Terdampak Corona, Separuh Startup di Indonesia Tak Yakin Mampu Bertahan sampai Tahun Depan

Terdampak Corona, Separuh Startup di Indonesia Tak Yakin Mampu Bertahan sampai Tahun Depan, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Survei terbaru menunjukkan perusahaan rintisan berbasis teknologi alias startup digital sangat terpukul pandemi korona.

Hanya kurang dari separuh startup digital yang mengaku masih optimistik bisa bertahan hingga setahun ke depan. Sisanya, 21 persen mengaku hanya bisa bertahan sampai Maret tahun depan, 20 persen lagi sampai akhir tahun ini, dan 10 persen sudah berakhir sejak Juni lalu.

Direktur Riset Katadata Insight Center, Mulya Amri, menyatakan sejumlah siasat telah dilakukan untuk bertahan di tengah pandemi.

Sebagian besar pengelola (52 persen) melakukan pengurangan biaya operasional, memangkas biaya promosi (41 persen) dan mengurangi biaya produksi (32 persen). Pengurangan biaya operasional dilakukan dengan pemotongan gaji karyawan (35 persen), dan pemangkasan jumlah karyawan (24,5 persen).

Survei Katadata Insight Center yang dilakukan terhadap 139 eksekutif perusahaan startup pada Mei-Juni 2020 juga menunjukkan bahwa perusahaan rintisan cenderung tidak melakukan perubahan strategi pada masa pandemi.

“Kebanyakan hanya mengubah jumlah dan jenis produk atau layanan. Perubahan jenis produk/layanan didorong perubahan preferensi konsumen yang cenderung mencari barang kebutuhan pokok dan yang terkait kesehatan,” kata Mulya.

Hanya 33 persen startup dalam kondisi baik

Survei Katadata juga mencoba memotret kondisi startup sebelum dan setelah pandemi. Jumlah startup yang berada dalam kondisi baik atau sangat baik menyusut dari 74,8 persen menjadi 33 persen. Sebaliknya, jumlah startup yang berada dalam kondisi buruk atau sangat buruk berlipat dari semula 3,6 persen menjadi 42,5 persen.

Survei terhadap jajaran eksekutif startup dari berbagai sektor ini juga menunjukkan jika sektor pariwisata, sektor ekosistem pendukung digitalisasi dan maritim paling terpukul.

Sementara itu, sektor sistem pembayaran, logistik, pertanian, kesehatan, teknologi informasi dan sektor pendidikan, meski terkena dampak, kondisi perusahaannya masih cukup baik. Di sisi lain, perusahaan yang berada pada tahapan awal (seed & cockroach) cenderung paling terpukul.

“Pelaku ekonomi digital yang sudah memiliki valuasi lebih besar atau pada tahapan Pony, Centaur dan Unicorn cenderung masih bisa menahan tekanan memburuknya ekonomi akibat pandemi,” kata Mulya.

Tekanan yang dialami selama pandemi tergambar dalam penurunan terhadap jumlah pengunjung/pengunduh aplikasi, jumlah transaksi per bulan, nilai transaksi per bulan dan jenis produk/layanan yang ditawarkan.

Jumlah startup dengan nilai transaksi di atas Rp1 miliar - Rp100 miliar per bulan, banyak yang mengalami penurunan omzet menjadi di bawah Rp1 miliar, yakni dari 30,2 persen menjadi 14,7 persen.

Namun, jumlah startup dengan transaksi di atas Rp100 miliar yang semula sebanyak 10,9 persen startup mengalami kenaikan 2,3 persen menjadi 13,2 persen. Selain pergeseran jumlah transaksi, juga terjadi perubahan preferensi konsumen yang diikuti startup dengan perubahan jenis dan fokus layanan.

Sektor pariwisata paling terdampak

Misal sektor pendidikan terjadi perubahan permintaan dari kursus offline menjadi online. Pada sektor pariwisata semula menjual tiket berganti menjadi jasa pelayanan pembayaran tagihan online dan pulsa.

Dirjen Aptika Kominfo, Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan riset atas kondisi startup semasa pandemi ini dilakukan untuk memastikan Kominfo mendapat gambaran yang lebih akurat atas situasi ekonomi digital.

“Kami ingin program dan kerja kita tepat sasaran, kami ingin ekonomi digital ini terus tumbuh dan berkembang dan belajar dari apa yang menjadi potensi dan tantangan dari kondisi pandemi Covid-19,” kata Samuel.

Related

News 7275902419878632848

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item