Teknologi Membuat Orang Kurang Tidur

 Teknologi Membuat Orang Kurang Tidur

Naviri.Org - Zaman semakin modern, dunia semakin canggih, dan berbagai teknologi diciptakan untuk tujuan memudahkan urusan manusia. Sayangnya, tujuan itu tampaknya memiliki efek samping yang kurang baik. Salah satunya membuat banyak orang menjadi kurang tidur, karena sangat terikat pada teknologi. Kenyataan itulah yang terungkap dalam studi yang dilakukan National Sleep Foundation di Amerika Serikat.

Russell Rosenberg, PhD., ketua pelaksana studi dan direktur The Atlanta School of Sleep Medicine and Technology, menyatakan bahwa penggunaan ponsel, komputer, dan video game sebelum waktu tidur dan tengah malam—sebagaimana yang sering dilakukan para remaja dan anak-anak masa kini—telah menyita banyak sekali jatah waktu beristirahat. “Tidur dan teknologi tidak berbaur,” ujarnya.

Studi yang dilakukan tersebut memusatkan perhatian pada teknologi dan alat elektronik yang digunakan masyarakat, alat-alat yang sangat mudah ditemukan di mana-mana. Selain mengungkap pengaruh teknologi terhadap durasi tidur, studi itu juga menemukan banyak orang Amerika yang tidak senang dengan kualitas tidur mereka. Tercatat sepertiga orang dewasa di AS tidur kurang dari 7 jam dalam sehari, dan fakta itu menempatkan mereka pada risiko gangguan kesehatan yang serius.

Studi tersebut melibatkan 1.508 responden, yang dibagi dalam 4 kelompok, yakni usia 13-18, 19-29, 30-45, dan 46-64. Beberapa temuan penting dalam riset itu di antaranya adalah para remaja diketahui paling sering mengantuk. Kasusnya tercatat sekitar 22 persen pada remaja usia 13-18, disusul 16 persen pada usia 19-29 tahun, kemudian 11 persen pada usia 30-45 tahun, dan 9 persen pada usia 46-64 tahun.

Banyak responden mengaku tidak pernah lelap atau jarang tidur pulas pada malam hari, dengan persentase tertinggi sekitar 51 persen pada remaja usia 19-29 tahun. Rata-rata durasi tidur tercatat sekitar 7 jam untuk responden usia dewasa, sedangkan para remaja sedikit lebih lama. Mereka yang berusia 13-19 tahun rata-rata tidur selama 7 jam 26 menit; usia 19-29 tahun rata-rata tidur sekitar 7 jam; sementara usia 30-45 dan 46-64 tidur lebih sedikit di bawah 7 jam.

Semua masalah kekurangan tidur itu terkait dengan penggunaan alat-alat elektronik yang dilakukan sebelum tidur, meliputi ponsel, televisi, komputer, dan lain-lain. Sebanyak 60 persen responden rata-rata selalu menonton televisi, 39 persen memakai ponsel, 36 persen menggunakan laptop atau komputer, 21 persen menggunakan telepon, 8 persen bermain video games, dan 29 persen memakai perangkat pemutar musik.

Mendapati kenyataan itu, para ahli mengimbau agar penggunaan alat-alat tersebut sebelum waktu tidur dikurangi. Russell Rosenberg menjelaskan, “Ada dua alasan untuk hal itu. Pertama adalah paparan cahaya yang didapatkan orang dari layar komputer atau alat lain. Cahaya dapat menghambat hormon pengirim sinyal ke otak yang memerintahkan tubuh beristirahat, yaitu hormon melatonin. Alasan lain, waktu tidur menjadi tertunda karena Anda terjebak dalam kesenangan menggunakan komputer dan alat lainnya.”

Sayangnya, sekitar seperempat responden dalam riset itu mengatakan bahwa mereka tidur dengan menyimpan ponsel di ranjang, dan sekitar 10 persen mengatakan sering terbangun setidaknya beberapa menit di tengah malam, karena harus menjawab telepon, SMS, atau e-mail. Hal itu lebih sering dilaporkan oleh responden berusia muda, yakni 18 persen responden berusia 13-19 tahun, dan 20 persen responden berusia 19-29 tahun.

Karena kurang tidur akibat penggunaan alat-alat teknologi, para responden juga diketahui sering mengantuk saat berkendara. Setengah dari responden usia 19 -29 tahun mengaku setidaknya pernah mengantuk satu kali dalam sebulan. Sekitar 10 persen dari responden remaja dan dewasa mengaku mengantuk satu atau dua kali  dalam sepekan.

Fakta itu tampaknya sejalan dengan data dari National Highway Traffic Safety Administration, yang menyatakan bahwa mengantuk saat berkendara dilaporkan menjadi penyebab lebih dari 100.000 kasus kecelakaan lalu lintas setiap tahun, dan merenggut 1.550 korban jiwa.

Sementara itu, mengenai cara mengatasi kantuk akibat kurang tidur, para responden mengaku menggunakan kafein secara berlebihan atau tidur siang. Rata-rata responden bisa meminum sekitar tiga cangkir minuman berkafein setiap hari. Sementara responden lainnya biasa mengatasi kantuk di siang hari dengan cara tidur siang.

Teknologi, seperti yang sering dikatakan orang, memang pedang bermata dua. Jika tidak bisa memanfaatkannya dengan baik dan arif, hasilnya tidak selalu positif.

Related

Lifestyle 8454748067691614893

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item