Angka-angka Magis dan Fakta Mencengangkan Alam Semesta

Angka-angka Magis dan Fakta Mencengangkan Alam Semesta

Naviri Magazine - Alam semesta sebenarnya tidak hanya memberlakukan Hukum Keseimbangan, tapi juga Keteraturan. Semuanya terangkum dalam deret angka ini: 0, 1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, 610, 987, 1597, 2584, 4181, 6765, 10946 ...

Bagi yang mungkin belum tahu, angka-angka itu disebut Deret Fibonacci. Meski tampak acak dan semrawut, deret angka itu sebenarnya sangat teratur, dan begitulah alam semesta ini dirancang. Sekacau-balau apa pun tampaknya, alam tetap tunduk pada Hukum Keteraturan.

Deret angka itu diawali kekosongan (0), lalu muncul angka 1 dua kali, diikuti 2, 3, 5 dan seterusnya. Bagaimana angka-angka itu bisa muncul? Angka-angka itu dihasilkan penjumlahan dari dua angka yang menghasilkan deret angka berikutnya (1+2 = 3, lalu 2+3 = 5 dan seterusnya.)

Deret angka itu kemudian memunculkan rasio ajaib yang didapat dari pembagian angka pada Deret Fibonacci dengan angka berikutnya (pembulatan 3 angka), menjadi 1,618.

Pendeknya, angka 1,618 ini bisa ditemukan di semua makhluk hidup maupun makhluk tidak hidup di alam semesta. Manusia, hewan, tumbuhan, sampai serpihan salju dan struktur galaksi di alam raya, semuanya mengandung angka itu. Karenanya, angka itu lalu disebut Rasio Emas.

Contoh mudah. Jika kita membagi tinggi badan kita dengan jarak pusar ke telapak kaki, hasilnya pasti 1,618. Begitu pula kalau kita membandingkan panjang dari pinggang ke kaki dengan panjang lutut ke kaki, hasilnya juga 1,618. Dan lain-lain, termasuk spiral DNA manusia.

Jika kita menghitung dan membandingkan jumlah lebah betina dan lebah jantan dalam satu kawanan, hasilnya pasti 1,618.

Kerang laut memiliki cangkang keras berbentuk spiral. Kalau kita hitung panjang garis spiral paling depan dengan berikutnya, hasilnya pasti 1,618.

Daun, bunga, serangga, dan semua yang berbentuk spiral, bila dibandingkan antara panjang spiral terakhir dengan sebelumnya, hasilnya akan selalu 1,618. Contoh-contoh ini bisa diperluas ke apa pun, dan semuanya akan “kesandung” angka 1,618. Kebetulan, atau hasil rancangan?

Karena kenyataan ini pula, banyak seniman yang menghasilkan karya hebat dengan mematuhi Rasio Emas—melekatkan perbandingan angka itu pada karya-karya mereka, dan karya mereka pun abadi. Sebut karya seni apa pun yang hebat, dan di dalamnya pasti mengandung rasio 1,618.

Leonardo DaVinci melukis Monalisa dengan menerapkan rasio 1,618. Mozart membagi sejumlah sonatanya menjadi dua bagian, yang panjangnya mencerminkan 1,618. Piramida di Mesir dibangun dengan pola 1,618. Begitu pun Kuil Parthenon di Yunani—atau sebut lainnya.

Sebagian orang yang apatis mungkin bisa mengatakan, “Ah, itu cuma kebetulan.” Atau, “Itu hanya akal-akalan orang kurang kerjaan.” Tapi benarkah hanya kebetulan? Bagaimana kalau kita bisa menggunakan angka 1,618 untuk memprediksi trading forex atau... togel?

Angka-angka togel—sebagai contoh—keluar secara acak, dan kenyataannya memang begitu. Tetapi, berdasarkan aturan alam semesta, “sekacau-balau apa pun, di dalamnya tetap ada keteraturan”. Dan “keteraturan” itu dirumuskan dengan jelas melalui angka 1,618.

Coba saja kumpulkan semua angka togel yang pernah keluar, dan urutkan secara teliti, lalu hitung dengan cermat. Hasilnya pasti akan memunculkan pola 1,618. Dengan pengetahuan ini—kalau kita cukup pintar, tentu saja—kita bisa memprediksi angka-angka apa yang akan keluar.

Akhirnya, mengutip Plato, “Angka, pada saatnya nanti, akan memandu kita menuju kebenaran.”

Related

Science 6703077858476700349

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item