Trinity Test, Proyek Nuklir Pertama yang Jadi Awal Petaka Dunia

 Trinity Test, Proyek Nuklir Pertama yang Jadi Awal Petaka Dunia

Naviri Magazine - Berkembangnya ilmu pengetahuan tak melulu menghasilkan hal-hal bagus dan bermanfaat. Sebaliknya, kadang justru lantaran ilmu pengetahuan, segala hal buruk akhirnya terjadi. Ada banyak bukti untuk itu, dan salah satu yang paling mencengangkan adalah sebuah eksperimen bernama Trinity Test.

Trinity Test adalah uji coba yang bisa dikatakan paling disesalkan. Bagaimana tidak, gara-gara ini manusia akhirnya mengenal bom nuklir, sehingga kemudian yang terjadi adalah kehancuran. Ya, Trinity Test merupakan uji coba bom nuklir pertama, yang jadi pemula untuk berbagai uji coba lainnya. Bahkan, gara-gara eksperimen ini, kita mendapati fenomena Hiroshima dan Nagasaki.

Tak heran jika uji coba ini disesalkan, karena ia menjadi sebab dari serentetan hal menakutkan. Lebih jauh soal Trinity Test, berikut beberapa fakta tentangnya.

Trinity Test, bom atom pertama di dunia

Trinity Test merupakan uji coba peledakan bom atom pertama dalam serangkaian Proyek Manhattan. Bom atom ini mempunyai berat kurang lebih 19 kiloton dan bermuatan plutonium, atau nama lain dari logam aktinida berwarna putih keperakan yang mengandung unsur radioaktif transuranium, dan sama modelnya dengan yang kelak dijatuhkan di Nagasaki pada 9 Agustus 1945.

Edward Teller merupakan dalang uji nuklir ini. Pria yang berasal dari Amerika itu mulanya mengalami ketakutan seandainya peledakan bom atomnya akan memengaruhi bumi serta lapisan atmosfer.

Ketakutannya beralasan, mengingat sebelumnya dia dan tim belum pernah melakukan peledakan bom atom sama sekali. Selain itu, pembuatan nuklir ini diprakarsai oleh petinggi Amerika, yang kala itu berambisi menguasai dunia.

Sempat gagal diledakkan

Alamagordo Bombing Range adalah tempat yang berada di antara Carrizozo dan Socorro, Mexico, dan merupakan tempat yang dipilih sebagai lokasi peledakan Trinity. Dijadwalkan akan diledakkan pada 13 Juli, tapi ternyata proyek tersebut diurungkan karena sejumlah hal.

Alasan cuaca yang buruk serta tidak mendukung merupakan sebab proyek tersebut diundur. Setelah cuaca kembali normal, akhirnya pada 16 Juli, tepatnya pada pukul 05:29:45 waktu setempat, bom atom tersebut diledakkan.

Bom atom itu mulanya diletakkan di menara baja, yang memiliki ketinggian 20 meter, dengan daya ledak diperkirakan 19 kiloton, di mana efek kejutnya bisa dirasakan hingga 160 kilometer jauhnya

Menghasilkan kawah yang mematikan

Ledakan Trinity Test menghasilkan kawah dengan kedalaman 3 meter, dan memiliki lebar 330 meter. Kawah ini melumerkan pasir gurun, yang selanjutnya berubah menjadi lapisan kaca hijau nan menarik.

Di lokasi itu juga didirikan tugu setinggi 3,65 meter. Meski kawah tersebut cukup menarik, tapi tidak ada orang yang diperbolehkan menginjak kawasan sekitar. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut masuk dalam daerah terlatang, karena masih mengandung unsur radioaktif yang berbahaya bagi manusia.

Cikal bakal ledakan luar biasa 

Disebabkan rasa penasaran yang tinggi dan tidak terjadi kerusakan berarti pada percobaan pertama, akhirnya bom atom ini lebih dikembangkan lagi. Masih menggunakan unsur radioaktif yang sama, percobaan peledakan selanjutnya menjadi fenomena paling luar biasa sepanjang sejarah.

Tanggal 6 Agustus, AS menjatuhkan bom atom uranium (Little Boy) di Hiroshima. Presiden Amerika Serikat, Harry S. Truman, meminta Jepang menyerah 16 jam kemudian, dan memberi peringatan akan adanya "hujan reruntuhan dari udara yang belum pernah terjadi sebelumnya di muka bumi."

Tiga hari kemudian, pada 9 Agustus, AS menjatuhkan bom plutonium jenis implosi (Fat Man) di Nagasaki. Dalam kurun dua sampai empat bulan pertama setelah pengeboman terjadi, dampaknya menewaskan 90.000–146.000 orang di Hiroshima dan 39.000–80.000 di Nagasaki; kurang lebih separuh korban di setiap kota tewas pada hari pertama.

Mengakibatkan banyak kerusakan bumi

Buntut dari Trinity Test bukan hanya diwujudkan dalam tragedi Hiroshima dan Nagasaki, tapi juga beberapa uji coba nuklir lainnya. Salah satunya adalah Tsar Bomba, di mana ia jadi uji coba nuklir paling dahsyat dalam sejarah manusia.

Tsar Bomba, yang berarti Kaisar Dari Segala Bom, adalah bom nuklir yang diciptakan Uni Soviet. Pembuatan bom ini membutuhkan waktu selama 15 minggu, dan diuji coba pada 30 Oktober 1961. Bom ini diuji coba di sekitar Pulau Novaya Zemlya, Laut Arktik. Tsar Bomba memiliki berat 27 ton, dan diangkut oleh pesawat TU-95 yang merupakan pesawat pengebom terbesar pada zamannya.

Tsar Bomba diledakkan pada pukul 11:32 (Waktu setempat) pada 30 Oktober 1961 di sekitar Mityushikha Bay (Sukhoy Nos Zona C). Bom ini didesain untuk meledak pada ketinggian 4 kilometer dari permukaan tanah, atau 4,2 kilometer dari permukaan air laut, menggunakan sistem sensor barometrik.

Ketinggian pelepasan bom setinggi 34.500 kaki, dan sewaktu meledak memiliki daya ledak sebesar 50 megaton TNT, yang sebanding dengan seluruh bom yang meledak pada Perang Dunia 2 dan dikalikan 10 atau 1.350-1.750 kali lebih kuat daripada bom nuklir Hiroshima dan Nagasaki.

Berbagai uji coba lanjutan ini pun membuat bumi seolah ditusuk-tusuk. Bahkan Tsar Bomba dikatakan sukses membuat atmosfer kita terluka. Padahal, keberadaan atmosfer sangat penting bagi manusia. Sebenarnya, semua ini mungkin takkan terjadi kalau Trinity Test tidak pernah dilakukan.

Untuk menjawab rasa penasaran, terutama dalam hal-hal yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, kadang memang butuh pengorbanan. Namun, harus ditinjau juga dari banyak hal. Jangan karena penasaran, dampak percobaannya menimbulkan kerusakan luar biasa. Seperti Trinity Test yang disesalkan banyak orang.

Related

World's Fact 2489609226091004104

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item