Menristek: Daya Tular Virus Corona 20 Kali Lebih Kuat dari Virus SARS

Menristek: Daya Tular Virus Corona 20 Kali Lebih Kuat dari Virus SARS, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Menristek dan Kepala BRIN, Bambang Brodjonegoro, mengatakan pandemi virus corona Covid-19 telah memberi dampak besar bagi kehidupan manusia. Dia menyebut penularan virus tersebut cepat sehingga menjadi ancaman besar bagi semua negara, termasuk di Indonesia.

"Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 telah memberi dampak besar bagi kehidupan kita. Penyebarannya begitu cepat, membuat virus ini menjadi ancaman besar," ujar Bambang dalam peluncuran produk riset, teknologi, dan inovasi percepatan penanganan Covid-19 secara virtual.

Bambang menyampaikan, Covid-19 miliki daya tular 20 kali lebih kuat dibanding virus severe acute respiratory syndrome atau SARS tahun 2002 silam. Namun, dia tak merinci informasi yang disampaikannya tersebut. Dia hanya menegaskan pihaknya telah bekerja keras melakukan pengembangan untuk mengatasi Covid-19.

"Kita ketahui bersama bahwa Covid-19 memiliki daya tular 20 kali lebih kuat dibanding SARS," ujarnya.

Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, peneliti dan berbagai pihak saling membantu dalam rangka mendorong pandemi Covid-19 melalui inovasi. Bambang mengatakan, inovasi memiliki dua prasyarat, yakni ada kebaruan di dalam sesuatu yang dikembangkan, dan harus ada nilai tambah yang memberikan manfaat ekonomi dan atau sosial.

Dalam mewujudkan inovasi itu, Bambang menyampaikan, pihaknya telah membuat tim konsorsium riset dan inovasi sejak awal Maret 2020. Tim itu beranggotakan kementerian, lembaga pemerintah, perguruan tinggi, dan industri.

Ada empat aspek pengembangan yang dilakukan oleh tim konsorsium, yakni pencegahan; obat dan terapi; skrining dan diagnosis; dan alat kesehatan dan pendukungnya.

Beberapa hasil pengembangan tim konsorsium, kata Bambang, adalah uji cepat dengan Rapid Test Kit. Saat ini, dia mengatakan akurasi, metode, dan reagen alat itu itu masih terus dikembangkan agar lebih mudah digunakan.

"Kami juga mengembangkan PCR diagnostic test kit berdasarkan gen virus yang tersebar di Indonesia, serta mengupayakan pembuatan mesin PCR dan reagen produksi dalam negeri untuk kemandirian skrining dan diagnosis Covid-19," ujar Bambang.

Selain itu, Bambang menyampaikan tim konsorsium juga mengembangkan ventilator, imunomodulator, serum konvalesen, mobile laboratory BSL2, hingga sistem Artificial intelligence (AI) deteksi Covid-19 dengan pencitraan X-ray.

Di sisi lain, dia juga menyampaikan LB Eijkman telah menemukan 7 urutan langkap genom SARS-CoV-2 dari pasien di Indonesia. Data genom itu, kata dia, juga sudah dikirim ke GISAID (platform data virus influenza global). Sedangkan Universitas Airlangga juga sudah melaporkan dua data genom serupa.

"Data tersebut sangat berguna untuk mengembangkan vaksin dan pelacakan rute penularan. Berdasarkan data tersebut, saat ini Eijkman telah menyelesaikan protein rekombinannya. Namun demikian, perjalanan pencarian vaksin masih panjang dan dibutuhkan kerjasama berbagai pihak," ujarnya.

Lebih dari itu, Bambang mengklaim pihaknya telah melakukan relaksasi regulasi untuk mendukung inovasi. Dia juga meminta Kemenkes untuk sertifikasi produk inovasi konsorsium tidak hanya digunakan selama pandemi, tapi untuk jangka panjang, untuk mendorong kemandirian produksi alat kesehatan dalam negeri.

"Saya optimis kita semua bisa melewati pandemi dan menyongsong era New Nomal, era baru di mana ada optimalisasi digital, aktivitas ekonomi yang minim pertemuan langsung, yang dibarengi dengan protokol Covid-19 yang disiplin," ujar Bambang.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 6247536424651952731

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item