Klaster Keluarga Bermunculan, Ini Tips Cegah Penularan Corona di Rumah Anda

Klaster Keluarga Bermunculan, Ini Tips Cegah Penularan Corona di Rumah Anda, naviri.org, Naviri Magazine, naviri majalah, naviri

Naviri Magazine - Jika selama ini penularan virus corona lebih banyak terjadi di tempat umum, maka kali ini penularan COVID-19 mulai mengancam unit terkecil, di mana itu terjadi di lingkungan keluarga.

Berdasarkan data yang dihimpun PandemicTalks, kelompok yang berinisiatif menghimpun informasi ke masyarakat terkait COVID-19 dengan analisis data, klaster keluar setidaknya terjadi di beberapa kota dengan angka penularan cukup tinggi.

Di Bogor, misalnya, tercatat ada 48 klaster keluarga virus corona dengan total jumlah terinfeksi mencapai 189 orang. Sementara di Yogyakarta 9 klaster keluarga, total terinfeksi 13 orang. Malang 10 klaster keluarga, total infeksi 35 orang. Semarang 8 klaster keluarga dan yang terinfeksi 35 orang, serta terakhir adalah Bekasi dengan 155 klaster keluarga, berisi 437 orang positif COVID-19.

Klaster keluarga terjadi ketika salah satu anggota keluarga terinfeksi virus, lalu menularkan ke anggota keluarga lain sehingga satu rumah tangga tertular COVID-19. Klaster keluarga ini menjadi sangat berbahaya karena transmisi COVID-19 telah masuk ke satuan unit terkecil dalam society.

Artinya, segala kebijakan, protokol dan sistem monitoring yang diterapkan pemerintah, tempat publik dan perusahaan tidak bisa menahan transmisi virus ke lingkungan terkecil.

Terlebih, dalam lingkup dan kultur sosial Indonesia yang mengutamakan silaturahmi, penularan bisa jadi semakin masif, seperti di Bogor terdapat satu RT yang hampir seluruh warganya positif COVID-19.

Hal ini diperburuk jika warga yang bergejala enggan melakukan tes swab, karena takut stigma buruk dari masyarakat, salah satunya dikucilkan, dan akhirnya berperan sebagai carrier.

Studi kasus yang dilakukan PandemicTalks di Bogor menunjukkan bahwa 34,7 persen kasus Bogor berasal dari klaster keluarga. Klaster ini juga menjadi penyumbang kasus terbanyak di Bogor. Penularannya terjadi akibat imported case, yakni adanya aktivitas warga yang bepergian ke luar kota atau daerah lain, dan kemudian tertular COVID-19.

Dari 189 anggota keluarga yang terpapar positif corona, sebagian besar adalah orang usia lanjut dan anak-anak. 24 persen warga yang terpapar corona adalah OTG alias orang tanpa gejala atau asimtomatik. Hal ini jelas sangat berbahaya karena penderita merasa sehat namun membawa virus ke lingkungan sosialnya.

Sementara hasil survei Dinas Kesehatan Kota Bogor, warga Bogor yang percaya bahwa COVID-19 itu ada hanya 15 persen. Artinya, 85 persen warga Bogor ragu akan kebenaran virus corona.

Cara cegah penularan COVID-19 di klaster keluarga

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya transmisi di lingkup keluarga, berikut penjelasannya:
  • Patuhi protokol kesehatan kapan dan di manapun 
  • Analisa risiko dan jalankan protokol VDI (ventilasi-durasi-jarak) 
  • Selektif dalam menerima tamu ke rumah 
  • Terapkan pemahaman mendalam ihwal corona di lingkungan RT dan RW 
  • Lakukan silaturahmi dengan kerabat, teman, tetangga secara virtual tanpa tatap muka 
  • Diam di rumah, kalau enggak perlu-perlu banget tidak usah bepergian 
  • Jangan jalan-jalan, piknik atau liburan, tahan kebosanan demi keselamatan keluarga 
  • Jika bergejala segera periksa ke Rumah Sakit atau puskesmas dan mengisolasi diri dengan memisahkan ruangan dengan anggota keluarga lain

Related

Tips 7808188798464825652

Recent

Hot in week

Ebook

Koleksi Ribuan Ebook Indonesia Terbaik dan Terlengkap

Dapatkan koleksi ribuan e-book Indonesia terbaik dan terlengkap. Penting dimiliki Anda yang gemar membaca, menuntut ilmu,  dan senang menamb...

item