Dampak Wabah Corona, Ada Kemungkinan Tak Ada Ibadah Haji Tahun Ini (Bagian 2)
https://www.naviri.org/2020/05/tak-ada-haji-page-2.html
Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Dampak Wabah Corona, Ada Kemungkinan Tak Ada Ibadah Haji Tahun Ini - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.
Indonesia, menurut Oman, belum mengambil keputusan karena "pertimbangan yang lumayan kompleks."
"Pertimbangannya itu dari segi jemaah. Kalau kita tanyakan itu masih ada yang ingin tetap berangkat, walaupun tentu juga banyak yang bisa menerima kalau seandainya tidak berangkat.
"Yang kedua, sudah ada arahan dari Jokowi, kita diminta untuk menunggu sampai setidaknya 1 Juni. Jadi secara kebijakan negara ya seperti itu, Jokowi ingin melihat perkembangan terakhir di Indonesia dan Arab Saudi sampai 1 Juni," jelasnya.
Singapura telah memutuskan pada 15 Mei lalu untuk tidak memberangkatkan jemaah hajinya tahun ini.
Menteri Urusan Muslim Singapura, Masagos Zulkifli, mengatakan keputusan itu dibuat secara mandiri, dan bukan berdasarkan kebijakan pemerintah Arab Saudi, dengan pertimbangan keamanan jemaah mereka.
Hotel-hotel di Mekah dan Madinah masih tutup
Penyelenggara travel haji dan umroh di Indonesia mengatakan, saat ini mereka kesulitan menghubungi rekanannya di Arab Saudi, seperti pengusaha hotel dan transportasi haji.
"Ini juga untuk reservasi hotel dan segala macam tidak bisa dilakukan sekarang. Pihak-pihak ini juga belum mendapat pemberitahuan dari pemerintah Arab Saudi, baik hotel maupun transportasi yang akan dipergunakan, sehingga kita juga tidak bisa membuat kontrak akomodasi hotel dan kontrak lainnya," kata Nasril Nazir.
"Tidak ada [pihak] yang menerima untuk kita membuat reservasi untuk haji. Dari awal tahun ini kan kita sudah reservasi untuk haji, malah ada yang sudah deposit, tapi sekarang semua ditunda.
"Hotel juga belum ada lagi yang bekerja, di Mekah dan Madinah. Rekanan [saya] tidak ada yang bisa dihubungi karena mereka tidak ada yang bekerja," tambahnya.
Menurut Muharom Ahmad dari Forum Sathu, pemerintah Arab Saudi telah menerapkan jam malam selama 24 jam bagi Mekah dan Madinah dari sejak awal bulan April.
"Seluruh hotel sudah tutup sejak dua bulan lalu, jamaah [umrah] yang [pulang] terakhir itu ditampung di Jeddah, dan sebagian besar orang asing sudah pulang. Kalaupun terselenggara [haji], kami yakin [kuota yang dibolehkan] tidak lebih dari 50% [dari total kuota awal]," katanya.
Masjidil Haram masih dibuka, namun hanya bagi karyawan dan pekerja masjid agung tersebut yang jumlahnya mencapai ribuan.
"Masjidil Haram tetap dihidupkan, diselenggarakan salat lima waktu, salat tarawih dan tadarus, namun hanya bagi manajemen Masjidil Haram, yang jumlah karyawannya cukup banyak, sampai ribuan, namun tidak dibuka untuk umum," katanya.
Komunikasi 'intens' dengan pemerintah Arab Saudi
Juru bicara Kementerian Agama, Oman Fathurahman, mengatakan, selain mengirim surat kepada pemerintah Arab Saudi, komunikasi diplomatik juga terus terjalin di Jeddah.
"[Kami mengirim] surat itu satu kali, tapi juga melalui komunikasi duta besar kita di sana, hampir setiap saat. Konsul Haji di Jeddah juga terus melakukan komunikasi, update terus... misalnya hari Kamis, [kami tahu] masjid-masjid akan dibuka di seluruh Arab Saudi kecuali di Mekah, itu juga kita pantau, apakah ada kaitannya dengan haji."
Baca lanjutannya: Dampak Wabah Corona, Ada Kemungkinan Tak Ada Ibadah Haji Tahun Ini (Bagian 3)