Di Tempat Ini, Kanker Bisa Sembuh Tanpa Perlu Operasi (Bagian 1)

Di Tempat Ini, Kanker Bisa Sembuh Tanpa Perlu Operasi

Naviri Magazine - Tidak ada yang tidak mungkin, begitulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan perjuangan Elang dalam melawan penyakit kanker paru-paru. Pria berusia 57 tahun itu kini bisa bernapas lega, setelah dinyatakan bersih dari kanker paru yang dideritanya.

Padahal, jika menilik laman who.int, kanker paru-paru adalah satu dari lima jenis kanker paling mematikan di dunia. Kanker paru-paru juga menyumbang angka kematian paling tinggi di dunia.

Hasil riset terbaru International Agency for Research on Cancer (IARC) yang dirilis WHO, menemukan, pada 2018 angka kematian penyakit ini diperkirakan 2,1 juta dari total 9,6 juta kematian akibat kanker.

Pria asal Bekasi tersebut menceritakan tentang awal mulai terkena penyakit mematikan itu. Elang menuturkan, hal tersebut bisa terjadi lantaran ia memiliki gaya hidup tidak sehat.

Begadang, konsumsi makanan yang tidak sehat, minuman alkohol, ditambah kebiasaan merokok, sudah sangat akrab di kehidupannya. Kebiasaan buruk tersebut tanpa disadari mengantarkan dirinya pada kanker paru-paru stadium dua pada 2015.

Padahal, saat itu ia sama sekali tidak merasakan adanya gangguan kesehatan yang berarti.

“Tidak menyangka, karena keseharian saya sehat-sehat saja, masih beraktivitas seperti biasa. Namun pas lihat hasil Medical Check Up (MCU) rutin, ada nodule di paru-paru saya,” ungkapnya.

Mengetahui dirinya mengidap kanker paru, kekhawatiran langsung menghinggapi pikiran ayah tiga anak tersebut.

“Ya sejak itu saya jadi galau terus, kerja tidak fokus, tapi saya terus berpikir mencari cara untuk sembuh,” ungkapnya.

Apa yang dialami Elang bisa pula terjadi pada kita, mengingat kehidupan kita sehari-hari yang tak jauh dari faktor-faktor pencetus kanker paru seperti berikut ini.

Kebiasaan merokok

Bukan hal aneh lagi jika rokok dinobatkan sebagai pemicu utama timbulnya kanker paru, bahkan kanker lainnya.

Dikutip dari laman lung.org, 90 persen kanker paru-paru disebabkan oleh rokok. Mengapa? Seperti yang dilansir cancer.org, dalam rokok ditemukan ribuan senyawa kimia yang 70 persen di antaranya sangat berbahaya bagi tubuh.

Tak cuma rokoknya, asap tembakaunya juga berbahaya bagi tubuh.

Paparan radon

Radon merupakan gas alami hasil peluruhan uranium, torium dan radium pada bebatuan serta tanah yang bercampur dengan udara.

Gas tidak berwarna dan tidak berbau ini dapat bersifat karsinogenik, sehingga dapat memicu kanker paru apabila terhirup dalam kadar tinggi.

Rumah dengan ventilasi buruk dan bangunan yang sangat dekat dengan tanah, misalnya basement dan situs penambangan, adalah tempat yang biasanya mengandung kadar radon tinggi.

Radiasi kimia uranium, arsenik, nikel, dan beberapa hasil minyak bumi, ternyata dapat memicu timbulnya kanker paru. Para pekerja atau orang-orang yang tinggal di daerah tinggi radiasi kimia sangat rentan terserang penyakit tersebut.

Polusi udara

Menurut WHO, polusi udara memiliki kontribusi besar pada kasus kanker paru-paru. Hal ini semakin menakutkan di negara-negara yang belum memiliki kebijakan penurunan tingkat polusi.

Padahal 29 persen kematian pada kasus kanker paru-paru disebabkan karena dampak dari polusi udara.

Genetik

Timbulnya kanker tergantung dari normal atau tidaknya mutasi genetik seseorang. Sebagai contoh, kita sering melihat orang tua atau kakek-kakek yang merokok sepanjang hidupnya, namun nyatanya ia baik-baik saja.

Ini membuktikan sekalipun perokok berat tapi mutasi genetiknya normal, maka ia tidak bermasalah dengan kanker.

Lalu apa rahasia Elang bisa sembuh dari penyakit mematikan tersebut? Menurutnya, dari beberapa pemeriksaan medis yang sempat dijalani, tak satu pun bisa dijadikan solusi.

Saat itu, semua metode pengobatan yang disarankan justru semakin menambah kekhawatirannya.

Sementara itu, yang ia inginkan adalah metode pengobatan tanpa operasi maupun kemoterapi.

“Saya enggak mau dibedah, lagi pula saya tahu kemoterapi itu berat,” ungkap Elang. Keyakinan Elang bahwa masih ada metode pengobatan kanker tanpa perlu operasi dan kemoterapi ternyata berbuah manis.

Dari hasil browsing, ia menemukan St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou.

Berbekal informasi tersebut, ia dan istrinya, Susi (57), segera melakukan konsultasi di kantor perwakilan rumah sakit yang salah satunya berada di Jakarta.

Tanpa mempertimbangkan soal biaya, Elang akhirnya memutuskan untuk berobat di rumah sakit tersebut. “Saya tutup mata soal budget, karena fokus saya hanya sembuh,” tuturnya.

Baca lanjutannya: Di Tempat Ini, Kanker Bisa Sembuh Tanpa Perlu Operasi (Bagian 2)

Related

Health 7958280229361333546

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item