Bisnis di Bidang Pernikahan Ikut Morat-Marit Akibat Wabah Corona

Bisnis di Bidang Pernikahan Ikut Morat-Marit Akibat Wabah Corona, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Tak dipungkiri, wabah COVID-19 kali ini membikin segala sisi kehidupan morat-marit. Beragam perusahaan barang dan jasa gulung tikar, yang masih bertahan mencoba melakukan efisiensi dan inovasi meski berjalan terseok. Begitu pun jasa-jasa perencanaan pernikahan.

Semula Indri, pemilik jasa perencanaan pernikahan “Nakarina”, mengaku bisnisnya sudah tekor karena harus mengembalikan uang muka yang telah disetor para klien. Setelah pandemi mengguncang Indonesia, ia merasakan hampir tidak ada klien yang menggunakan jasanya sama sekali.

“Penurunan sampai 90 persen. Banyak pembatalan, ada juga yang minta mundur,” ungkap Indri saat dihubungi.

Indri terpaksa ikut merumahkan sebagian karyawan dan memangkas gaji mereka. Ia tak berani mengambil risiko untuk tetap menjalankan bisnis saat pembatasan fisik tengah gencar dilakukan. “Takut digrebek,” begitu Indri bilang kepada kami.

Namun, ia sadar tak bisa terus-menurus jatuh dalam kondisi ini. Akhir April bersama dengan tim yang tersisa, ia memutar otak dan melakukan inovasi perencanaan pernikahan. Mereka menawarkan layanan virtual wedding bagi pasangan yang tetap melangsungkan acara nikah di tengah pandemi.

Pasangan pengantin tetap melakukan akad sesuai protokol kesehatan yang disyaratkan. Namun, mereka tetap bisa mengundang “tamu” lain lewat platform pertemuan daring. Prosesi pernikahan bisa diikuti oleh para tamu lewat jarak jauh. Selain itu “Nakarina” juga menyediakan dekorasi green screen bagi pengantin yang menginginkan suasana pernikahan di alam terbuka.

Paket-paket pernikahan ini bisa didapatkan mulai dari harga Rp15 juta saja. Sementara pengantin berhak atas fasilitas virtual wedding, dekorasi rumah, rias, dokumentasi, dan makanan untuk 30 porsi. Jika dihitung-hitung, dengan konsep ini pengantin bisa menghemat pengeluaran hingga lebih dari 50 persen.

“Sangat hemat jika dibandingkan biaya pernikahan normal, karena katering berkurang banyak. Makanan itu mengambil 1/3 total pengeluaran,” jelas Indri.

Semakin banyak tamu yang datang, maka bujet pesta pernikahan akan semakin besar. Lazimnya dalam pesta pernikahan konsumsi dihitung dua kali lipat dari jumlah undangan. Jadi semisal undangan mencapai 50 orang, maka konsumsi yang harus disediakan adalah 100 porsi.

Jumlah tersebut dibuat dengan asumsi setiap satu tamu datang membawa pasangan kondangan. Nah, di saat pandemi seperti ini, hitungan tersebut tidak berlaku karena tamu yang datang berjumlah pasti, alias dibatasi hanya sampai 30 orang.

Konsep pernikahan virtual dari Nakarina kemudian menarik pelanggan anyar. Mulai pertengahan Juni kemarin pasangan-pasangan baru yang sebelumnya tidak ada di daftar pelanggan malah bermunculan. Pernikahan virtual jadi titik cerah bisnis Indri agar bisa berjalan di tengah pandemi.

Related

News 1469847680086382676

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item