Kisah Penemuan Raksasa yang Menggemparkan Dunia (Bagian 2)

Kisah Penemuan Raksasa yang Menggemparkan Dunia

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Kisah Penemuan Raksasa yang Menggemparkan Dunia - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pemberitaan surat kabar itu mendorong penelitian lebih lanjut dari para ahli. Seorang paleontolog dari Universitas Yale, Othniel C Marsh, menyatakan bahwa manusia batu itu memang sebuah kebohongan terang-terangan. Sejumlah tanda bahwa itu merupakan patung buatan yang masih baru, bisa dibuktikan secara ilmiah.

Pendapat ini didukung oleh sejumlah ahli lainnya. Bahkan ada ahli yang menyatakan bahan dasar manusia batu raksasa itu adalah gipsum, dan mereka bisa menemukan banyak bekas pahatan di sekujur tubuh "fosil" itu.

Beberapa waktu kemudian, tabir itu pun mulai terkuak. Ada bukti transaksi sebelum penemuan manusia batu itu, bahwa Newell pernah mengirimkan sejumlah besar uang kepada George Hull (kakak sepupunya) dalam sebuah proyek yang berhubungan dengan arca.

Lantas penduduk di sekitar lokasi pertanian Newell teringat bahwa George Hull, seorang pemilik pabrik cerutu, pada November 1868 pernah mengirimkan peti besi besar "rahasia" ke pertanian Newell, dan melakukan penggalian serta penimbunan di kawasan itu.

Penyelidikan lainnya membuktikan bahwa George Hull pernah membeli bongkahan gipsum dari pertambangan kawasan Fort Dodge, Iowa. Ia kemudian mengirimkan bongkahan gips itu ke Chicago, lalu menyewa seorang ahli pahat Jerman untuk membuat sebuah patung raksasa yang terinspirasi dari Kitab Kejadian.

Setelah patung raksasa itu selesai dibuat, Hull kemudian menyiramnya dengan sejumlah bahan kimia, agar patung itu terlihat kuno dan tampak telah melalui masa perubahan waktu yang lama. Ia juga membuat detail lubang menyerupai pori-pori dengan menggunakan jarum baja. Total pembuatan patung itu menelan biaya 2.600 dolar AS.

Patung itu kemudian dikirimkan secara diam-diam dalam kotak kargo ke kawasan pertanian Newell. Berdua, mereka telah merencanakan hal itu untuk sensasi dan mendulang keuntungan.

Lantas seluruh bukti ini pun diajukan ke publik, dan pada Desember 1869, George Hull yang dicecar bukti tak terbantah pun mengakui bahwa itu merupakan patung buatan hasil rekayasanya setahun lalu.

Mereka membiarkan patung itu terkubur selama setahun, sebelum memulai penggalian kembali agar bisa meyakinkan orang… Kebenaran pun terkuak sudah, bahwa patung itu hanya kebohongan belaka.

Monumen kebohongan

Walaupun George Hull sudah mengakui bahwa itu hanya patung rekayasa yang baru berumur setahun lebih, animo publik untuk menyaksikannya semakin meningkat. Pengakuan Hull agaknya telah menjadi promosi yang memancing rasa ingin tahu publik.

Motif ekonomi yang kental dalam rekayasa patung itu ternyata tetap mendatangkan fulus. PT Barnum, sebuah perusahaan spesialis pameran barang antik, bahkan berani menawar patung tersebut senilai 60.000 dolar AS untuk sewa selama tiga bulan, dan kemungkinan akan membelinya.

Namun, patung yang sudah dikuasai organisasi pedagang David Hannum menolak tawaran itu, dengan maksud ingin mengelola pameran sendiri.

Barnum kemudian membuat replikanya dari kayu, dengan perbandingan 1:1, dan memamerkannya. Di bawah pengelolaan Barnum, barang replika ini pun memancing minat publik dan menyedot banyak pengunjung. Sementara patung itu pun mulai berkeliling AS dalam rangkaian pameran.

Pada Februari 1870, patung Raksasa Cardiff dikirim ke Boston. Di kota ini, pengunjung masih banyak. Tetapi dalam rangkaian pameran pada bulan dan tahun berikutnya, pengunjung sudah kehilangan minat, dan pameran itu pun merugi.

Sampai di sini berakhirnya masa kejayaan patung Raksasa Cardiff, dan ia pun digudangkan selama 30 tahun. Setelah masa itu lewat, ia sesekali dikeluarkan untuk dipamerkan pada expo dan karnaval. Kali ini, pengunjung sudah tidak membeludak karena patung tersebut dipandang sebagai bukti rekayasa terbesar yang pernah dibuat. Ia menjadi semacam monumen kebohongan yang tetap dikenang.

Setelah berpindah pemilik beberapa kali, pada 1947 patung batu Raksasa Cardiff itu dibeli Museum Pertanian Cooperstown, New York. Patung ini kemudian ditempatkan dalam ruang diorama spesial lokasi pertanian Cardiff. Menjadi benda pamer di museum tersebut hinga kini, menjadi peringatan akan sebuah penipuan.

Sementara replika (duplikatnya) yang dibuat PT Barnum kini ditempatkan di Marvin's Marvelous Mechanical Museum, sebuah museum alat permainan yang dioperasikan koin, di Farmington Hills, Michigan.

Related

World's Fact 5942010395616032545

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item