Aliens Abduction, Misteri Kasus Orang-orang yang Diculik Alien (Bagian 2)

Aliens Abduction, Misteri Kasus Orang-orang yang Diculik Alien naviri.org, Naviri Magazine, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Aliens Abduction, Kasus Orang-orang yang Diculik Alien - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Menyelidiki fenomena aliens abductee

Salah satu ilmuwan ternama yang tertarik fenomena ini adalah Dr. John Edward Mack, seorang psikiater dari Harvard University. Dr. Mack bukan seorang ufolog. Ia seorang psikiater bereputasi tinggi, yang telah menulis lebih dari 150 artikel ilmiah, dan pemenang Pulitzer Prize untuk salah satu bukunya.

Dr. Mack mengadakan sesi terapi dan wawancara terhadap sekitar 800 orang yang mengaku pernah diculik alien. Dari penyelidikannya, Dr. Mack menyimpulkan kalau ia tidak menemukan adanya keganjilan psikologis pada para pasiennya tersebut.

Ia begitu tertarik dengan subjek ini, hingga menulis dua buku mengenainya, dan mengorganisir sebuah debat di Massachusets Institute of technology (MIT) selama lima hari untuk mendiskusikan fenomena ini.

Dr. Mack kemudian menjadi salah satu psikiater bereputasi, yang mempercayai kebenaran fenomena ini. Namun, peneliti yang lain tetap skeptis.

Pandangan alternatif dalam kasus aliens abduction

Salah satu alasan mereka yang skeptis adalah penggunaan hipnotis dalam membangkitkan ingatan yang hilang mengenai peristiwa penculikan (missing time).

False Memory

Dalam kasus Barney dan Betty Hill, ingatan mereka mengenai peristiwa penculikan itu muncul setelah Betty mengalami serangkaian mimpi dan sesi hipnotis. Menurut para skeptik, bisa jadi pasangan Hill telah mengalami False Memory.

Mereka yang mengalami False Memory biasanya akan mengingat suatu pengalaman yang salah, namun dipercayai olehnya sebagai kebenaran. False memory bisa dialami oleh mereka yang menjalani terapi hipnotis untuk membangkitkan ingatan, seperti yang dijalani pasangan Hill.

Salah satu argumen teori False Memory, misalnya, adalah ingatan Barney yang dibangkitkan lewat hipnotis mengenai bentuk alien yang dilihatnya. Menurut Barney, alien yang dijumpainya memiliki mata aneh yang kelopaknya menutup dengan melingkar. Fitur mata ini ternyata bisa dijumpai pada alien di film 'The Outer Limits' yang diputar hanya 12 hari sebelum Barney menjalani sesi hipnotis.

Jadi, ada kemungkinan ingatan-ingatan yang muncul di kepala pasangan Hill adalah pikiran campur aduk, yang kemudian membentuk sebuah False Memory.

Selain informasi yang diterima dari lingkungan (atau acara TV), False Memory juga bisa dihasilkan pengaruh sugesti sang penghipnotis (kalian mungkin pernah menonton metode ini dilakukan di televisi). Ada kemungkinan kalau psikiater yang menghipnotis tanpa sengaja telah membimbing pasangan Hill dalam pembentukan False Memory mengenai aliens abduction.

Memang, teori ini cukup masuk akal, mengingat banyaknya ingatan mengenai aliens abduction muncul karena pengaruh hipnotis. Kalian bisa melihat contoh metode ini dilakukan di film Fourth Kind.

Halusinasi, schizofrenia, dan kelainan psikologis lainnya

Sebagian psikolog lain percaya, kasus aliens abduction sebenarnya sebuah kelainan psikologis seperti schizoprenia, yang bisa timbul akibat trauma masa kecil atau pengaruh obat-obatan. Kalainan-kelainan seperti ini biasanya juga disertai halusinasi atau sensasi fisik lainnya.

Contohnya adalah hasil penelitian psikiater bernama Rick Strassman. Pada tahun 1988, ia menyuntikkan dosis tinggi Dimethyltryptamine (DMT) pada sejumlah sukarelawan. Hasilnya, 20 persen dari para sukarelawan tersebut mengalami pengalaman yang mirip dengan para abductee.

Selain kelainan psikologis, fenomena sleep paralysis juga dipercaya bertanggung jawab atas pengalaman para abductee. Ketika mereka mengalami sleep paralysis atau ketindihan, kemungkinan sebagian dari mereka akan segera mengaitkannya dengan aliens abduction.

Di samping teori False memory, teori kelainan psikologis adalah teori yang dianggap paling bisa menjelaskan fenomena aliens abduction. Tetapi, bisakah dua teori ini menjelaskan secara sempurna fenomena ini? Jawabannya tidak.

Tetapi, para ufolog dan abductee pun memiliki kesulitan sendiri untuk membela teori mereka. Ini semua dikarenakan para abductee tidak memiliki bukti fisik kuat yang bisa dijadikan dasar argumen mereka.

Lalu bagaimana soal implan dan bekas luka di tubuh mereka?

Walaupun kita bisa menemukan banyak klaim mengenai keberadaan implan di tubuh para abductee, namun sampai sekarang para peneliti belum pernah menemukan implan yang benar-benar bersifat ekstra terestrial.

Salah seorang peneliti UFO, bernama Whitley Strieber, juga mengakui masalah ini. Awalnya ia percaya kalau dirinya pernah diculik alien yang memasang implan di telinganya. Ketika Strieber menjalani operasi pengangkatan, implan tersebut ternyata hanya potongan colagen, yang terbentuk dari tulang rawan. Sama sekali bukan sesuatu yang bersifat ekstra terestrial.

Menurut Strieber, “Para skeptik selalu mencoba membuktikan kalau bukti-bukti yang telah dikumpulkan sebenarnya tidak berarti, sedangkan mereka yang percaya UFO selalu beranggapan bukti-bukti itu konklusif. Kedua pendekatan itu hanya membuang-buang waktu karena sesungguhnya kita memang belum pernah mendapat bukti-bukti yang konklusif.”

Sama halnya dengan bekas luka pada tubuh abductee. Dalam banyak kasus, ketika diperiksa oleh dokter, bekas luka yang diklaim sebagai bekas pembedahan oleh alien ternyata hanya luka biasa yang diakibatkan jamur atau fenomena lain. Sekali lagi, kita belum menemukan bukti-bukti yang konklusif.

Aktivitas setan

Ada pernyataan yang menarik mengenai aliens abduction yang diberikan oleh Carl Sagan, seorang astronom. Dalam bukunya, yang berjudul The Demon Haunted World, ia menyebut kalau deskripsi mengenai pengalaman aliens abduction sesungguhnya memiliki kemiripan dengan kisah-kisah penculikan oleh iblis atau setan dari seluruh dunia.

Ia menulis, “Memang tidak ada pesawat antariksa di dalam kisah-kisah tersebut. Namun, elemen sentralnya sama, termasuk makhluk langit yang memiliki hasrat seksual, berjalan menembus tembok, berkomunikasi dengan telepati, dan melakukan eksperimen reproduksi terhadap manusia.”

Pernyataan Carl Sagan cukup menarik. Jika di dunia barat, makhluk misterius yang memiliki karakter seperti 'Grey' disebut alien. Di dunia Timur, makhluk dengan karakter seperti itu sering dihubungkan dengan Iblis atau siluman.

Lalu, dengan mengacu pada dua pandangan ini, bisakah kita mengatakan kalau sesungguhnya alien dan iblis adalah satu oknum yang sama?

Jika iya, pertanyaannya adalah, siapa yang telah dengan benar mengidentifikasi identitas makhluk itu? Dunia barat atau dunia timur? Ataukah keduanya memang makhluk yang berbeda, dan aliens abduction membuktikan keberadaan mereka?

Related

Mistery 1511550521797560644

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item