Harga Terus Melejit, Masyarakat Inggris Kekurangan Tanah

Harga Terus Melejit, Masyarakat Inggris Kekurangan Tanah

Naviri Magazine - Sudah menjadi postulat baku terjadi di bisnis dan industri properti. Jika pembangunan fisik terjadi sangat simultan di satu sisi, sementara sisi lainnya ketersediaan lahan terbatas, maka harga akan melesat cepat.

Tidak di Indonesia, tidak juga di Inggris. Bahkan di London, harga lahan sudah menemukan momentumnya, mengikuti tren yang digerakkan kawasan premiumnya. Sementara, pada saat yang bersamaan, negara ini dihadapkan pada backlog (ketimpangan pasokan dan kebutuhan) hunian.

Inggris terpaksa harus membangun sebanyak 100.000 unit rumah hingga tahun mendatang. Jumlah yang sangat besar jika mengacu pada kemampuan pengembang yang hanya sanggup membangun 10.000 unit per tahun.

Jelas, jumlah tersebut sulit untuk dipenuhi, mengingat harga lahan yang terus melonjak dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut riset Development Land Index Knight Frank, secara umum harga tanah meningkat sebesar 7,3 persen. Pertumbuhan diprediksi bakal berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.

Riset tersebut dihasilkan dari survei yang dilakukan terhadap 10 pengembang (responden). Sembilan dari 10 responden memperkirakan harga tanah akan meningkat tahun depan. Sekitar sepertiga mengharapkan kenaikan antara 5 persen dan 10 persen, sementara lebih 29 persen mengharapkan peningkatan yang lebih besar hingga 15 persen. Mayoritas responden mengharapkan harga tanah perkotaan naik sebesar 10-15 persen.

Ketersediaan lahan untuk pembangunan tetap menjadi faktor kunci dalam sektor properti, dan sekarang telah menjadi topik panas dalam perdebatan politik. Indeks tersebut juga menunjukkan bahwa pembangun rumah harus memastikan lahannya telah dilengkapi perizinan, sehingga dapat membangun sesuai rencana dan waktu yang ditargetkan.

Bank tanah

Perdebatan politik yang terjadi di Parlemen baru-baru ini mengarah pada wacana pengumpulan lahan (land bank). Namun, Federasi Pengembang Perumahan justru mempertanyakan ide tersebut. Pasalnya, hingga saat ini, hanya 4 persen lahan yang bisa dikembangkan untuk membangun rumah skala besar.

Padahal, sebelumnya, pemerintah telah merilis 430 situs lahan yang dapat dikembangkan untuk membangun 68.000 rumah, yang memungkinkan pemerintah memenuhi target pembangunan 100.000 unit rumah.

Namun, tetap saja wacana bank tanah menimbulkan perdebatan berkepanjangan. Bahkan pengembang mengkhawatirkan pengumpulan lahan hanya akan membuat harga terus melonjak, karena potensial untuk dijadikan alat investasi.

Related

World's Fact 651777188028279106

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item