Kisah Kesetiaan dan Penghormatan Abu Bakar Pada Rasulullah SAW

Kisah Kesetiaan dan Penghormatan Abu Bakar Pada Rasulullah SAW

Naviri Magazine - Pada saat Abu Bakar menemani Rasulullah berhijrah, beliau sangat khawatir dan cemas akan keadaan sahabat yang sekaligus menantunya tersebut. Sebab Nabi sudah menjadi incaran utama untuk dibunuh oleh kawanan penjahat terkemuka dari golongan kafir Quraisy, termasuk pamannya sendiri, Abu Lahab.

Malam itu, 27 Shafar, tahun 14 kenabian, rumah Rasulullah sudah dikepung oleh sebelas pembunuh kelas kakap. Rencana keji ini dipimpin oleh Abu Jahal. Namun atas mukjizat dari Allah, ketika Nabi keluar menuju rumah Abu Bakar, tidak ada satu pun pembunuh itu yang dapat melihatnya.

Dari arah selatan Makkah, Abu Bakar bersama Nabi berjalan menuju ke arah Yaman. Beliau menempuh jarak 5 mil, hingga sampai di bukit Tsur, bukit yang tinggi, banyak bebatuan tajam dan terjal, sehingga mengakibatkan kaki mulia Nabi lecet berdarah. Dengan penuh cinta, Abu Bakar menuntun Nabi, hingga mereka sampai di gua yang berada di puncak bukit.

Sesampainya di depan gua, Abu Bakar berkata: “Demi Allah, janganlah engkau masuk, sebelum aku masuk. Karena jika di dalam sana ada sesuatu yang membahayakan, biarlah aku yang mengalaminya.”

Abu Bakar masuk, lantas membersihkannya. Ia menemukan beberapa lubang di dinding gua, lantas merobek bajunya untuk menyumbat lubang-lubang yang ada. Ternyata kain yang dipakai tidak cukup untuk menyumbat semua lubang di gua itu. Tersisa dua lubang, dan Abu Bakar menutupinya dengan kedua kakinya.

“Masuklah,” kata Abu Bakar kepada Rasulullah.

Nabi pun masuk ke gua, merebahkan kepalanya di pangkuan sahabat setianya, hingga beliau tertidur. Beberapa saat kemudian, ternyata kaki Abu Bakar digigit hewan berbisa di balik lubang yang ia tutupi. Abu Bakar tidak berani bergerak sedikit pun, karena khawatir mengganggu istirahat Nabi. Menahan rasa sakit yang luar biasa, tak terasa air matanya jatuh mengenai wajah Rasulullah.

Rasul pun terbangun dan bertanya, “Apa yang terjadi, Abu Bakar?”

“Aku tersengat, Rasulullah,” jawabnya.

Lantas, Nabi meludahi kaki Abu Bakar, hingga rasa sakit yang ia rasakan hilang seketika.

Demikianlah sekelumit kisah ketawadhuan Abu Bakar kepada Nabi. Meskipun ia lebih tua, tetapi ia tetap rendah hati. Semoga kita tidak menjadi orang angkuh seperti Abu Jahal, tetapi menjadi orang yang tawadhu’ seperti Abu Bakar.

Related

Moslem World 4476268980427495

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item