Memahami Global Warming dan Masalah-masalah di Dalamnya

Memahami Global Warming dan Masalah-masalah di Dalamnya

Naviri Magazine - Global warming adalah proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan dataran bumi. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain, seperti naiknya permukaan laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.

Akhir-akhir ini begitu banyak kampanye pemanasan global, di jalanan, di televisi, bahkan duta pemanasan global pun ada. Tetapi ada dua kubu yang berpendapat mengenai hal ini, yaitu kubu yang setuju dengan global warming karena ulah manusia, dan kubu yang berpendapat sebaliknya.

Disadari atau tidak, selama ini kita hanya menerima pemberitaan dari media-media mengenai pemanasan global. Kita disuguhi isu-isu menakutkan seperti yang terakhir terjadi adalah terbelahnya gletser petermann sepenjang 70 km dengan permukaan yang terlepas sebesar 260 km persegi. 

Tetapi, Christoper Monckto, penasehat sains mantan perdana menteri Inggris, mengatakan bahwa tujuan utama konferensi PBB mengenai perubahan iklim di Kopenhagen adalah untuk menggunakan isu pemanasan global sebagai fondasi untuk satu pemerintahan dunia.

Di sisi lain, Steven Milloy, yang memiliki gelar master dalam biostatistik dari Universitas John Hopkins menyatakan pemanasan global adalah kebohongan. Suhu bumi sesungguhnya hanya sekitar 1 derajat Fahrenheit dalam tempo satu abad, ditambah lagi planet ini telah mengalami periode Zaman Es dan periode hangat tanpa ada campur tangan manusia.

Bulan Agustus 2009, pemimpin organisasi Green Peace, Gerd Leipold, mengakui di depan wartawan BBC bahwa klaim yang mereka sebarkan lewat Press Release di bulan Juli 2009 bahwa es Artik akan mencair total pada tahun 2030 adalah klaim yang salah. Ia mengaku bahwa Green Peace telah berbohong dengan tujuan untuk lebih menggugah para pemimpin dunia.

Selama ini, dalam kasus pemanasan global, manusia dianggap sebagai kambing hitam. EPA (Environmental Protection Agency) memperkirakan bahwa 25% emisi gas metana yang dilepas ke atmosfer berasal dari kotoran ternak.

Related

Science 6035270413297754171

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item