Pro Kontra Penggunaan Minyak Kayu Putih untuk Mengatasi Virus Corona (Bagian 1)

Pro Kontra Penggunaan Minyak Kayu Putih untuk Mengatasi Virus Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Balitbang Kementerian Pertanian mengaku menemukan obat COVID-19 berbahan minyak kayu putih. Tapi kesahihan obat ini masih diragukan oleh peneliti dan dokter.

Upaya ilmuwan untuk menemukan obat dan antivirus SARS-CoV-2 adalah sebuah jalan panjang, dan Fadjry Djufri tak tinggal diam. Sejak awal Maret lalu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian ini mencermati berbagai referensi soal potensi tanaman herbal menghadapi virus. Ragam literatur dan penelitian lantas menuntunnya pada kayu putih.

Djufry tak sendirian mencari senjata melawan corona. Berbagai balai di bawah lembaganya, seperti Balai Besar Veteriner, Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian, serta Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, dikerahkan untuk menyusun rekomendasi bahan aktif potensial dari komoditas pertanian.

Setelah dua bulan bekerja, penelitian mereka berujung pada satu kesimpulan: tanaman eucalyptus—minyak kayu putih—berpotensi sebagai antivirus yang paling prospektif dari seluruh tanaman herbal.

“Ternyata dari data yang kami peroleh, Eucalyptus sp. yang kami uji bisa membunuh 80-100 persen virus, mulai dari avian influenza hingga virus corona. Setelah hasilnya bagus, kami lanjut ke penggunaan nanoteknologi agar kualitas produknya lebih bagus," jelas Fadjry dalam situs Badan Litbang Pertanian Kementan. 

Eukaliptus memiliki kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eukaliptol). Senyawa ini dipercaya memiliki kandungan antivirus, antiinflamasi, dan antimikroba. Djufry mengaku sudah melakukan penambatan molekul (molecular docking) dan uji in vitro (dalam lingkungan buatan) di Laboratorium Balitbangtan.

Hasil penelitian menyimpulkan, minyak asiri Eucalyptus citriodora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, serta virus gama dan beta corona. Kepala Balitbangtan Fadjry mengklaim, senyawa yang terkandung di dalam tanaman eukaliptus mampu menyembuhkan penyakit akibat virus SARS-CoV-2.

Riset soal manfaat minyak asiri menghadapi COVID-19 pernah ditulis oleh peneliti Departemen Bioteknologi dan Pengetahuan, Lyallpur Khalsa College Jalandhar, Arun Dev Sharma, dan Inderjeet Kaur, dalam jurnal berjudul Eucalyptol (1,8-cineole) from Eucalyptus Essential Oil a Potential Inhibitor of COVID-19 Corona Virus Infection by Molecular Docking Studies.

Kedua peneliti itu menjelaskan bahwa senyawa eukaliptol berkhasiat untuk menghambat infeksi COVID-19 dan memberikan proteksi terhadap paru-paru. Selama ini, senyawa 1,8-cineole memiliki kandungan antioksidan yang bisa berperan dalam proses penyembuhan penyakit pernapasan seperti asma. 

“Eucalyptol memiliki afinitas (pembentukan ikatan kimia pada senyawa) yang tinggi,” tulis jurnal tersebut. 

Namun bagian akhir jurnal itu menuliskan bahwa riset ini baru pada tahap awal dan belum dikaji lebih lanjut. Sementara untuk memvalidasi eukaliptus mampu menyembuhkan orang yang terpapar virus corona, harus dilakukan studi lanjutan dengan mengujinya menggunakan model pengujian in vitro dan in vivo.

Kasubbag Humas Balitbangtan, Intan Yudia Nirmala, menjelaskan bahwa saat ini lembaganya belum menguji klinis eukaliptus. Nantinya, mereka akan menggandeng pihak-pihak terkait seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dokter, dan apoteker jika uji itu diperlukan. 

“Riset masih secara in vitro dan masih terus dilakukan sesuai tujuan pengembangan. Nantinya (akan dilihat) apakah perlu uji in vivo (pada makhluk hidup) dan uji klinis lainnya," kata Intan.

Hingga saat ini, pengembangan produk oleh Balitbangtan menghasilkan lima produk antivirus corona dari tanaman eukaliptus, yakni minyak aromaterapi, balsam, roll-on, inhaler, dan kalung aromaterapi.

Meski belum ada uji klinis, Kementan telah mendaftarkan hak paten untuk tiga produknya ke Kementerian Hukum dan HAM. Ketiganya adalah Formula Aromatik Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus dengan nomor pendaftaran P00202003578, Ramuan Inhaler Antivirus Berbasis Eucalyptus dan Proses Pembuatan dengan nomor P00202003574, serta Ramuan Serbuk Nanoenkapsulat Antivirus Berbasis Eucalyptus dengan nomor P00202003580. 

Adapun cara kerja ketiga produk tersebut dalam menangkal virus corona ialah dengan membunuhnya sebelum ia masuk ke tubuh manusia—ketika virus menempel di tenggorokan sebelum masuk ke paru-paru.

Fadjry sendiri mengatakan, produk diffuser oil mampu membasmi virus saat masih di udara. “Hasil pengujian kami, (produk) dalam bentuk inhaler bisa membunuh virus yang di tenggorokan dan saluran napas. Kalau diffuser oil bisa mematikan virus di udara.”

Antivirus kementan

Kementan juga menggandeng PT Eagle Indo Pharma (Cap Lang) untuk mengembangkan dan memproduksi agar produk bisa tersedia lebih cepat di pasaran.

“Sehingga dapat digunakan masyarakat sebagai pencegahan pandemi virus corona,” ujar Fadjry pada penandatanganan perjanjian Lisensi Formula Antivirus Berbasis Minyak Eucalyptus antara Balitbangtan dan Cap Lang di Bogor.

Menurutnya, sejak proses uji coba, produk eukaliptus itu telah mendapatkan respons positif dari berbagai pihak. Ia menyebut banyak orang sudah menanyakan ketersediaan produk tersebut. Saat acara launching, Kementan pun memberikan lebih dari 1.000 paket kepada mitra yang hadir. 

Baca lanjutannya: Pro Kontra Penggunaan Minyak Kayu Putih untuk Mengatasi Virus Corona (Bagian 2)

Related

Science 7182789741042148742

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item