Ternyata Tes Kepribadian Myers-Briggs Tidak Sepenuhnya Ilmiah

Ternyata Tes Kepribadian Myers-Briggs Tidak Sepenuhnya Ilmiah

Naviri Magazine - Apakah tes kepribadian ala Myers-Briggs atau MBTI memang akurat atau bisa dipercaya sebagai hasil yang valid? Sebagian pakar meragukannya.

"Banyak penelitian di luar sana yang mengatakan bahwa MBTI tidak bisa memprediksi perilaku secara konsisten. Secara psikometri, konstruksinya juga aneh," kata Ronald Riggio, seorang Doktor Bidang Psikologi dari University of California, Riverside, dan saat ini mengajar di Claremont McKenna College.

"Pertama kali saya melihat tes MBTI, saya kira itu bikinan mahasiswa baru, soalnya kacau sekali konstruksi pertanyaannya."

Ketidaksukaan Riggio terhadap tes ini diamini oleh banyak orang dari komunitas psikolog profesional. Seorang spesialis tes kepribadian, Robert Hogan, menyebut MBTI "tidak beda jauh dengan ramalan," dalam bukunya Personality and the Fate of Organizations. Adam Grant, seorang psikolog dari University of Pennsylvania, juga mengatakan "tidak ada bukti bahwa tes Myers-Briggs akurat."

Grant menyimpulkan, MBTI tidak memiliki "kemampuan prediktif terhadap kondisi psikologis seseorang," sama sekali. David J. Pittenger, asisten profesor yang pernah meneliti MBTI di University of Indiana, dalam sebuah paper awal 90-an menulis tanpa tedeng aling-aling bahwa, "tidak ada bukti jelas bahwa ada 16 kategori unik ini dapat menjelaskan semua kepribadian manusia."

Keluhan utama tentang MBTI adalah bagaimana tes tersebut bisa mengukur insting kognitif. Myers-Briggs bekerja dalam binari—entah kamu masuk kategori judging (bertindak cepat, dan terorganisir) atau perceiving (lebih terbuka, toleran dan mudah beradaptasi), intuitive (menggunakan insting) atau sensing (menggunakan logika)—yang memasukkan peserta ke dalam kategori berdasarkan jawaban mereka.

Masalahnya, ini tidak melambangkan kompleksnya kepribadian manusia, yang tidak bisa diukur secara hitam dan putih. Kebanyakan orang berada di area tengah-tengah, dan inilah prinsip dasar yang MBTI gagal untuk mengerti.

"Untuk introversion dan extroversion, kamu diberi huruf 'I' atau 'E'. Dan karena tesnya bersifat benar/salah, tidak banyak variasi yang bisa terjadi," jelas Riggio. "Tes kepribadian yang lain mengukur kepribadian sebagai sebuah kontinum. Mereka bisa mengatakan, 'Kamu agak I,' atau ,'Kamu ada di tengah-tengah,' atau, 'Kamu agak E.'"

Riggio juga tidak terlalu menganggap hasil penelitian Carl Jung, karena Carl Jung bukan seorang peneliti. Jung muncul dari era psikologi Freudian, yang lebih bersifat meratapi kondisi manusia dan bukan sains. "Teori Jung tidak dianggap solid," jelasnya. "Dia bukan seorang yang empiris. Dia tidak mengumpulkan data."

Related

Psychology 2179937193948528345

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item