Fakta di Balik Tingginya Kasus Bunuh Diri di Jepang

Fakta di Balik Tingginya Kasus Bunuh Diri di Jepang

Naviri.Org - Beberapa negara mengalami krisis yang mengkhawatirkan, yaitu tingginya angka bunuh diri. Kita mungkin sempat mendengar hal ini terkait Korea Selatan, yang beberapa artisnya diberitakan bunuh diri. Kenyataannya Korea Selatan memang mengalami kasus tingginya bunuh diri. Namun, bukan hanya Korea yang mengalami hal semacam itu, tapi juga Jepang.

Di balik gemerlap dan kemajuan ekonominya, Jepang memiliki beberapa kisah pilu, salah satunya adalah angka bunuh diri tertinggi. Jepang bahkan tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki angka bunuh tertinggi di dunia.

Membicarakan perkara bunuh diri dengan orang Jepang ternyata tak mudah, kebanyakan dari mereka merasa tidak nyaman bila ditanya soal bunuh diri. Bukan hanya dalam pembicaraan, bahkan pengumuman di kereta api juga menggunakan kalimat eufemisme saat terjadi peristiwa bunuh diri.

Pengumuman di kereta biasanya menggunakan kata-kata seperti "personal injury", "customer fall", atau "human accident", ketimbang menggunakan kata "rekishi" (kematian di kereta) atau bahkan suicide (bunuh diri).

Bunuh diri memang bagai epidemi di Jepang. Gejalanya meluas dan menyebar ke banyak orang. Alasan utama bunuh diri di Jepang umumnya karena tekanan ekonomi, pengangguran, stres, kesepian, atau juga karena shokuba utsu atau depresi di tempat kerja.

Kemudian muncullah aksi demonstrasi yang dilakukan oleh kelompok keluarga yang peduli dan keluarga para korban bunuh diri. Mereka mengumpulkan tanda tangan dukungan untuk menekan pemerintah agar turun tangan dalam menangani masalah bunuh diri itu. Pada tahun 2006, parlemen Jepang telah menyetujui undang-undang Pencegahan Bunuh Diri, namun langkah konkret menuju pencegahan bunuh diri belum terlihat.

Awal Maret 2012 lalu, akhirnya pemerintah Jepang bekerja sama dengan berbagai lembaga meluncurkan program kampanye pencegahan bunuh diri yang dinamakan GKB47. Kampanye GKB47 melibatkan idol grup Jepang terkenal, AKB48, sebagai figurnya.

GKB47 adalah singkatan dari Gate Keeper 47. Gate Keeper mengajak seluruh warga untuk peduli dan memberi perhatian kepada orang-orang yang memiliki risiko bunuh diri di sekitarnya. Sementara angka 47 mewakili jumlah prefektur di Jepang.

Dengan gerakan GKB47, masing-masing warga Jepang diharapkan dapat membantu rekan, sahabat, atau saudara yang mengalami depresi ataupun kesulitan hidup. Bantuan yang diberikan mulai dari konsultasi hingga pendampingan. Slogan gerakan tersebut adalah "YOU ARE ALSO MEMBER", Anda semua juga anggota GKB47.

Dengan berbagai program dan kampanye yang dilakukan, Kementerian Kesehatan, tenaga kerja, dan kesejahteraan Jepang menargetkan tingkat bunuh diri dapat menurun sebanyak 20%. Semoga program itu berhasil.

Makna hidup bisa dicari pada keimanan terhadap Tuhan ataupun hubungan yang hangat dengan keluarga, sahabat ataupun lingkungan. Pada akhirnya, hidup tanpa makna akan membawa manusia pada ketidakbahagiaan. Manusia bukanlah atom yang hilang di alam semesta melainkan pribadi-pribadi yang mencari makna.

Baca juga: Di Jepang, Bunuh Diri Menjadi Ladang Bisnis

Related

World's Fact 1192025520133981743

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item