Catatan Sejarah Kelam Perusahaan Coca-Cola di Masa Lampau

 Catatan Sejarah Kelam Perusahaan Coca-Cola di Masa Lampau

Naviri Magazine - Coca Cola merupakan perusahaan soft drink terbesar di dunia, yang didirikan oleh seorang ahli farmasi bernama Dr. John Stith Pemberton, pada tahun 1886. John Pemberton memiliki catatan sejarah sebagai veteran perang saudara, dan pecandu morfin yang pada masa itu masih legal peredarannya.

Coke (nama asli Coca Cola) merupakan minuman racikan Angelo Mariani, seorang ahli kimia. Minuman ini kemudian populer di seluruh dunia. Sama seperti perusahan lainnya yang memiliki sejarah kelam pada masa awal pendiriannya, Coca Cola juga memiliki hal serupa. Berikut ini uraiannya.

Ekspansi perusahaan Coca Cola pada 1990 mencatat sejarah kelam di Amerika Serikat. Perusahaan minuman bersoda ini mencoba menarik konsumen sebanyak-banyaknya dengan pangsa pasar remaja usia sekolah menengah, agar mereka memilih Coca Cola.

Pada pertengahan 1990-an, perusahaan ini meluncurkan strategi marketing dengan cara “mengguyur” sekolah-sekolah menengah di Amerika Serikat. Sebagai imbalan yang didapatkan pihak sekolah yang bersedia menandatangani kontrak ini, Coca Cola memberikan bantuan dana. Sebagai gantinya, di kantin sekolah hanya boleh diisi vending machine yang menjual produk Coca Cola Company.

Sekolah-sekolah dengan biaya operasional yang rendah, tentu menganggap itu sebagai solusi untuk tetap menjalankan roda pendidikan. Coca Cola bahkan menawarkan imbalan sebesar 30.000 dolar dan beberapa komisi bagi sekolah-sekolah yang bersedia menjual produk mereka selama 10 tahun.

Hal lain yang menarik adalah kesediaan perusahaan minuman bersoda ini memberikan imbalan sebesar 90.000 dolar pada sebuah sekolah di New York yang ada di distrik Syracuse, agar membuat sebuah stadion olahraga dengan logo Coca Cola raksasa di tengah stadion tersebut.

Saat ini, lebih dari 20 tahun sejak masifnya promosi Coca Cola, obesitas menjadi wabah di Amerika Serikat, dan Coca Cola ditengarai menjadi salah satu yang punya andil dalam hal tersebut. Karena itu, Coca-cola lalu meluncurkan produk Coca Cola Zero Sugar, meski tetap kalah populer dengan yang original.

Penggunaan air dan masalah lingkungan 

Sebagai perusahaan yang terkenal dengan cita rasa khas, kualitas rasa minuman tentu menjadi keharusan. Quality controler di perusahaan ini bekerja keras untuk menjaga seluruh komposisi serta produksi minuman gula berkarbonasi ini, termasuk air yang merupakan komposisi utama Coca Cola.

Paling tidak, dibutuhkan 0,71 galon air untuk meproduksi 0,26 galon Coca-Cola. Masalah ini cukup rumit, mengingat banyaknya pabrik yang dibangun Coca-Cola di daerah yang mulai kekurangan air bersih. Contoh pabrik-pabrik tersebut ada di beberapa provinsi di India dan Amerika Latin, yang sebagian besar daerahnya adalah gurun.

Salah satu solusi masalah air ini adalah menggunakan banyak air tanah, dan tentu saja eksploitasi air tanah juga memunculkan masalah lingkungan hidup. Masalah yang ditimbulkan adalah kurangnya air yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan irigiasi lahan pertanian, dan menyebabkan bencana kekurangan pangan.

Setelah banyak protes yang dilayangkan ke pabrik Coca Cola di India selama satu dekade, tahun 2015 pabrik Coca Cola yang berada di India akhirnya ditutup.

Coca Cola dan orang-orang di Kolombia

Ada kejadian besar di Kolombia yang berkaitan dengan Coca Cola. Tanggal 5 Desember 1986, sekelompok anggota militer sayap kanan pemerintah muncul di markas pabrik pengemasan Coca Cola yang berada di Carepa, Kolombia. Isidor Segundo, Sang Manager Kepala, lantas keluar untuk menemui mereka, namun ia langsung mati ditembak.

Para militan itu kemudian masuk ke ruangan bagian dalam, dan menjadikan gedung tersebut sebagai markas, menghancurkan perlatan, dan membakar catatan-catatan penting perusahaan. Setelah itu, mereka memberikan dua tawaran kepada seluruh pekerja, untuk berhenti bekerja atau memiliki nasib yang sama dengan manajer mereka yang mati.

Meskipun pada saat itu mereka diberi upah sekitar $380 sampai $400 yang termasuk sangat tinggi, akhirnya memilih untuk berhenti daripada harus mati. Pabrik pengemasan itu akhirnya kosong selama dua bulan, karena dijadikan markas kelompok tersebut.

Setelah kelompok militan pergi, Coca Cola membuka pabrik kembali, dan semuanya berjalan normal. Seluruh karyawan yang keluar diganti pekerja baru, dengan upah $130 untuk satu bulan.

Related

History 3961803506767134410

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item