Fakta di Balik Tutupnya Aplikasi Path untuk Selamanya

Fakta di Balik Tutupnya Aplikasi Path untuk Selamanya

Naviri Magazine - Bisakah kita membayangkan, suatu hari Instagram mengumumkan bahwa mereka akan tutup? Atau, bisakah kita membayangkan suatu hari Twitter atau Facebook merilis pengumuman bahwa mereka akan menutup layanannya?

Mungkin sulit membayangkan ada media sosial yang tutup, tapi nyatanya hal itu benar-benar terjadi. Dulu pernah terjadi pada Friendster, dan sekarang terjadi pada Path.

Path, aplikasi yang sempat populer di kalangan anak muda Indonesia, akhirnya menyerah dan layanannya dipastikan akan segera berakhir. Melalui situs resminya, Path telah mengumumkan aplikasinya ditutup mulai 18 Oktober 2018.

Penutupan itu akan dilakukan secara bertahap. Mulai dari pemberitahuan yang sudah dikirimkan kepada para penggunanya, lalu aplikasi Path yang tidak bisa lagi diunduh di Google Play Store dan Apple Store mulai 1 Oktober 2018.

Saat tiba tanggal 18 Oktober, maka saatnya bagi para pengguna untuk benar-benar mengucapkan selamat tinggal kepada aplikasi yang pernah mengisi keseharian mereka itu. Mulai tanggal 18 Oktober, Path sudah tidak bisa diakses lagi untuk selamanya.

Padahal, di masa jayanya, Path begitu ramai dipakai anak muda Indonesia. Banyak yang menggunakan aplikasi ini untuk membagikan berbagai hal, misalnya update lokasi, mengunggah foto, mendengarkan lagu, menonton film, status, dan sebagainya.

Saat itu, Path terasa begitu personal karena jumlah teman yang dibatasi, dan tidak bisa diakses publik. Meski pada akhirnya aturan ini diubah ketika batas jumlah teman ditambah, dan ada akun-akun publik dari artis.

Path didirikan pada tahun 2010 oleh Dave Morin di San Francisco, California, AS. Aplikasi ini mendapatkan sambutan cukup baik di sejumlah negara, walau hanya populer di negara berkembang saja.

Awal mula Path populer di Indonesia

Mulanya, di Indonesia, Path mulai terkenal dan banyak digunakan pada tahun 2013. Dengan aplikasi ini, hubungan pertemanan terasa sangat terhubung, karena bisa saling menandai teman ketika kita membuat sebuah update.

Pada tahun 2015, Path membuka kantor di Jakarta, karena banyaknya pengguna di Indonesia. Tak lama setelah itu, Path diakuisisi oleh perusahaan Daum Kakao asal Korea Selatan. Ini membuat Path sepenuhnya dikelola oleh Daum Kakao.

Namun, nyatanya kebersamaan Path di Indonesia tidak berlangsung lama. Sekitar tahun 2016, Path mulai ditinggalkan para penggunanya, yang memilih beralih ke aplikasi Instagram. Dan ketika Instagram mengeluarkan fitur Stories untuk mengunggah berbagai kegiatan sehari-hari, Path jadi semakin tertinggal.

Meski beberapa pembaruan fitur dilakukan Path, termasuk membuat fitur Stories ala Instagram dan Snapchat bernama Coverstory, tapi tetap saja mereka tidak mampu menarik para pengguna yang telah pergi.

Makin sepi pengguuna

Semakin sepi pengguna inilah yang diduga menjadi penyebab kuat tutupnya aplikasi Path. Apalagi, Path juga sulit mencari pemasukan dari aplikasinya, karena hanya bisa mengandalkan iklan di beberapa tempat saja.

Meski membuka layanan berlangganan berbagai sticker premium dan sebagainya, tetap saja banyak pengguna yang tidak tertarik untuk berlangganan.

Akhirnya, Path mengibarkan bendera putih dan memilih untuk menghentikan layanannya.

"Dengan penuh penyesalan, kami mengumumkan bahwa kami akan berhenti menyediakan layanan yang kami cintai, Path," tulis pihak Path, dalam publikasi di situs web resmi bertajuk 'The Last Goodbye'.

Mendengar kabar ini, warganet ramai-ramai mengenang masa-masa ketika masih memakai aplikasi Path. Banyak yang mengucapkan terima kasih dan menunjukkan kesedihannya akibat Path ditutup.

Tapi jika melihat mereka saat ini sudah tidak menggunakan Path lagi, tampaknya mereka sudah ikhlas untuk kehilangan aplikasi tersebut.

Baca juga: Setelah Lama Jadi Bagian Hidup Netizen, Kini Path Resmi Tutup

Related

News 4937739224107064011

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item