Kisah Perjuangan Orang-orang yang Terhanyut di Tengah Lautan

Kisah Perjuangan Orang-orang yang Terhanyut di Tengah Lautan

Naviri Magazine - Karena suatu masalah, orang bisa hanyut di tengah lautan. Misalnya nelayan yang mengalami masalah dengan kapalnya, atau kecelakaan yang menimpa kapal penumpang hingga orang-orang terjun dari kapal.

Yang menjadi masalah, terdampar di tengah lautan tentu berbeda dengan di darat. Di darat, orang bisa dibilang dapat memenuhi kebutuhan hidup dengan cukup mudah, semisal makan dan minum. Tetapi, di tengah lautan, kebutuhan mendasar itu sulit dipenuhi, karena di mana-mana yang ada hanya air. Sementara air laut tidak bisa dikonsumsi karena mengandung kadar garam tinggi, yang justru menimbulkan dehidrasi.

Pada 2014, warga Kepulauan Marshall yang berada di Samudera Pasifik menemukan Jose Salvador Alvarenga, warga Meksiko yang dikabarkan hilang saat berlayar pada 2012. Saat itu, perahu yang digunakan oleh Alvarenga diterjang badai.

Dalam kesaksiannya yang ditulis CNN, Alvarenga mengaku bahwa tantangan terbesar untuk bisa bertahan di lautan bebas bukanlah rasa lapar, melainkan haus. “Kami harus meminum urine setelah badai. Akhirnya hampir sebulan kemudian, kami meminum air hujan,” kata Alvarenga.

Selain meminum urine dan air hujan, Alvarenga juga menceritakan bahwa ia memakan kura-kura, hiu, dan rumput laut untuk memenuhi kebutuhan protein. Ia pun juga meminum darah hewan-hewan tersebut saat tak ada air yang dapat ia konsumsi.

Tak hanya Alvarenga, sebelumnya di tahun 2006, tiga nelayan asal Meksiko pun ditemukan dalam keadaan selamat setelah dikabarkan hilang selama 9 bulan. Jesus Vidana, Lucio Rendon, dan Salvador Ordonez, dihantam badai saat sedang mencari ikan di laut. Saat ditemukan, mereka menceritakan dapat bertahan dengan memakan ikan, burung, dan minum air hujan.

Dalam tragedi itu, mereka menceritakan 2 orang temannya yang lain telah meninggal karena tidak cocok dengan makanan yang mereka konsumsi, dan hanyut di lautan.

Selain cerita Alvarenga dan Jesus Vidana cs., dunia telah beberapa kali mencatat kasus serupa yang bahkan telah terjadi pada puluhan tahun silam. Seperti kejadian yang menimpa Poon Lim pada 1943 yang bertahan selama 133 di Atlantik, dan Steven Callahan yang dapat hidup selama 76 hari di Atlantik pada 1982.

Ketahanan tubuh manusia

Kisah tentang orang hilang berbulan-bulan di laut lepas ditelaah secara ilmiah. Claude Piantadosi, profesor kedokteran dari Duke University Medical Center, Durham, North Carolina, mengatakan orang dapat bertahan hidup dalam kondisi terombang-ambing di tengah laut lebih dari setahun adalah hal yang masuk akal.

Untuk bisa bertahan dalam kondisi ekstrem, hal yang harus diperhatikan oleh manusia adalah oksigen, suhu badan, air, dan makanan.

“Secara umum, manusia bisa bertahan hidup tanpa makanan dalam waktu 5 hingga 6 minggu,” ujar Piantadosi, seperti dikutip National Geographic. Ia pun menyampaikan, untuk dapat bertahan hidup, yang terpenting adalah kesediaan air. Setiap hari, manusia membutuhkan setidaknya asupan cairan 1,5-2 liter.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan jika Kita Hanyut di Tengah Lautan?

Related

World's Fact 6603574774962848419

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item