Jokowi Targetkan Vaksin Corona Diberikan ke Masyarakat Indonesia Pada Januari 2021 (Bagian 2)

Jokowi Targetkan Vaksin Corona Diberikan ke Masyarakat Indonesia Pada Januari 2021, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Uraian ini adalah lanjutan uraian sebelumnya (Jokowi Targetkan Vaksin Corona Diberikan ke Masyarakat Indonesia Pada Januari 2021 - Bagian 1). Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan urutan lebih lengkap, sebaiknya bacalah uraian sebelumnya terlebih dulu.

Honesti melanjutkan, kapasitas produksi 250 juta per tahun itu untuk seluruh jenis vaksin Covid 19, tidak hanya Sinovac. Sementara, kapasitas produksi Biofarma untuk vaksin berbagai jenis penyakit mencapai dua miliar pertahun.

"Itu hanya untuk vaksin Covid 19 saja. Kalau total untuk semua vaksin, kapasitas produksinya sekitar dua miliar dosis per tahun jadi sangat besar. Yang kita dedikasikan untuk Covid 19 ini, 250 juta dosis per tahun," ungkap Honesti kemudian menyatakan pihaknya terbuka untuk vaksin Covid 19 platform lain.

Biofarma menargetkan produksi vaksin Covid 19 bisa dimulai Januari 2021, tentunya setelah keluar hasil uji klinis fase tiga dan registrasi dari Badan POM.

"Untuk produksi vaksinnya, tentunya kita menunggu hasil uji klinis ini yang selesai Januari 2021, dan kemudian registrasi dari Badan POM Januari juga, sehingga kita bisa mulai produksi juga bulan Januari karena teknologi produksi kita juga sudah cukup bagus. Sebenarnya kita bisa mengejar target-target, tergantung sekarang program pemerintah mau berapa populasinya," ujar Honesti.

Badan POM memastikan pihaknya tetap akan terus memantau keamanan vaksin setelah diproduksi nanti dengan melakukan pengujian sampel di setiap batch produksinya.

"Untuk vaksin itu, nanti pun setelah diproduksi di sini, setiap bets pembuatan akan selalu diperiksa oleh Badan POM, ada sampelnya di Badan POM. Memang vaksin itu lebih ada jaminan dari Badan POM karena ada lot release. Kita selalu akan sampling setiap batch pembuatan. Vaksin yang datang dari Sinovac masuk ke sini, kita dampingi pada saat masuk, kemudian kita lakukan sampling, lot release untuk menguji aspek mutunya," ujar Penny.

Pelaksanaan uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac tahap tiga dapat dilakukan setelah Komite Etik Penelitian Universitas Padjajaran (Unpad), Bandung, memberikan persetujuan.

"Benar, (Komite Etik) sudah (menyetujui)," ujar Ketua tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad, Profesor Kusnandi Rusmil, sebagaimana dilansir situs resmi Unpad.

Selanjutnya, tim riset uji klinis vaksin Covid-19 Unpad mulai membuka pendaftaran peserta.

Kusnandi mengatakan, rekomendasi dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjajaran diperlukan karena "ingin memastikan keselamatan relawan". Ia mengungkapkan, komite etik meminta sejumlah perbaikan dalam hal prosedur pengujian vaksin agar lebih memastikan keselamatan para relawan.

"Ada tambahan pemeriksaan yang diminta. Kenapa diminta? Karena ini penyakit baru sehingga perlu hati-hati jangan sampai ada apa-apa. Mungkin pemikirannya seperti itu dari komite etik. Pada prinsipnya agar subyek (relawan), aman," kata Prof. Kusnandi.

Apa kriteria untuk menjadi calon peserta?

Prof. Kusnandi menjelaskan, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi calon peserta uji klinis.

Pertama, calon peserta merupakan orang dewasa berusia antara 18 - 59 tahun yang dinyatakan sehat, serta senantiasa mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pembatasan fisik maupun sosial selama wabah pandemi Covid-19 berlangsung. Calon peserta juga dinyatakan tidak memiliki riwayat terinfeksi virus corona.

"Calon peserta akan dilakukan tes terhadap apus tenggorokan (swab test) dan rapid test untuk mengetahui apakah ada kemungkinan sedang atau pernah terinfeksi Covid-19," jelasnya, dalam situs resmi Unpad.

Ia menegaskan, peserta akan mendapatkan tes swab maupun tes rapid secara cuma-cuma.

Sehat atau tidaknya kondisi calon peserta dibuktikan dengan tidak mengalami penyakit ringan, sedang, atau berat serta tidak memiliki riwayat penyakit asma dan alergi terhadap vaksin.

Calon peserta juga tidak memiliki kelainan atau penyakit kronis seperti gangguan jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, diabetes, penyakit ginjal dan hati, tumor, epilepsi atau penyakit gangguan syaraf lainnya.

Lebih lanjut Prof. Kusnandi menjelaskan, calon peserta tidak memiliki kelainan darah atau riwayat pembekuan darah, tidak memiliki penyakit infeksi lain dan demam, serta tidak memiliki riwayat penyakit gangguan sistem imun. Suhu tubuh calon pendaftar juga tidak boleh melebihi 37,5 derajat Celcius.

Selanjutnya, calon peserta bukan merupakan perempuan hamil atau berencana hamil selama periode penelitian, serta tidak sedang menyusui. Calon peserta juga tidak sedang ikut atau akan diikutsertakan dalam uji klinis lain.

"Peserta tidak mendapat imunisasi apa pun dalam waktu 1 bulan ke belakang atau akan menerima vaksin lain dalam satu bulan ke depan," tutur Prof. Kusnandi.

Calon peserta berdomisili di Kota Bandung dan tidak berencana pindah dari lokasi penelitian sebelum penelitian selesai dilaksanakan.

Prof. Kusnandi menegaskan, dalam 14 hari sebelum dimulainya penelitian, peserta tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien terinfeksi virus corona, tidak memiliki riwayat kontak dengan pasien yang menunjukkan demam atau gejala sakit saluran pernapasan yang berdomisili di daerah atau komunitas yang terdampak Covid-19, serta tidak memiliki dua atau lebih kasus demam dan/atau gejala saluran pernapasan di daerah dengan lingkup kecil, seperti rumah, kantor, dan sekolah.

Berapa banyak calon peserta yang diperlukan?

Sebanyak 1.620 relawan dibutuhkan dalam proses uji klinis vaksin. Namun, tidak semua peserta akan disuntikkan vaksin.

Sebanyak 540 orang akan disuntikkan vaksin, sedangkan sisanya akan mendapat cairan plasebo. Penentuan pemberian vaksin atau plasebo akan dilakukan secara acak.

"Bagi yang menerima plasebo akan mendapatkan vaksin Covid-19 setelah vaksin didaftarkan," jelas Prof. Kusnandi.

Kesehatan peserta dipastikan tetap dipantau oleh petugas penelitian secara tertatur selama jalannya penelitian, atau sekitar enam bulan setelah pemberian vaksin terakhir.

Prof. Kusnandi memastikan, seluruh peserta dilindungi asuransi kesehatan. Pendaftaran peserta uji klinis dibuka hingga 31 Agustus 2020.

Pemerintah 'menjamin kesehatan' para relawan

Sementara itu, pemerintah Indonesia melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengatakan mereka berkomitmen melindungi kesehatan para relawan.

"Jaminan kesehatan, semua pasti akan dilindungi pemerintah. Kami update kalau keadaan sudah semakin jelas," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito.

Baca lanjutannya: Jokowi Targetkan Vaksin Corona Diberikan ke Masyarakat Indonesia Pada Januari 2021 (Bagian 3)

Related

News 3304948334105866120

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item