianggap sebagai serangan oleh Haddiela (istri Hares), dewa bangsa Malta yang menghantui orang dengan cara merasuki orang tersebut. Dan untuk terhindar dari serangan Haddiela, seseorang harus menaruh benda yang terbuat dari perak atau sebuah pisau di bawah bantal saat tidur.

Di budaya New Guinea, fenomena sleep paralysis disebut Suk Ninmyo, yaitu pohon keramat yang hidup dari roh manusia. Pohon keramat itu akan memakan roh manusia di malam hari, agar tidak mengganggu manusia di siang hari. Namun, sering kali orang yang rohnya sedang disantap pohon ini terbangun dan terjadilah sleep paralysis.

Related

Science 8348952677290569603

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item