Ternyata, Albert Einstein Pernah Mempelajari Islam dan Alquran

Naviri Magazine - Albert Einstein memiliki IQ 160. Dengan IQ setinggi itu, Einstein menjadi ilmuwan hebat di abad 20. Setelah enam dek...

Ternyata, Albert Einstein Pernah Mempelajari Islam dan Alquran

Naviri Magazine - Albert Einstein memiliki IQ 160. Dengan IQ setinggi itu, Einstein menjadi ilmuwan hebat di abad 20.

Setelah enam dekade pasca kematiannya, banyak orang yang tidak hanya membahas kehebatan pikiran Einstein, namun juga terkait pandangannya terhadap ketuhanan.

Pertanyaan besar yang sering muncul adalah, apakah Albert Einstein percaya adanya Tuhan? Meski ia lahir sebagai seorang Yahudi, namun apakah benar ia penganut agama tersebut? Lalu, ketika banyak orang mengatakan Einstein seorang ateis, ia sendiri membantahnya.

"Sains tanpa agama akan lumpuh, agama tanpa sains akan buta." Itu petikan kata-kata Albert Einstein, sebagai rujukan pertama yang menyatakan ia bukan seorang ateis.

Setelah muncul kata-kata tersebut, banyak orang menyimpulkan bahwa Albert Einstein adalah penganut Yahudi. Namun, kesimpulan itu ternyata belum tepat. Ketika ia diwawancarai oleh Rabi Herbert S Goldseun, pemimpin Yahudi Ortodoks di New York, Rabi Herbert bertanya kepada Einstein, “Apakah Anda percaya terhadap Tuhan?”

Einstein menjawab, “Saya percaya pada Tuhan Spinoza yang menunjukkan dirinya dalam kerukunan semua makhluk, bukan Tuhan yang sibuk memikirkan takdir dan perbuatan umat manusia.”

Pada dasarnya, Einstein bukan pengagum filsuf Baruch de Spinoza yang menelurkan tradisi Yudaisme dengan konsep pikir yang terkenal dalam ajaran mengenai substansi tunggal Allah atau alam.

Namun, melalui surat yang ditujukan kepada temannya, Guy H. Raner Jr, pada Juli 1945 dan September 1949, Einstein menyatakan dengan gamblang terkait pemikirannya tentang Tuhan dan agama.

"Dari sudut pandang seorang ateis, itu selalu menyesatkan ketika menggunakan konsep anthropomorphical dalam menangani hal terluar dari lingkungan manusia. Analogi yang kekanak-kanakan," bunyi petikan surat Einstein kepada Raner.

Sementara hasil kutipan dari Mouood, Einstein pernah menyurati pemimpin besar Syiah kala itu, Ayatollah Al Udzma Sayid Hossein Boroujerdi, terkait pandangannya terhadap Islam, dan menyatakan ketertarikan terhadap konsep ajaran agama Muhammad.

Begitu juga dalam makalah terakhirnya, ‘Die Erklarung’ (Deklarasi), yang ditulis pada 1954 di Amerika Serikat. Einstein, dalam bahasa Jerman, menelaah teori relativitas dalam ayat-ayat Al Quran dan ucapan Imam Ali bin Abi Thalib dalam kitab Nahjul Balaghah.

Einstein menyebut penjelasan Imam Ali tentang mimpi perjalanan Mi’raj jasmani Nabi Muhammad ke langit dan alam malaikat yang hanya dilakukan dalam beberapa detik sebagai penjelasan Imam Ali yang paling bernilai. Namun, sekali lagi, tidak ada satu bukti autentik yang menyatakan Einstein menerima Islam.

Pada penjelasan yang lain, Albert Einstein diyakini sebagai penganut agnostik yang menganggap Tuhan layaknya sebagai pembuat arloji.

Agnostisisme merupakan pandangan filsafat bahwa suatu nilai kebenaran dari suatu klaim tertentu yang umumnya berkaitan dengan teologi, metafisika, keberadaan Tuhan, dewa, dan lainnya, tidak dapat diketahui dengan akal pikiran manusia yang terbatas.

Baca juga: Peran, Karya, dan Pemikiran Lenin yang Mempengaruhi Dunia

Related

Science 1851617342428886863

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item