Misteri Agartha, Kota yang Dihuni Manusia di Bawah Tanah (Bagian 1)

Misteri Agartha, Kota yang Dihuni Manusia di Bawah Tanah

Naviri Magazine - Mitos Agartha (Agartta, Agharti, atau Agarttha) adalah kota legendaris yang dikatakan berada di bawah tanah, di inti bumi. Hal ini terkait dengan teori Hollow Earth dan merupakan subjek populer Esotericism. Agartha adalah salah satu nama yang dimaksud untuk menyebut masyarakat penghuni bawah tanah.

Keberadaan Agartha sering disamakan dengan legenda Shamballa (juga dikenal sebagai Shambalah atau Shangri-La).

Surga legenda Shamballa atau Agartha dikenal dengan nama yang berbeda; disebut juga Negeri Terlarang, Negeri Air Putih/Land of White Water, Negeri Spirits Radiant, Negeri Api, Negeri para Dewa, dan Negeri Ajaib.

Dalam literasi Hindu dikenal sebagai Aryavartha (The Land atau Realm of The Aryans, Tanah Mulia/Negeri Kedamaian). Dalam tradisi Cina dikenal sebagai Hsi Tien, Surga Barat dari Hsi Wang Mu, The Royal Mother of the West.

Dalam budaya Rusia kuno, sebuah sekte abad kesembilan belas menyebutnya sebagai Belovodye, dan orang-orang Kirghiz sebagai Janaidar. Tapi bagi kebanyakan budaya Asia, legenda kota misterius dikenal dengan nama Sansekerta, yaitu Shambhala, yang berarti 'tempat perdamaian-ketenangan"

Jadi, Sambhala sama dengan Agartha?

Sementara ini, kisah yang lebih populer adalah Shambala. Kisahnya berbeda dengan Agartha. Shambala sebagai negeri atas, sementara Agartha adalah negeri bawah tanah. Sedikit perhatian yang serius yang dilakukan para peneliti terhadap dunia bawah tanah. Dengan pengecualian apokrif Adolf Hitler, yang tercatat paling getol mencari sumber-sumber metafisika. Secara umum, teori keberadaan Dunia Bawah Tanah tidak didukung oleh ilmu pengetahuan modern.

Ide dunia bawah tanah mungkin terinspirasi oleh keyakinan agama kuno di Hades, Sheol, dan Neraka. Hades adalah dewa dunia bawah dalam mitologi Yunani. Sheol adalah kata dalam Bahasa Ibrani yang merujuk pada dunia orang mati. Kata ini dalam Bahasa Inggris diterjemahkan dengan kata "Neraka". Dalam bahasa Yunani, kata ini diterjemahkan dengan kata Hades, yang terdapat sekitar 61 kata di dalam Septuaginta.

Ferdynand Antoni Ossendowski, dalam buku "Beasts, Men, and Gods", juga membahas Agartha. Mitos Agartha juga dikenal sebagai Shambhala, seperti yang dikenal di India. Ranah bawah dihuni oleh inisiasi dan dipimpin oleh Masters, yang adalah pemimpin spiritual kemanusiaan.

Agartha adalah misteri besar tentang Mahatma (Great Soul), yang juga dikenal sebagai The Lord of The World, memainkan bagian dari pemimpin spiritual tertinggi kemanusiaan.

Alexandre Saint-Yves d'Alveydre (1842-1909) dari Perancis memberikan penjelasan 'kehidupan' Agartha sebagai tempat yang benar-benar ada, terletak di pegunungan Himalaya di Tibet. Versi kesejarahan Agartha didasarkan pada pendapat Saint-Yves yang mengungkapkan keberadaan Agartha melalui 'attunement'. Saint-Yves d'Alveydre menciptakan Archaeometre.

Ada berbagai teori tentang di mana masyarakat ini berada, tetapi sering ditempatkan di Asia Tengah, sebelah utara Tibet. Makna batin dan rahasia mengacu pada pemahaman yang lebih halus, dan biasanya disampaikan secara lisan. Alice Bailey mengubahnya menjadi semacam realitas extradimensional atau spiritual. The Roerichs melihat keberadaannya sebagai spiritual dan fisik.

Hollow Earth atau teori bumi berongga juga didukung oleh sumber pengetahuan supranatural, berdasarkan sifat universal seperti Seth. Namun gambarannya jadi berbeda. Seth adalah dewa dalam mitologi Mesir. Dalam mitos selanjutnya, ia juga dewa kegelapan dan kekacauan.

Dalam mitologi Mesir kuno, Seth digambarkan sebagai pemberontak perebut kekuasaan yang membunuh dan memotong-motong jenazah Osiris, saudaranya sendiri. Sedangkan Agartha digambarkan sebagai negeri yang damai dan penuh cinta kasih, mirip legenda Shambala.

Teori lainnya

Sebuah sumber awal untuk kepercayaan peradaban bawah tanah, dalam The Smoky God (1908) oleh Willis George Emerson (1856-1918), yang mengklaim sebagai biografi seorang pelaut Norwegia bernama Olaf Jansen, menjelaskan bagaimana sekoci Jansen berlayar melalui pintu masuk interior bumi di Kutub Utara. Selama dua tahun ia tinggal dengan penduduk komunitas bawah tanah.

Emerson menulis gambaran gua bawah tanah itu setinggi 12 kaki, dan dunia itu diterangi oleh "matahari yang berasap" - The smoky Central Sun. Ibu kota mereka dikatakan Taman Eden. Sementara Emerson tidak menggunakan nama Agartha.

Kota Subterranean merupakan peradaban yang disebut Jansen sebagai Agartha, dan warganya sebagai Agarthan.

Rahasia bawah tanah Shamballa merupakan pusat pemerintahan Agartha. Di bawah negeri Shamballa merupakan benua batin, koloni masyarakat yang tertutup dan terletak tepat di bawah kerak bumi di bawah pegunungan. Bencana alam dan perang yang terjadi di permukaan menyebabkan orang-orang ini memilih hidup di bawah tanah.

Perang tersebut termasuk perang Atlantis-Lemurian dan penggunaan senjata termonuklir yang akhirnya tenggelam dan menghancurkan dua peradaban yang sangat maju itu. Gurun Sahara, Gobi, Outback Australia, dan padang pasir AS barat daya, dikatakan hanya beberapa contoh kehancuran yang dihasilkan peperangan zaman kuno.

Baca lanjutannya: Misteri Agartha, Kota yang Dihuni Manusia di Bawah Tanah (Bagian 2)

Related

Mistery 8931598006982046628

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item