Mungkinkah James Bond Diperankan Wanita?

Mungkinkah James Bond Diperankan Wanita?

Naviri.Org - Di antara banyak tokoh fiksi yang sangat terkenal, dari abad silam sampai zaman modern, James Bond adalah salah satunya. Dunia mengenal sosok James Bond sebagai laki-laki dengan pesona menawan, bekerja sebagai mata-mata Inggris yang biasa berkeliling dunia, mengendarai mobil-mobil mewah, dan biasa terlibat affair dengan wanita-wanita cantik.

Belakangan, muncul wacana untuk mewujudkan sosok James Bond yang diperankan perempuan. Meski mungkin ide atau usulan semacam itu terdengar aneh, nyatanya wacana mengenai “James Bond perempuan” mengemuka di sebagian kalangan.

Dua tahun silam, pembicaraan mengenai hal ini sempat menyeruak ke permukaan. Di tengah pencarian sosok penerus Daniel Craig sebagai Bond yang kontraknya bakal berakhir, Gillian Anderson (bintang The Fall dan X-Files) menyatakan kesanggupannya untuk menjadi James Bond.

Melalui akun Twitter-nya, ia mengunggah poster dirinya berpose layaknya Bond dengan keterangan: “Ini Bond, Jane Bond.” Ia lalu melanjutkan, “Maaf, tidak tahu siapa yang membuat poster ini, tapi aku suka!” dan disertai tagar #NextBond.

Unggahan Anderson ditanggapi respons yang beragam. Ada yang setuju dan ada pula yang menolaknya. Dalam “The Name’s Bond, James Bond … or Should It Be Jane?” yang dipublikasikan di The Conversation, James Chapman (profesor film di University of Leicester) dan Shelley Cobb (pengajar di University of Southampton) mengemukakan pendapatnya masing-masing.

Chapman, misalnya, beranggapan jika Bond seharusnya memang diperankan laki-laki. Ia beralasan, mengganti Bond dengan perempuan sama saja menghina konsep puritanisme yang dibuat Fleming melalui James Bond. Chapman menambahkan, Bond adalah ikon budaya populer yang tidak boleh dikacaukan.

“Anda tidak akan mengubah Indiana Jones atau Luke Skywalker menjadi perempuan, sama seperti Anda tidak mengharapkan Bridget Jones diperankan laki-laki,” tulisnya.

Menurut Chapman, publik tidak perlu mengubah Bond menjadi perempuan. Sebagai solusinya, yang diperlukan ialah film-film yang menonjolkan kekuatan dan kepemimpinan perempuan seperti dalam Lara Croft atau Wonder Woman.

Sementara Cobb berpendapat Jane Bond perlu diupayakan, karena dengan itu ia setidaknya akan menjawab masalah-masalah seperti marjinalisasi perempuan dalam layar, dan bagaimana ketidakhadiran mereka berkontribusi pada marjinalisasi dalam politik.

Alasan bahwa Jane Bond tidak akan mendatangkan banyak uang (box office), catat Cobb, hanyalah penalaran yang sempit karena dewasa ini banyak film yang dibintangi perempuan dan menghasilkan pundi-pundi keuntungan, macam The Hunger Games.

“Jadi, mengapa tidak ada Jane Bond? Ia mungkin mampu menghidupkan franchise Bond. Tapi, ia mungkin juga bisa membunuh ikon Bond. Apa pun itu, lebih baik tidak takut dan ingat perkataan Judi Dench, ‘Jika kamu berpikir saya tidak punya keberanian untuk mengirim seseorang agar mati, nalurimu salah,’” tegas Cobb.

Sarah Bayard, dalam tesis berjudul The Evolution of Female Gender Roles in James Bond Films (2015), mengungkapkan keberadaan perempuan di film-film James Bond seperti menggambarkan realitas yang terjadi saat ini. Penelitian Bayard memperlihatkan, perempuan dalam film James Bond dapat dibagi menjadi dua kategori.

Pertama adalah perempuan dalam semesta Bond yang digambarkan cerdas, cakap, dan punya karier cemerlang. Perempuan-perempuan ini, seperti dicatat Bayard, tak cuma berandil dalam plot Bond tapi juga dipandang publik berpotensi untuk memberikan dampak positif dalam kehidupan sehari-hari.

Di lain sisi, film-film Bond juga kerap menggambarkan perempuan sebagai objek seksual yang dimaksudkan tidak lebih dari aksesori untuk mempertegas maskulinitas James Bond. Perempuan dengan posisi seperti ini sering berakhir dengan tragis (dibunuh) karena dianggap memberikan keuntungan pada Bond. Apabila gambaran semacam ini diteruskan, maka perempuan dapat terkena dampak negatif.

Pada akhirnya, peninggalan Fleming lewat karakter Bond memang mampu memberi warna pada budaya populer. Tapi, di lain sisi, ia juga meninggalkan lubang besar soal posisi perempuan.

Baca juga: Membincang Adegan Seks Dalam Film-film Hollywood

Related

Entertaintment 4576484430468252867

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item