Upaya Menyelamatkan Bahasa dari Kepunahan

Upaya Menyelamatkan Bahasa dari Kepunahan

Naviri.Org - Indonesia mengenal bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Karena menjadi bahasa nasional, maka orang Indonesia pun hampir bisa dipastikan dapat berbahasa Indonesia. Namun, karena Indonesia memiliki wilayah yang luas dengan banyak pulau dan wilayah, masing-masing orang juga biasanya memiliki bahasa daerahnya masing-masing.

Orang Jawa punya bahasa Jawa. Orang Madura punya bahasa Madura. Orang Bugis punya bahasa Bugis. Dan seterusnya. Bahasa-bahasa yang dijadikan contoh itu bisa dibilang masih digunakan banyak orang, sehingga tetap lestari. Namun, di luar bahasa-bahasa yang masih banyak digunakan saat ini, ada pula bahasa-bahasa daerah yang nyaris punah, karena tidak ada lagi yang menggunakan.

UNESCO mengestimasi, jika tak ada tindakan apa-apa, setengah dari 6.000 bahasa yang dipakai di dunia akan hilang hingga akhir abad ini.

Kini, di Indonesia tercatat 25 bahasa berstatus hampir punah, sementara 13 bahasa sudah dinyatakan punah. Jika tak melakukan apa-apa, bukan tak mungkin 25 bahasa yang hampir punah itu akan benar-benar lenyap selamanya. Lalu, apa yang bisa dilakukan?

Dalam buku berjudul Language Revitalization: an Overview, Leanne Hinton menuliskan beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk merevitalisasi bahasa. Langkah pertama ia sebut sebagai penilaian bahasa dan perencanaan. Pemerintah atau lembaga apapun yang ingin merevitalisasi harus mencari tahu situasi linguistik dalam masyarakat.

Segala hal terkait usia pengguna bahasa aktif, sumber bahasa selain manusia, hingga sikap komunitas pengguna bahasa tersebut harus bisa diidentifikasi. Jika sudah, langkah berikutnya adalah, apabila tidak ada lagi pengguna aktif suatu bahasa, harus dilakukan rekonstruksi ulang bahasa. Rekonstruksi bisa dilakukan dengan mempelajari dokumentasi yang ada.

Selanjutnya, apabila bahasa tersebut hanya memiliki pengguna usia senja, dokumentasikan bahasa dari pengguna yang sudah tua itu.

Langkah keempat yang bisa dilakukan adalah mengembangkan program pembelajaran bahasa kedua bagi kelompok usia dewasa. Setelah itu, mereka didorong untuk menggunakan bahasa yang hampir punah itu di rumah dan di tempat umum.

Selanjutnya, bahasa yang terancam punah dimasukkan ke dalam kurikulum pelajaran di sekolah, yang berada di daerah tempat bahasa tersebut digunakan. Jika ini berhasil, perlu ada dorongan untuk penggunaan bahasa yang nyaris punah ke domain lokal yang lebih luas, dalam pertemuan-pertemuan di desa, misalnya.

Revitalisasi tak hanya membutuhkan biaya dan inisiatif. Ia juga membutuhkan komitmen kuat dari kelompok masyarakat atau komunitas, untuk kembali menggunakan bahasa yang hampir punah.

Baca juga: Bahasa-bahasa Daerah di Indonesia yang Telah Punah

Related

Science 4938770175764596435

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item