Negara-negara dengan Utang Terbesar di Dunia

Negara-negara dengan Utang Terbesar di Dunia

Naviri.Org - Hampir semua negara di dunia memiliki utang luar negeri, termasuk Indonesia. Seperti yang sudah kita tahu, Indonesia memiliki utang luar negeri yang jumlahnya tidak bisa dibilang sedikit. Berdasarkan data Bank Indonesia, utang negara Indonesia mencapai 343,13 miliar dollar Amerika, atau setara Rp 4.636 triliun per September 2017. Saat ini, jumlah utang Indonesia sudah mencapai Rp 4.800-an triliun.

Mengapa negara-negara di dunia merasa perlu memiliki utang luar negeri? Umumnya, utang diperlukan untuk kepentingan negara, seperti modal membangun negara, menutupi kekurangan anggaran, menjalin hubungan bilateral, dan lain-lain. Tetapi, namanya utang, tentu bukan hal bagus kalau jumlahnya sangat besar, karena akan menjadi beban.

Terkait hal itu, berikut ini adalah daftar negara-negara yang memiliki utang terbesar di dunia. Daftar berikut ini dimulai dengan nomor 17 (yang memiliki rasio utang terkecil) dan terus menuju ke nomor 1 (yang memiliki utang terbesar).

17. Islandia (90,2 persen)

Sebelum krisis kredit di tahun 2007, utang pemerintah Islandia adalah 27 persen dari PDB. Sayangnya, delapan tahun kemudian, negara ini masih berurusan dengan runtuhnya sistem perbankan.

16. Barbados (92,0 persen)

Barbados memang negara tax haven atau surga pajak. Negara ini sebenarnya negara terkaya dan paling maju di Karibia Timur. Tetapi prospek pertumbuhan terlihat lemah karena langkah-langkah penghematan untuk mengatasi dampak dari krisis kredit delapan tahun lalu.

15. Prancis (93,9 persen)

Negara dengan ekonomi terbesar kedua zona euro ini sebenarnya telah pulih dan bangkit. Prancis mengeluarkan beberapa kabar baik seperti layanan PMI atau indeks manajer pembelian yang lebih baik dari yang diharapkan, dan penjualan ritel meningkat.

14. Spanyol (93,9 persen)

Banyak pihak yakin prospek pertumbuhan Spanyol dan reformasi pasar tenaga kerja akan meningkatkan prospek. Pada kuartal kedua 2015, ekonomi Spanyol tumbuh 3,1 persen year-on-year.

13. Cape Verde (95,0 persen)

Ekonomi negara kepulauan ini berorientasi layanan, namun menderita lantaran sumber daya alam yang buruk. Itu berarti Cape Verde harus mengimpor 82 persen makanan yang menyebabkan kerentanan terhadap fluktuasi pasar.

12. Belgia (99,8 persen)

Negara ini dikenal sebagai “orang sakit di Eropa”, karena meskipun pemerintah berhasil mengurangi defisit anggaran dari puncak 6 persen dari PDB pada 2009 menjadi 3,2 persen, namun utangnya masih sangat tinggi.

11. Singapura (103,8 persen)

Singapura adalah salah satu negara terkaya di dunia, tapi negara yang menderita utang yang tinggi. Pemerintah Singapura berusaha untuk menemukan cara-cara baru untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan produktivitas.

10. Amerika Serikat (104,5 persen)

Amerika Serikat telah menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa ini bisa memicu krisis keuangan lain karena kenaikan pembayaran membuat orang akan membayar kembali utang.

9. Bhutan (110,7 persen)

Ekonomi negara kecil di Asia ini terkait erat dengan India, dan sangat bergantung pada negara itu untuk bantuan keuangan dan buruh asing untuk infrastruktur.

8. Siprus (112.0 persen)

Krisis berlebihan ke Yunani memukul keras Siprus, ketika krisis utang Eropa berdesir di seluruh dunia pada tahun 2010. Seperti Yunani, utang itu harus ditebus oleh kreditor internasional dan menegakkan kontrol modal serta langkah-langkah penghematan untuk mendapatkan pendanaan.

7. Irlandia (122,8 persen)

Negara ini keluar dari program bailout tapi masih menghadapi tumpukan utang yang sangat besar. Meski demikian, Irlandia telah memiliki keberhasilan dalam refinancing sejumlah besar utang perbankan.

6. Portugal (128,8 persen)

Portugal keluar dari program bailout pada pertengahan 2014. Namun, PDB masih 7,8 persen lebih rendah dari akhir 2007.

5. Italia (132,5 persen)

Proporsi utang Italia terhadap PDB adalah yang tertinggi kedua di zona euro. Angkanya melonjak pada awal tahun ini, karena peningkatan likuiditas yang tersedia.

4. Jamaika (138,9 persen)

Rekening jasa industri 80 persen dari PDB. Akan tetapi, kejahatan yang tinggi, korupsi, dan pengangguran besar-besaran, menyeret pertumbuhan negara tersebut. Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan Jamaika perlu mereformasi sistem pajaknya.

3. Lebanon (139,7 persen)

Negara ini menjadi tujuan wisata, namun perang melawan Suriah dan gejolak politik dalam negeri telah menyebabkan kurangnya pendapatan negara tersebut.

2. Yunani (173,8 persen)

Negara ini telah mengambil alih 320 miliar euro uang tunai sebagai bailout. Sehingga, tampaknya mustahil untuk membayar itu semua kembali, terutama karena Yunani telah menerapkan langkah-langkah penghematan menyakitkan untuk mendapatkan pinjaman tersebut.

1. Jepang (243,2 persen)

Jepang menjadi negara dengan utang terbesar di dunia. Ekonominya tumbuh sangat lambat, dan sekarang bank sentral telah menerapkan suku bunga negatif.


Related

Money 1670322824259385156

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item