Ini 3 Misteri Alam Semesta yang Belum Bisa Dijelaskan Ilmuwan

 Ini 3 Misteri Alam Semesta yang Belum Bisa Dijelaskan Ilmuwan

Naviri Magazine - Selama hidup di bumi, sejak dulu manusia terus memandang ke langit dan bertanya-tanya, apa yang ada di atas sana? Apa itu cahaya yang berkelap-kelip setiap malam? Dari mana datangnya? Apakah kita sendirian di jagat raya? Sampai manakah batas luar angkasa?

Pertanyaan demi pertanyaan itu memotivasi para pemikir di seluruh dunia untuk mencari jawabannya. Tapi setiap kali kita mendapat jawaban, hampir selalu kita disodorkan pada pertanyaan baru. Setelah kita tahu tentang tata surya, muncul pertanyaan tentang galaksi. Setelah kita tahu tentang galaksi, masih ada supercluster galaksi, big bang, dan seterusnya.

Artikel ini membahas 3 misteri alam semesta yang sampai sekarang belum ada titik terangnya. Tiga misteri yang sampai sekarang masih membingungkan para ilmuwan.

Sisi lain blackhole

Sejak blackhole (lubang hitam) diprediksi oleh para ilmuwan, tidak ada yang menyangka kalau hal seaneh blackhole bisa benar-benar ada di luar angkasa.

Blackhole seperti sebuah lubang di luar angkasa yang begitu curam, sehingga benda apa pun yang dekat dengannya akan tersedot masuk ke dalamnya, bahkan cahaya pun tak bisa lolos.

Misteri terbesarnya adalah, apa yang tersembunyi di dalam blackhole? Apakah hanya ada sebuah titik (yang dinamakan singularity) yang di dalamnya ditemukan semua atom dari materi yang ia hisap? Atau mungkinkah lubang hitam adalah pintu ke universe lain, sebuah dunia lain, yang kini dikenal dan diakui ada oleh para ilmuwan, sebagai paralel universe?

Intinya, kita tidak tahu apa yang ada di balik blackhole, karena tidak ada benda apa pun yang bisa keluar dengan selamat setelah masuk ke blackhole.

Kiamat terjadwal?

Bagaimana kalau bumi mendapat hari kiamat yang sudah terjadwal di setiap 26 juta tahun sekali? Kedengarannya konyol, kan? Tapi para paleontolog (ilmuwan yang mempelajari fosil) menemukan pola yang sangat aneh, bahwa kejadian pemusnahan massal, seperti yang terjadi pada dinosaurus 65 juta tahun lalu, tidak terjadi pada waktu yang acak, tapi tampaknya terjadi pada periode yang teratur.

Ini sangat aneh. Makhluk hidup dalam jumlah besar menghilang setiap 26 juta tahun sekali.

Astrofisik Richard Muller mempelajari hal ini, dan mengemukakan penjelasan. Dia berteori bahwa ada sebuah bintang redup (dim red dwarf star) yang dia beri nama 'Nemesis', yang tersembunyi di ujung tata surya.

Ketika Nemesis mendekati matahari setiap 26 juta tahun sekali, orbitnya membawanya pada Oort Clouds, sebuah tempat di tata surya kita, tempat bernaungnya jutaan komet yang mengelilingi tata surya kita. Saat itulah, orbit komet menjadi kacau. Gravitasi Nemesis menyebabkan lintasan dari banyak komet berubah, beberapa dari mereka terempas dan menuju ke arah Bumi dan Merkurius, sehingga Bumi menjadi sasaran empuk.

Ada atau tidaknya Nemesis, masih belum dibuktikan. Tapi para ilmuwan sudah mencari dengan keras, tanpa menemukan bintang yang punya orbit dan ciri-ciri pas dengan Nemesis. Di tahun 1997, sebuah misi NASA yang bernama Two Micron AllStar Survey (Two MAS) menggunakan 2 teleskop infrared untuk menjelajahi langit dan mencari Nemesis.

Sampai sekarang, Two MAS sudah memberikan lebih dari 2 juta gambar, tapi tidak ada Nemesis. Jadi kiamat terjadwal ini masih berupa misteri sampai sekarang.

Antimateri

Sejak kecil kita diajari bahwa atom terdiri dari elektron yang bermuatan negatif, dan proton yang bermuatan positif. Mereka membentuk 'materi' biasa. Ternyata, ketika alam semesta tercipta, ada materi lain selain materi biasa yang juga tercipta, namanya antimateri (anti-matter).

Misteri anti-matter adalah; ketika big bang terjadi, jumlah anti-matter diperkirakan setara dengan jumlah matter, tapi sekarang, dimana pun di luar angkasa, semuanya terbentuk oleh matter biasa. Di mana semua anti-matter bersembunyi?

Apakah di suatu tempat di jagat raya masih ada stok anti-matter dalam jumlah besar? Kalau ada, ilmuwan belum menemukannya. Hanya ada sedikit anti-matter yang tercipta secara alami di pusat galaksi bima sakti.

Dan ilmuwan di CERN benar-benar sudah bisa menghasilkan anti-matter dalam jumlah sangat sedikit, dengan cara menumbukkan partikel-partikel dengan kecepatan super cepat (0.99999999999999..95 kali kecepatan cahaya). Tapi selain itu, keberadaan anti-matter masih berupa misteri.

Related

Science 4420410818479792918

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item