Microsoft, Startup yang Menjadi Perusahaan Raksasa

 Microsoft, Startup yang Menjadi Perusahaan Raksasa

Naviri.Org – Dulu, istilah startup mungkin belum populer dan belum sering digunakan sebagaimana pada masa sekarang. Karenanya, ketika Bill Gates dan Paul Allen mendirikan perusahaan rintisan, mereka pun tidak menyebutnya startup. Yang jelas, keduanya mendirikan perusahaan rintisan yang diberi nama Microsoft, dan startup itu kemudian tumbuh berkembang hingga menjadi perusahaan raksasa, bahkan paling berpengaruh di dunia.

Kesuksesan Microsoft bisa dibilang tak bisa dilepaskan dari perusahaan IBM dan prosesor Intel.

Pada dekade 1970-an hingga 1980-an, IBM merupakan penguasa dunia komputer, khususnya komputer bagi skala industri. Mereka menguasai hampir 70 persen pangsa pasar di dunia komputer saat itu. Di ranah komputer konsumen, alias komputer bagi masyarakat umum (selanjutnya disebut PC), IBM belum memiliki portofolio. Apple, startup bikinan Steve Jobs dan Steve Wozniak, adalah nama yang mencuat masuk ke ranah tersebut.

Uniknya, Apple bekerja dengan caranya sendiri. Laura Rich dalam The Accidental Zillionaire (2003) mengatakan bahwa Apple “melakukan langkah yang sangat jauh berbeda dibandingkan produsen PC lain.” Selain membuat hardware, Apple pun mencitakan sistem operasinya sendiri.

Di tahun 1980, Apple, melalui Apple II, jadi penguasa PC. Di tahun itu mereka memperoleh penguasaan pangsa pasar sebesar 10,77 persen. Setahun berikutnya, pangsa pasar Apple II naik menjadi 15 persen.

Melihat hal tersebut, IBM tidak bisa tinggal diam. Mereka lalu meluncurkan proyek ambisius menciptakan PC bernama “Project Chess.” Dalam penciptaan PC itu, IBM memilih Intel 8089 sebagai otaknya. Sayangnya, IBM tidak memiliki cukup tenaga untuk menciptakan sistem operasinya sendiri.

Jack Sams, salah seorang petinggi IBM yang tahu rekam jejak Microsoft menciptakan BASIC bagi Altair, adalah orang yang menghubungi Gates dan Allen. Beserta segenap jajaran IBM, Sams lalu meminta Microsoft menciptakan sistem operasi bagi PC yang mereka kembangkan.

Sayangnya, Microsoft saat itu tidak memiliki produk apapun yang dapat digunakan di PC berbasis intel 8086. Namun, IBM terlalu berharga untuk dilewatkan. Microsoft lantas mengiyakan permintaan itu.

Demi memenuhi permintaan IBM, Microsoft lalu mendatangi Seattle Computer, perusahaan yang memiliki portofolio sistem operasi yang dapat dijalankan di PC berbasis Intel 8086 bernama QDOS alias Quick and Dirty Operating System. Untunglah, IBM tidak mengetahui Seattle Computer, dan Seattle Computer tidak tahu kesepakatan antara Microsoft dan IBM.

Melalui sebuah negosiasi, Microsoft membeli lisensi QDOS. Kesepakatan itu terdiri atas $10.000 untuk melisensi QDOS, $5.000 untuk source code, $10.000 untuk menandatangani perjanjian. Lalu, tidak lama kemudian, Microsoft membeli segala hak kepemilikan atas QDOS sebesar $50.000.

Selepas dimodifikasi, QDOS berubah jadi MS-DOS alias Microsoft Disk Operating System, tepat pada bulan Agustus 1981. Ia merupakan sistem operasi non-grafik dan hanya dioperasikan melalui command line alias kode perintah. Pengalaman menggunakan MS-DOS masih bisa digunakan hingga seri Windows masa kini, melalui program bernama Command Shell atau Command Prompt.

MS-DOS inilah yang kemudian diberikan pada IBM. Pada 12 Agustus 1981, PC IBM berbasis MS-DOS 1.0 meluncur ke khalayak.

Yang menarik, IBM tidak mengekang Microsoft untuk hanya menjual MS-DOS pada mereka. Microsoft diperbolehkan melisensikan MS-DOS pada pabrikan komputer lain. Selain itu, karena PC IBM dibuat atas chip Intel, banyak produsen lain yang mengekor membuat kloningan PC IBM.

IBM, yang merupakan raksasa di bidang komputer industri, menggenggam pasar komputer konsumen dengan mudah. Mereka hanya perlu satu tahun untuk mengejar ketertinggalan dari Apple. PC rancangan IBM, berikut penirunya, akhirnya bertebaran di pasaran.

Di tahun 1981, awal mula PC IBM meluncur, PC IBM berikut kloningan dari banyak produsen memiliki pangsa pasar sebesar 2,50 persen. Pada tahun 1983, pangsa pasarnya mencuat jadi 26,42 persen. Di tahun 1985, kekuatan PC IBM menjadi tak terelakkan, dengan penguasaan sebesar 55,78 persen pangsa pasar.

Di tahun ketika mereka akhirnya meluncurkan PC bersama IBM itulah, Microsoft resmi jadi perusahaan sebagai Microsoft, Inc. di AS. Gates jadi presiden, sementara Allen jadi executive vice-president.

Karena PC IBM dan kloningannya menggunakan MS-DOS, Microsoft kecipratan rejeki. Mereka pun didaulat jadi raja sistem operasi. Perolehan pangsa pasar PC IBM bisa pula disebut sebagai perolehan pangsa pasar Microsoft.

Lalu, selepas sukses dengan MS-DOS, Microsoft meluncurkan Windows. Sistem operasi berbasis graphical user interface (GUI). Selepas IBM tak lagi memproduksi komputer bagi masyarakat umum, Windows tetap jadi penguasa di bidang PC. Mereka memperoleh pangsa pasar sebesar 88,78 persen di dunia PC di tahun 2018.

Microsoft pun jadi roket utama yang meluncurkan dua pendirinya jadi bagian orang terkaya sejagat. Bill Gates kini punya kekayaan senilai $90,5 miliar, sementara Paul Allen punya harta sebesar $21,6 miliar.

Baca juga: Kisah Microsoft Paint, Kelahiran Hingga Kematiannya

Related

Business 957070187410487493

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item