Edwin Armstrong, Si Jenius Penemu Modulasi Frekuensi Radio

Edwin Armstrong, Si Jenius Penemu Modulasi Frekuensi Radio

Naviri Magazine - Edwin Armstrong menemukan modulasi frekuensi radio setelah menyempurnakan trioda penemuan Lee De Forest, sehingga bunyi atau suara radio bisa terdengar lebih keras lagi.

Dilahirkan di New York, Amerika Serikat, 18 Desember 1890, Edwin Howard Armstrong sudah menunjukkan kepintarannya sejak masih kecil. Bahkan, ketika usianya baru 14 tahun, dia telah bercita-cita menjadi seorang penemu. Menginjak remaja, ia bekerja sebagai tukang servis alat-alat rumah tangga nirkabel, dan mulai mengadakan uji coba membuat antena di depan rumahnya ketika ia bersekolah SMA.

Dari percobaan dan penelitiannya itulah kelak yang membuatnya berhasil menemukan kelemahan sinyal pada penerima akhir transmisi komunikasi, hingga ia menemukan modulasi yang menjadi penguat gelombang radio pertama (radio amplifier).

Berawal ketika usianya masih 14 tahun, Amstrong membaca berita tentang telegraf buatan Marconi, yang waktu itu telah berhasil mengirimkan berita tanpa kawat ke seberang Samudra Atlantik, namun suara kode Morse yang diterima hanya terdengar sayup-sayup, tidak jelas.

Kemudian, pada 1907, Lee De Forest menemukan tabung hampa yang bernama trioda atau audion. Tabung hampa tersebut dapat memperkuat suara yang lemah pada batas tertentu. Armstrong mempelajari tabung hampa buatan De Forest, dan lima tahun kemudian, pada 1912, ia berhasil membuat sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback.

Dengan sirkuit regeneratif atau sirkuit feedback tersebut, Armstrong menjadikan tabung hampa De Forest dapat memperkuat suara sampai ribuan kali atau hampir mencapai setengah keras suara radio atau televisi zaman sekarang.

Alat itu bekerja dengan cara menangkap sinyal elektromagnetik dari transmisi radio, dan memberikan sinyal balik dari tabung. Hasilnya, kekuatan sinyal meningkat sebanyak 20.000 kali per detik. Suara yang ditangkap juga jauh lebih kuat sehingga bisa didengar langsung tanpa menggunakan earphone.

Dengan penemuan tersebut, terjadi perdebatan sengit antara Amstrong dengan De Forest untuk memperebutkan hak cipta atau paten atas penemuan itu. Pertengkaran di pengadilan sampai memakan waktu 14 tahun, dan akhirnya hakim memenangkan De Forest serta menyatakan Armstrong sebagai pihak yang kalah. Keputusan itu dianggap banyak orang sebagai akibat kekurangtahuan para hakim mengenai seluk-beluk listrik.

Menyikapi kekalahan Armstrong itu, para ilmuwan pun menyatakan keputusan pengadilan telah berlaku tidak adil. Bahkan mereka kemudian memberikan hadiah Medali Franklin kepada Armstrong—medali yang merupakan hadiah tertinggi di Amerika Serikat bagi seorang ilmuwan yang berprestasi.

Edwin Armstrong meninggal dunia di Manhattan, New York, 31 Januari 1954, dalam usia 63 tahun.

Baca juga: Skandal Pencurian Otak Albert Einstein yang Menghebohkan

Related

Science 4387195231294023806

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item