Dampak Wabah Corona, Pelanggan Video Streaming Meningkat Pesat (Bagian 2)

Dampak Wabah Corona, Pelanggan Video Streaming Meningkat Pesat naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Dampak Wabah Corona, Pelanggan Video Streaming Meningkat Pesat - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Para pengguna layanan ilegal tersebut menggunakan berbagai media, mulai dari situs hingga aplikasi. Bahkan 44 responden berusia 18 hingga 24 tahun mengaku menggunakan layanan ilegal tersebut.

Alasan penggunaannya pun beragam, mulai dari kelengkapan hingga kecepatan pembaharuan konten dan terbentuk blokade provider telekomunikasi.

"Biasanya konsumen kalau disinsentifnya tidak langsung, mereka tidak akan merasa bersalah, sepanjang dianggap tidak merugikan orang lain," kata Ujang. "Padahal itu merugikan produsen [industri perfilman], dan dari sudut pandang etika itu tidak baik. Tapi esensi itu hilang karena menonjolkan hobi dan egonya."

Kondisi tersebut diperburuk dengan minim dampak hukum bagi pelaku. Sehingga, penyedia serta pengguna layanan ilegal dinilai terus merasa tak bersalah.

Padahal, berdasarkan UU Hak Cipta, perbuatan mengunduh film bajakan dapat dikenakan pidana paling lama empat tahun penjara dan/atau denda paling banyak Rp1 miliar.

"Jadi ini [soal] demand and supply, meski konsumen sebenarnya bisa untuk tidak melakukan itu. Tapi karena hobi dan keterbatasan anggaran, [akses ilegal] itu terjadi," tuturnya.

Usai pandemi

Gelombang lonjakan pelanggan kini masih dirasakan oleh layanan streaming seiring kebijakan pembatasan sosial yang masih diberlakukan di sejumlah daerah. Namun menurut Ujang, hal itu akan bisa berubah usai kondisi membaik.

Menurut Ujang, penurunan aktivitas layanan streaming memungkinkan terjadi karena pengguna akan kembali berinteraksi dengan orang lain dan berpeluang berhenti berlangganan.

"Jadi streaming itu bisa jadi digantikan kenyamanan bertemu teman dan sahabat, sehingga waktu menonton bisa berkurang," kata Ujang.

Tetapi, ia tak menutup kemungkinan pandemi juga membuat beberapa orang jadi candu menonton, dan membuat mereka terus berlangganan layanan streaming legal.

Secara terpisah, dua platform streaming di Indonesia yakni Netflix dan Viu memiliki siasat untuk mempertahankan perhatian pelanggan terhadap layanan mereka.

Country Head Viu Indonesia, Varun Mehta, mengatakan platformnya akan terus memproduksi konten orisinal berkualitas tinggi di Indonesia dan seluruh dunia.

"Kami ingin mendukung bakat lokal untuk menghasilkan tontonan yang menarik secara global, karena Indonesia memiliki begitu banyak cerita untuk dibagikan kepada dunia," kata Vahrun lewat keterangan tertulis.

Serupa, juru bicara Netflix juga mengatakan selalu memberikan kenyamanan, kelegaan, serta kebersamaan bagi penggunanya. Konten yang dijanjikan mulai dari film dan drama Korea, dokumenter hingga film hit lokal, selalu disiapkan bagi penikmat film di Indonesia.

"Fokus Netflix selama ini selalu konsisten, kami selalu menghubungkan orang-orang ke cerita-cerita yang mereka sukai," tulis juru bicara Netflix dalam pernyataannya.

Baca laporan lengkap » Semua Hal tentang Virus Corona, di Indonesia dan Dunia.

Related

News 5418734392319089691

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item