Misteri Pembunuhan di Kamar 1046 yang Tak Terungkap (1)

Misteri Pembunuhan di Kamar 1046 yang Tak Terungkap

Naviri Magazine - Banyak kasus kejahatan yang terungkap, berkat kemampuan kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut. Meski mungkin kasus itu ditutupi sedemikian rupa, polisi selalu mampu mengungkap dan melacak pelakunya.

Namun, ada pula kasus-kasus kejahatan yang tak pernah terungkap, misterius, karena sulitnya menemukan benang merah pada kasus itu, atau karena kasus itu sangat gelap sehingga sulit ditelusuri.

Salah satu kasus yang tak pernah terungkap, terkenal dengan sebutan “Misteri Pembunuhan di Kamar 1046”. Berikut ini kisah selengkapnya.

Pada hari Rabu tanggal 2 Januari 1935, sekitar jam 1.20 siang, seorang laki-laki yang mengaku bernama Roland T. Owen menginap di Hotel President, Kansas City, di kamar 1046.

Dia dideskripsikan sebagai laki-laki berumur 20-35 tahun, berambut cokelat, ada bekas luka di atas kupingnya, dan berpakaian rapi dengan jas berwarna hitam.

Seorang bellboy, Randolph Propst, mengantar Owen ke kamarnya. Menurut Propst, sepertinya Owen hanya membawa barang berupa sikat gigi, pasta gigi, dan sisir.

Seorang petugas kebersihan bernama Mary Soptic pernah mengatakan bahwa Owen mengizinkannya membersihkan kamar saat Owen berada di dalam kamar, tapi Owen memintanya untuk tidak mengunci pintu setelah dia selesai, karena sebentar lagi temannya akan datang. Soptic juga mengatakan bahwa Owen hanya menyalakan satu table lamp.

Staf hotel lain juga mengatakan hal yang sama ketika mereka memasuki kamar Owen.

Berdasarkan pernyataan Soptic pada polisi, Owen terlihat khawatir atau takut akan sesuatu. Dia juga selalu meminta kamarnya dalam keadaan gelap.

Pada jam 4 sore, Soptic kembali dengan membawa handuk bersih. Ketika memasuki kamar, dia melihat Owen sedang duduk di dalam gelap, berpakaian lengkap, dan saat itu pintu dalam keadaan tidak dikunci. Dan lagi-lagi dengan lampu yang tidak dinyalakan.

Soptic juga sempat melihat sebuah catatan.

Keesokan harinya, 3 Januari sekitar jam 10.30 pagi, Soptic kembali lagi untuk membersihkan kamar Owen. Soptic mengetahui bahwa pintu sudah dikunci dari luar, dan dia berpikir mungkin Owen menguncinya ketika dia keluar. Ternyata, Owen sedang duduk di dalam kamar. Itu berarti ada seseorang yang yang sudah menguncinya dari luar.

Ketika Soptic sedang berada di kamar, dia sempat mendengar Owen berbicara dengan seseorang di telepon.

"Tidak, Don. Aku tidak mau makan. Aku tidak lapar. Aku baru saja sarapan."

Owen mengulang kalimat yang sama. "Tidak. Aku tidak lapar."

Soptic kembali lagi sekitar jam 4 sore untuk mengantarkan handuk bersih. Dia mendengar suara dua laki-laki sedang berbicara di dalam kamar. Ketika mengetuk pintu, Soptic mendengar ada suara yang menjawab dengan kasar.

"Siapa itu?"

Soptic menjelaskan bahwa dia membawakan handuk bersih. Suara laki-laki itu kembali menjawab, "Kami tidak butuh."

Padahal Soptic tahu tidak ada satu pun handuk di kamar itu.

Malam harinya, seorang wanita menginap di kamar 1048. Dia melaporkan bahwa dia sempat mendengar suara keras antara seorang laki-laki dan wanita yang sedang bertengkar di lantai yang sama. Selain itu, tampaknya ada beberapa orang sedang mengadakan pesta di kamar 1055.

Berikutnya, tanggal 4 Januari sekitar jam 7 pagi, seorang petugas operator telepon hotel menyadari bahwa gagang telepon di kamar Owen tidak diletakkan dengan benar.

Kemudian, Propst dikirim untuk mengecek. Meskipun kamar Owen dikunci tanpa dipasangi tanda "Jangan Diganggu", Propst mengetuk pintu beberapa kali, dan mendengar suara.

Tapi bagaimana pun, pintu kamar dikunci dan tidak ada orang yang membukakan pintu untuknya. Jadi Propst mengetuk pintu lagi dan berkata, "Letakkan gagang telepon kembali di tempatnya."

Propst mengira mungkin saat itu Owen sedang mabuk.

Sekitar jam 8.30, satu setengah jam kemudian, sepertinya gagang telepon masih belum diletakkan pada tempatnya. Kali ini, bellboy Harold Pike yang datang untuk mengecek.

Pike memasuki kamar Owen dengan menggunakan kunci cadangan, dan penerangan seadanya dari lampu lorong hotel. Dia menemukan Owen sedang berbaring di atas ranjang, tidak mengenakan pakaian, dan kelihatan sedang mabuk. Dia juga melihat bagian kasur di sekitar tubuh Owen tampak berwarna lebih gelap.

Lalu Pike membetulkan posisi telepon yang sepertinya terjatuh ke lantai.

Sekitar jam 10.30-10.45 pagi, telepon di kamar Owen masih berada di luar jangkauan. Propst kembali menuju kamar Owen untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Ketika memasuki kamar, dia melihat pemandangan yang mengerikan. Owen sedang duduk bersujud sambil memegang kepalanya yang penuh darah. Dia berjarak dua kaki dari pintu kamar.

Propst menyalakan lampu, dan melihat bercak darah di dinding, di atas ranjang, dan di kamar mandi. Dia segera berlari keluar dan turun ke bawah.

Owen ditemukan dengan luka yang parah. Leher, pergelangan tangan, dan lututnya, telah diikat dengan kabel telepon. Sepertinya, dia juga disiksa karena darah terpercik hingga ke dinding dan langit-langit di atas ranjang.

Berdasarkan hasil otopsi, Owen dipukul berkali-kali di bagian kepala, hingga tulang tengkoraknya mengalami keretakan. Dia juga ditusuk beberapa kali di bagian dada, dan bagian paru-paru juga sempat tertusuk. Memar di bagian leher menunjukkan bahwa dia juga dicekik. Hebatnya, Owen masih mampu bertahan hidup.

Salah satu detektif, yang berada di tempat kejadian, bertanya pada Owen, tentang orang lain yang kemungkinan berada di kamarnya.

Walaupun kesulitan berbicara dan tidak sepenuhnya sadar, Owen menjelaskan bahwa dia terjatuh di kamar mandi, dan kepalanya membentur bathtub.

Setelah interogasi ringan tersebut, Owen tidak sadarkan diri, dan dibawa ke rumah sakit. Menurut dokter yang memeriksa, luka yang diderita Owen membutuhkan waktu 6-7 jam sebelum kematian.

Detektif tidak menemukan senjata apa pun atau barang milik Owen. Namun, empat sidik jari ditemukan di gagang telepon, yang sepertinya berasal dari seorang wanita.

Akhirnya, Owen dikabarkan meninggal pada 5 Januari tengah malam di rumah sakit.

Ketika Owen menginap di Hotel President, dia mengaku berasal dari Los Angeles. Namun, pihak kepolisian Los Angeles tidak menemukan catatan tentang Roland T. Owen. Hal tersebut menjadi pertanyaan apakah Roland T. Owen adalah nama asli korban pembunuhan tersebut.

Baca lanjutannya: Misteri Pembunuhan di Kamar 1046 yang Tak Terungkap (2)

Related

World's Fact 1383486680820887554

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item