Biografi Winston Churchill, Tokoh Terbesar Dalam Sejarah Inggris (Bagian 2)

Biografi Winston Churchill, Tokoh Terbesar Dalam Sejarah Inggris, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Biografi Winston Churchill, Tokoh Terbesar Dalam Sejarah Inggris - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Pada tahun 1897, Churchill mencoba mengunjungi Perang Yunani-Turki, tetapi perang ini berakhir sebelum ia tiba di medan perang. Karena itu, ia memutuskan untuk mengambil cuti dan berlibur di Inggris. Begitu mendengar mengenai pemberontakan Pathan di North West Frontier, India (sekarang merupakan daerah Pakistan), ia langsung kembali ke India untuk berpartisipasi dalam perang, untuk mengakhiri pemberontakan tersebut.

Sir Bindon Blood, pemimpin pasukan ekspedisi yang ditugaskan melawan pemberontak Pathan, telah menjanjikan pada Churchill bahwa ia dapat ikut serta di konflik ini.

Sewaktu bertugas di pasukan ekspedisi selama enam minggu, Churchill juga menulis artikel untuk surat kabar The Pioneer dan The Daily Telegraph, untuk 5 poundsterling per artikel. Bulan Oktober 1897, Churchill kembali ke Inggris. Buku pertamanya mengenai konflik di atas, The Story of Malakand Field Force, diterbitkan pada bulan Desember.

Secara resmi, Churchill masih ditempatkan di India, tapi ia mendapat izin cuti jangka panjang. Oleh karena itu, Churchill dapat meluangkan waktu untuk berusaha agar dipilih sebagai prajurit yang akan dikirim untuk kembali menguasai Sudan; pasukan ini dipilih dan akan dipimpin oleh Horatio Kitchener.

Kitchener sebenarnya tidak menginginkan Churchill sebagai pasukannya, tetapi Churchill menggunakan koneksinya, sehingga Perdana Menteri Robert Arthur Talbot Gascoyne-Cecil mengirim telegram ke Kitchener. Pada akhirnya, Churchill berhasil mendapat posisi di 21st Lancers; pasukan yang dipilih langsung oleh Departemen Peperangan (War Office), dan bukan Kitchener.

Ia juga menjadi koresponden perang bagi surat kabar Morning Post, dengan upah 15 poundsterling per artikel. Churchill ikut serta dalam serbuan kavaleri (cavalry charge) Inggris yang terakhir, dalam pertempuran di Omdurman. Bulan Oktober 1898, Churchill telah kembali ke Inggris, dan mulai menulis buku The River War, yang diterbitkan dalam dua volume di tahun berikutnya.

Di tahun 1899, Churchill meninggalkan dinas militer, dan memutuskan untuk menitis karir di parlemen. Ia menjadi kandidat bagi partai konservatif di Oldham, tetapi hanya bisa menduduki tempat ketiga dalam pemilihan tersebut, sementara Oldham pada waktu itu hanya mempunyai kuota untuk dua kursi.

Tanggal 12 Oktober 1899, Perang Boer kedua dimulai di Afrika Selatan, yang melibatkan Britania dan Afrikaners. Churchill menjadi koresponden perang untuk Morning Post selama empat bulan, dan mendapatkan upah 250 poundsterling per bulan.

Setelah tiba di Afrika Selatan, ia ikut menumpang kereta api yang digunakan oleh tentara Inggris, di bawah pimpinan Aylmer Haldane. Kereta ini tergelincir keluar jalan rel, karena serangan pasukan Boer yang menggunakan bahan peledak.

Churchill, meskipun sudah menjadi rakyat sipil, memimpin pasukan untuk membersihkan jalan rel dari sisa-sisa ledakan, sehingga lokomotif dan beberapa gerbong kereta api yang membawa korban luka dapat dievakuasi. Meskipun kereta api itu akhirnya dapat meloloskan diri, Churchill serta beberapa perwira dan prajurit lain tertangkap dan menjadi tahanan perang di Pretoria.

Churchill berhasil meloloskan diri dari penjara tahanan perang. Aksi ini mengakibatkan banyak kritik dan kontroversi, karena ada yang menganggap bahwa Churchill seharusnya menunggu Haldane, satu orang lagi yang merencanakan pelarian tersebut; dia tidak mampu atau tidak mau mengambil risiko meloloskan diri dengan memanjat pagar.

Setelah berada di luar penjara Pretoria, Churchill menjelajah hampir 480 kilometer ke koloni Portugal di Lourenco Marques, Maputo Bay. Seorang warga negara Inggris, yang berprofesi sebagai manajer tambang, membantu Churchill dengan menyembunyikan Churchill di tambangnya. Kemudian dia menyeludupkan Churchill ke dalam kereta, yang bertujuan keluar dari daerah Boer.

Dengan aksi ini, Churchill menjadi pahlawan nasional di Britania. Akan tetapi Churchill tidak kembali ke Inggris, ia memutuskan untuk menumpang kapal laut ke Durban, untuk bergabung dengan pasukan yang dipimpin oleh jendral Redvers Buller. Pasukan ini bertujuan menghancurkan pasukan Boer yang mengepung kota Ladysmith; jika berhasil, pasukan ini juga bertujuan mengambil kota Pretoria.

Pada kali ini, meskipun masih menjadi koresponden perang, Churchill juga mendapatkan posisi di regimen kavaleri. Ia ikut serta dalam pertempuran di Spion Kop, dan menjadi salah satu prajurit Inggris pertama yang memasuki Ladysmith dan Pretoria.

Bahkan Churchill dan sepupunya, Charles Spencer-Churchill (Duke Marlborough ke-9), berposisi jauh di depan pasukan Inggris yang lain di Pretoria. Kedua orang ini kemudian menuntut dan menerima penyerahan diri 52 prajurit Boer yang menjaga penjara.

Churchill menerbitkan dua buku mengenai perang Boer, London to Ladysmith via Pretoria, yang diterbitkan pada bulan Mei, dan Ian Hamilton's March pada bulan Oktober 1900.

Related

History 2908668597496401130

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item